1. surat cinta

729 88 38
                                    

Serafina Brooks mengucek matanya yang gatal karena mengantuk lalu melangkahkan kakinya besar-besar agar lebih cepat sampai di kelasnya. Persetan dengan upacara, ia ingin tidur saja sekarang. Semalam ia keasikan menonton film Detective Conan terbaru sampai tidur terlalu malam. Sera──panggilan akrabnya──menaruh ranselnya di kursinya lalu berdecak saat teringat bahwa bantal tidurnya (iya, gadis itu memiliki bantal tidur khusus di sekolah) ada di loker, di koridor depan.

Gadis itu buru-buru berjalan ke luar kelas dan mengambil bantalnya. Tapi saat ia menarik Magyo keluar (nama bantal berbentuk kucing milik Sera itu bernama Magyo), ada amplop berwarna merah muda jatuh tepat di depan sepatu Vans hitamnya.

"Apaan nih," gumam Sera. Ia membalik amplop itu dan menemukan namanya tertera besar-besar di sana dengan simbol hati yang sama besarnya. Sera merobek amplop itu sembari berjalan kembali ke kelasnya, di dalam amplop itu terdapat kertas yang juga berwarna merah muda. Di balik lipatan kertas itu, hanya ada satu kalimat di tengah-tengah kertas itu, dan isinya:

Hai, kak Serafina. You're so gorgeous and I think I'm in love with you.

Hah. Sera membeku. "Alay banget, apaan coba. I think I'm in love with you? Cheesy."

Siapa gerangan, manusia kurang kerjaan yang menuliskan surat cinta tidak berguna seperti ini, untuk mengerjainya?

***

Sekarang Sera berbingung-ria bersama sahabatnya, Ava. Bukan Ava juga yang menulis surat itu untuk mengerjainya. Lalu, beberapa saat kemudian, seorang pemuda dengan gaya tengil dan model rambut lempar memasuki kelas sembari bersiul pelan.

Kedua gadis itu berpandangan, lalu memekik. "LOUIS!"

Louis yang merasa namanya diteriakkan lalu menoleh dengan antusias, "Hai, temans! Ada ap--WOI, ANJING KOK GUE DICUTE, SAKIT BENER!"

"Lo kan yang ngerjain gue!" tuduh Sera tanpa basa-basi. "pasti elo."

"Ngerjain apaan sih!" seru Louis kesal. Ia menepis tangan Sera yang masih bertengger di dadanya. Di depan putingnya yang malang.

Sera menyodorkan amplop merah muda dengan kasar ke Louis. "Ni pasti kerjaan lo, kan. Lo yang nulis kan?"

Louis merebut amplop itu, lalu membongkarnya. Louis mengernyit, lalu membaca surat itu keras-keras. "Hai, kak Serafina--wboii gbahisa nabhas!"

Ava tergelak lalu menggeleng melihat kelakuan kedua sahabatnya. Melihat Louis di siksa adalah hiburan tersendiri baginya.

"Sstt! Jangan dibaca kenceng-kenceng, bikin malu aja, anjing."

Louis terkekeh. "Kocak banget, ini apaan?"

Sera melotot. "Lah, gak usah sok goblok!" Ia menunjuk Louis dengan telunjuknya. "gue sumpahin goblok beneran, ntar!"

"Apaan sih, lo kali, gobloknya natural. Gak dibuat-buat."

"Ini surat lo yang nulis, kan?"

Louis pura-pura terkejut dengan gaya yang menyebalkan. "HAH, GUE?!"

Sera menoleh ke sekeliling kelas dan melihat reaksi teman-temannya ketika Louis berteriak seperti dituduh menghamili sapi tetangga. Ternyata mereka cuek-cuek saja. Emang dasar anak IPA, gak sosialis banget!

Ia baru saja ingin menggebuk bahu Louis keras saat Louis menggeleng dengan wajah datar. "Gak. Bukan gue. Kapan gue masukinnya coba?"

"Tadi."

"Apaan sih, tolol. Gue aja baru dateng beberapa menit yang lalu terus langsung lo cute, suratnya kan udah ada di lo!"

"Yaudah, gak usah ngegas, tulul." Sera mendengus. "yaudah, kemarin kalo gitu."

"KEMARIN KAN GUE CABUT DULUAN, NEMENIN NYOKAP KE RUMAH SAKIT, LO LUPA?"

Gantian Ava yang menggebuk bahu Louis keras. "Keterlaluan. Kuping gue kalo bisa pensiun, pensiun kali dia."

Termenung, Sera kembali ke tempat duduknya. Tidak lama setelah itu, ponselnya bergetar menandakan adanya pesan masuk dari aplikasi LINE-nya.

Luke Hemmings : tes tes
Luke Hemmings : halo
Luke Hemmings : i lov yu
Luke Hemmings : ea.

Sera mengernyit. Apa-apaan?!


haluuuu semuaaah! ini adik kelas gue remake ya, abisan terakhir kayak kurang sreg gitu HEHEHEH 💓

SELAMAT MEMBACA KALIAN LOV YU OL MUACH MUACH

ku kangen kalean heheheheh





adik kelas//luke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang