10. classmeeting

235 49 6
                                    

Sera menggeliat diatas ranjang. Sekarang sudah pukul tujuh, yang mana ia harus mandi dan bergegas ke sekolah. Hari ini memang ia bisa datang siang karena diadakan classmeeting──yang sebenarnya juga diadakan pukul sembilan, tetapi karena ia pengurus kelas, maka ia harus datang lebih pagi. Sera mencoba tidak peduli atau mengungkit lagi soal Luke yang mau ikut kelas akselerasi atau apalah kata pak Marjan kemarin.

Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil handuk. Bergegas mandi.

Setelah selesai mandi, ia memakai kaus polos berwarna lilac dan bawahan celana training hitam. Ia menyemprotkan parfum 'Fruity' Zara-nya dan mengambil kaus kaki asal-asalan. Ia lalu termenung, hari ini pakai sepatu apa ya? Karena kemarin sore ternyata tiba-tiba hujan dan sepatu sekolahnya basah. Bodohnya, ia lupa mengeringkan sepatunya sampai tengah malam kemarin.

Sera mengerling ke arah dua kotak sepatu berwarna merah dan hijau yang kontras sekali di pojok kamarnya. Itu adalah sepatu yang Sera titip pada Niall saat Niall ke Jepang dua minggu yang lalu.

Sera menghampiri kotak tersebut lalu berpikir, pakai yang mana ya?

Sera menghampiri kotak tersebut lalu berpikir, pakai yang mana ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nike Airmax atau Puma Suede gue, ya?" gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nike Airmax atau Puma Suede gue, ya?" gumamnya. "Puma aja deh, biar warnanya matching sama baju."

Gadis itu lalu mengambil tasnya diatas ranjang dan segera memesan Grab ke sekolahnya.

***

Sera berlari kecil ke ruang osis yang menjadi tempat dimana pengurus kelas disuruh untuk berkumpul. Sudah hampir lengkap. Tiap kelas dimintai dua perwakilan, ketua kelas dan sekretaris. Sera menghampiri Rehabeam yang mana adalah ketua kelasnya.

"Rey," sapa Sera. "gue ngga telat kan?"

Cowok itu menggeleng. "Ketua kelas IPA 1 belom dateng. Kita masih nungguin dia," jawabnya.

Tidak berapa lama, pintu ruang osis diketuk pelan, lalu timbul kepala dari balik pintu itu. "Hehe, gue belum telat kan?" tanyanya.

Wah, pemandangan. Sera membatin. Ternyata Zayn ketua kelas IPA satu, toh.

"Udahlah Zayn, cepetan masuk sini!" gerutu Camilla, sekretaris kelas IPA 1, yang mana adalah sepupu Zayn.

Lalu, Liam──si ketua osis──berdeham dan berkata cukup lantang agar bisa di dengar 14 orang lainnya yang ada di ruangan tersebut. "Gue udah bikinin urutan mainnya sama siapa lawan siapa, lo pada tinggal ambil undian aja──ya biasalah technical meeting gimana sih, lo pada udah dijelasin kan mainannya apa aja pas briefing kemarin?"

Orang-orang di dalam ruangan itu mengangguk dan Rey menyarankan agar Sera saja yang mengambil undian tersebut. Setelah mengambil undian dan segala macam urusannya, Liam berkata lagi.

"Ada yang bisa nempel bagan pertandingannya di lapangan ngga?" tanyanya. Ada dua tangan terangkat. "Oke, lo berdua ya."

Sera yang mengangkat tangan lalu menoleh untuk melihat siapa yang juga mengangkat tangannya. Ternyata Zayn. Ia lalu mengambil kertas-kertas bagan tersebut dan membiarkan Zayn yang membawa selotip beserta guntingnya.

Mereka berdua berjalan dalam diam, dan Sera merasa aneh dengan keheningan ini. Ia ingin membuka pembicaraan, tapi tak tahu apa. Saat mereka melewati kantin, tahu-tahu Zayn buka suara.

"Eh, Sera, ya?" Sera mengangguk. "Gue mau beli minum dulu bentar, nggapapa?" tanya Zayn.

Sera meringis. Zayn bahkan baru tahu namanya sekarang, sementara ia amat menyukai pemuda di hadapannya ini. "Iya. Nggapapa."

Mereka lalu berbelok ke kantin dan Zayn mengambil dua botol air mineral dingin. "Gue beliin lo satu, diminum ya." Zayn memberikan salah satu botol itu pada Sera dan mengeluarkan selembar lima ribuan dan menyodorkannya pada ibu Sulis, penjual minuman tersebut.

"Manis banget ya, anak muda jaman sekarang," ujar bu Sulis. "kalo pacaran minum dibayarin, terus serba kembaran kembaran gitu."

Zayn yang sepertinya sudah cukup akrab dengan bu Sulis lalu berkata, "Ah, Ibu bisaan aja. Btw, emang saya kembaran mananya deh, Bu?"

"Itu, sepatunyaaa," kata bu Sulis sambil menunjuk sepatu Sera dan Zayn. "kalo kata anak sekarang apa namanya? Unyu ya? Meuni unyu pisan itu teh."

Sera menunduk dan melihat sepatu Puma Suede berwarna lilac-nya yang kalau sedang tidak terlalu terang memang sangat mirip dengan Puma Suede abu-abu milik Zayn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sera menunduk dan melihat sepatu Puma Suede berwarna lilac-nya yang kalau sedang tidak terlalu terang memang sangat mirip dengan Puma Suede abu-abu milik Zayn. Setelah berpamitan dengan bu Sulis, mereka berdua lalu kembali berjalan menuju lapangan.

"Lucu ya, bisa samaan gitu kita sepatunya," ujar Zayn tiba-tiba.

Sera menoleh. "Gue, eh──nitip sama Niall pas dia ke Jepang," jawab Sera.

"Sama, dong!" seru Zayn. "curiga nih, gue."

Sera mengernyit. "Curiga apaan?"

"Curiga," ujar Zayn menoleh ke arah Sera lalu tersenyum kecil. "jangan-jangan kita jodoh."

Sera menyikut Zayn pelan. Runtuh sudah rasa gugupnya. "Halah, bisaan."

Zayn tertawa. "Gitu, dong, Ra! Kaku amat ama gue daritadi," serunya. "Santai aja kali, gue ngga gigit. Paling nyium doang HAHAHA najis banget sih, Zayn, Zayn."

Sera ikutan tertawa mendengar Zayn bermonolog sendiri. "Sok tau amat gue orangnya kayak gimana," tandas Sera iseng.

"Ngga tahu sih," jawab Zayn lalu menadahkan tangannya, meminta kertas bagan saat mereka tiba di lapangan. Ia menempel kertas tersebut lalu menoleh ke Sera, tersenyum jahil. "tapi gue sering liat lo nyute si Louis, gue nebak aja lo orangnya gimana."

Yha, mampus. Ketawan deh gue.


alig panjang juga gue nulis nih
ini part spesialnya zayn uwu
mulai sekarang bakal ada banyak zayn gais huehue *ketawa jaat*

adik kelas//luke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang