ALFHCAS'27 - Ada Igo

313 26 3
                                    

Safa melangkah menuju taman belakang sekolah. Suasana sepi yang selalu membuat gadis itu merasa tenang. Ia benar masih tak percaya, seseorang yang ia kagumi sejak kelas satu ternyata merupakan lelaki masa lalu sahabatnya.

Mengapa dunia se sempit ini?
Mengapa harus Alan?

Tangis Safa semakin pecah mengingat tentang Alan. Laki-laki yang beberapa waktu lalu membuatnya memiliki harapan baru.

"Lo kenapa nangis?" tanya Igo yang sudah ikut duduk di sebelahnya.

Safa mengusap air matanya dengan kasar, "Gue nggak papa. Kelilipan tadi. Lo ngapain disini?"

"Karna gue tau lo di sini, makanya gue ada di sini."

Safa hanya diam. Menundukkan kepalanya. Hatinya menahan sakit luar biasa, bukan rasa sakit saat Alan di dekati oleh fans nya atau oleh Hanny yang sempat dituduhnya berpacaran dengan Alan.

"Gue tau lo daritadi nangis di sini. Gue tau apa yang lo rasain, Fa. Lo boleh keluarin semuanya, dan gue bakal temenin lo disini."

"Go, gue salah yaa suka sama orang?" tanya Safa dengan suara parau nya.

Entah mengapa, hati Igo terasa nyilu melihat cewek di sampingnya bertanya begitu dengan matanya yang sudah kembali berkaca-kaca.

"Gue pernah nanyain itu sama lo kan? Dan jawaban gue sama kaya lo. Gue tau. Lo sakit kan ngeliat Alan sama Gea?"

"Darimana lo tau?"

"Gue tau, sejak awal kalo lo emang suka sama Alan. Gue bisa liat dari mata lo. Gue bisa liat cara lo mandang dia."

"Go----"

"Lo boleh keluarin semuanya, tapi setelah ini janji sama gue jangan nangis lagi buat dia." Igo menarik Safa ke dalam pelukannya, membiarkan gadis manis itu mengeluarkan semua isi hatinya lewat air matanya sudah mulai membasahi seragamnya.

Tangan Igo mengelus lembut puncak kepala Safa, memberi ketenangan pada gadis itu.

"Kenapa lo baik banget sama gue, Go?" Safa mendongak, menatap manik teduh milik Igo.

"Lo lupa kalo kita sahabatan?"

"Tapi, gue ngerasa bukan karna itu, Go-----"

"Fa, jujur gue sayang sama lo. Lebih dari seorang temen maupun sahabat."

Safa menarik dirinya daru Igo. Menatap lekat mata laki-laki itu. Terpancar sebuah kekecewaan di sana. Kekecewaan yang sama dengan miliknya.

"Igo, lo tau dari awal kalo gue suka sama Alan, tapi hati lo sendiri terluka karna gue. Gue---"

"Gue nggak papa kok, Fa. Gue seneng ngeliat lo bahagia, udah lebih dari cukup buat gue asal gue bisa liat lo seneng."

"Go, gue minta maaf."

"Lo nggak perlu minta maaf. Karna lo nggak salah."

"Go------"

Jari telunjuk Igo sudah berada di depan mulut Safa, pertanda cowok itu memintanya berhenti bicara.

"Sstttt. Bagi gue cukup lo mau jadi sahabat gue, itu udah ngebuat gue seneng. Dan, gue mohon, jangan pernah jauh dari gue."

"Gue nggak janji, Go. Karna gue nggak tau masa depan nanti kita gimana, tapi gue bakalan berusaha."

"Gue percaya sama lo."

Safa tersenyum.

"Fa, lo beneran nggak inget sama gue?"

Safa mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"

"Lo inget nggak sama cowok yang waktu itu lo tabrak di depan supermarket?"

Safa memutar ingatannya, mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

"Ah, gue inget. Jadi, itu lo?" Safa tampak antusias.

"Iya, sejak gue ketemu lo gue ngerasa gue suka sama lo. Bisa dibilang cinta pandangan pertama. Awalnya, gue coba nggak peduli, tapi la mah lama gue jadi makin penasaran, akhirnya gue cari tau tentang lo, dan lo inget nggak sama taksi yang nganter lo pas pulang sekolah?"

"Jangan bilang?---"

"Yaps. Lo bener. Gue yang pesenin itu buat lo."

"Gue nggak nyangka. Makasih banyak, Go. Dan gue minta maaf."

"Udah, ah. Lo minta maaf mulu perasaan. Bosen gue."

"Iya-iya."

"Jangan nangis lagi dong. Persediaan air mata ntar nggak cukup buat nangisin kebahagiaan lo."

Safa mengangguk. Kemudian, tersenyum manis menampakkan kedua lesung pipitnya.

"Makasih Igo, gue minta maaf karna belum bisa buka hati gue buat lo. Tapi.. Tapi gue bakal coba perlahan lahan."

"Udah nggak usah dibahas, dan lo nggak usah maksain juga. Satu lagi, gue bosen denger lo daritadi ngomong Maaf Go, Makasih, Go. Bosen gue. Nggak ada kata lain apa. Igo ganteng kek."

Safa terkekeh, "Dih, mulai deh Pd lo. Oiya, seneng nggak nih, ketemu mantan?"

"Apaan sih, gue udah nggak ada rasa sama dia."

"Ah, masa?"

"Udah, nggak usah cemburu gitu. Gue sukanya sama lo kok."

"Najis, Idih, PD banget lo, di ajarin siapa lo?"

"Elo kan?" Igo terkekeh, diikuti Safa yang sekarang sudah lebih baik.

"Gue mintaa maaf, Fa. Gue nggak tau semuanya bakalan kaya gini. Gue baru sadar, gue sakit ngeliat lo sama Igo!! Fa.... gue cemburu !"

Seseorang dari balik pohon melihat Safa dan Igo yang sedang tertawa, seakan semuanya baik-baik saja.

Thankyou and Happy Reading❤❤🌵🌵🌵🌵

"ALFCHAS" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang