ALFCHAS'31 - Menyesal

551 21 0
                                    

Sejak kejadian waktu itu, hingga saat ini hari-hari kelulusan, Safa mejaga jarak pada Alan. Membuat cowok itu merasa ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang sejak lama tidak ia sadari. Sesuatu yang baru saja ia sesali karena ketidakpekaan nya.

Bukan hanya Safa, Gea pun sama. Gadis masa lalunya itu juga sedang menjaga jarak dengannya. Namun, Alan tidak terlalu peduli. Keadaan pun masih sama seperti kejadian seminggu lalu, bukan makin membaik justru semakin memburuk.

Sudah berulang kali, setiap ada kesempatan, Safa selalu mencoba berbicara pada Gea. Namun selalu berakhir sama. Di abaikan.

"Al, biarin gue ngasih penjelasan. Gue mohon dengerin gue." Ucap Safa yang entah sudah keberapa kali berbicara seperti itu.

"LEPAS!"

"Nggak, sampe Lo mau dengerin penjelasan gue!"

"Penjelasan lo sama sekali nggak akan ngerubah apapun! Jadi sekarang lepas!!" Gea menghentakkan tangannya kasar, hingga terlepas dari cekalan Safa. Kemudian segera pergi.

Safa tak tinggal diam. Gadis itu mengikuti kemana Gea pergi. Berulang kali Safa berteriak, tak pernah ada respon dari Gea yang sekarang mulai berjalan cepat.

"GE, LO HARUS DENGERIN SAFA!" Teriakan Alan untuk Gea, tak membuat gadis itu berhenti. Justru semakin mempercepat langkahnya. Sampai beberapa suara klakson mulai terdengar di telinganya,

Kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi.

🌵🌵🌵

Aroma khas rumah sakit menusuk Indra penciuman gadis manis ini. Gea hanya bisa membeku, tubuhnya terasa kaku. Terutama bibirnya yang pucat saat ini. Gadis itu memejamkan matanya kuat, membiarkan air matanya berjatuhan membasahi pipinya. Tak sanggup melihat gadis yang sedang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

"Gue minta maaf."

Hampir saja, Gea tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya, kalau saja Vania tak menangkapnya, lalu memeluknya.

"Van, ini salah gue. Salah gue!!"

"Al, udah."

"Gue sahabat macam apa sih. Sahabat yang nggak berguna sama sekali! Harusnya gue mau dengerin penjelasan dia. Van gue---"

"Sssttt. Udah udah. Berhenti nyalain diri Lo sendiri."

"Ge, kalo sampe terjadi apa-apa sama Safa. Gue nggak akan pernah maafin Lo!" Ucap Igo yang sore ini terlihat kacau setelah mendengar kabar Safa kecelakaan.

"Udah, Go. Jangan nyalain siapa-siapa. Ini udah takdir." Vania mencoba menetralkan keadaan.

"Lan, gue----"

"Stop. Gue lagi nggak pengen bicarain apapun Ge. Kecuali keadaan Safa." Ucap Alan yang sama kacaunya dengan Igo. Mungkin lebih.

Dokter yang baru saja keluar dari ruangan Safa, langsung menyita perhatian semuanya.

"Gimana keaadan Safa dok?"

"Apa salah satu dari kalian adalah keluarganya?"

"Keluarnya sedang ada di luar kota semua dok. Nanti malam mereka ada kesini. Bagaimana keadaan Safa?" Alan yang tak sabaran, mengulang pertanyaannya.

"Pasien kehilangan banyak darah akibat kecelakaan tersebut, dan saat ini kita harus cepat melakukan transfusi darah. Sayangnya stok darah AB sedang menipis di rumah sakit ini. Apakah ada yang bergolongan darah sama dengan pasien?"

"ALFCHAS" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang