9. liburan

241 43 16
                                    

Pekan Ujian Nasional SMP telah berakhir lebih dari seminggu. Luke yang sekarang hanya di rumah saja, meneror Sera dengan lebih parah lagi. Atau begitulah menurut Sera.

Seperti siang ini contohnya, saat pelajaran Bahasa Indonesia yang gurunya cukup strict, ponsel Sera berbunyi nyaring, menandakan bahwa ada yang mem-free call-nya, karena ia kemarin niatnya ingin membesarkan volume media, tetapi malah membesarkan volume ringtone.

"Suara handphone siapa itu?" tanya Bu Sinta, guru Bahasa Indonesia.

Sera mengangkat tangan takut-takut. "Saya, Bu. Maaf. Ini langsung saya silent kok," ujar Sera sembari mengecilkan suara ponselnya. Ia melihat sekilas notifikasi di layar ponselnya.

Missed call from Luke Hemmings (1)

"Anak kampret," bisik Sera pelan.

"Kamu ini ya, Serafina, harusnya memberi contoh yang baik dong sebagai pengurus kelas," nasihat Bu Sinta. "malah mainan handphone pas pelajaran saya."

Lah. Kaga ada yang mainan henpon, ayam betutuuu.

"Iya, Bu, maaf."

Sera bisa melihat Louis yang duduk dua bangku di sebelah kanannya, mengucapkan 'mampus' dan tertawa jahat tanpa suara. Sera memutar bola matanya, mencoba mengabaikan Louis.

Ava menyikut Sera. "Siapa sih, Ra?" tanyanya.

"Siapa lagi, satu-satunya pengganggu idup gue?"

Ava terkekeh pelan. "Oh, dede gemay," katanya. "apa kabar dia, udah selesai kan UN, tuh."

"Au," jawab Sera asal sembari pura-pura asik membaca buku paketnya. Ada puisi Chairil Anwar yang berjudul 'Aku'. Sera sebenarnya sangat menyukai puisi.

"Au? Emas dong," canda Ava.

Sera menyipitkan matanya sebal. "Bismuth iodin karbon helium*," balasnya.

Ava berpikir beberapa detik. "Sialan," gumamnya kemudian.

"Baiklah, sampai disini saja pelajaran kita hari ini," ujar Bu Sinta membereskan barang-barangnya. "yang mau ditanyakan bisa kita bahas pada pertemuan selanjutnya ya, anak-anak."

Setelah ketua kelas menyiapkan kelas dan segala tetek bengeknya, Sera lalu mengambil ponselnya dan berniat untuk mencaci maki Luke.

Luke Hemmings: Missed Call
Luke Hemmings: yah
Luke Hemmings: acu lagi liburan dwongs
Luke Hemmings:

serafin: eh anjing sumpahan dahserafin: gw kena damprat anjirserafin: grgr u tlpserafin: lagian u kek gatau aja kalo jam segini tu jam sekola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

serafin: eh anjing sumpahan dah
serafin: gw kena damprat anjir
serafin: grgr u tlp
serafin: lagian u kek gatau aja kalo jam segini tu jam sekola

Luke Hemmings: ya astaga
Luke Hemmings: maap dehhh :((
Luke Hemmings: ngga maksud asli
Luke Hemmings: lagian emg kaga di silent? tumbenn

serafin: kaga
serafin: kepencet

Luke Hemmings: yauda maaf ya
Luke Hemmings: tebus dehh dosanya pake oleholeh bisa yayayaya?

serafin: dih

Luke Hemmings: pake gelang gelang kain unyu gt mau ga

serafin: dih

Luke Hemmings: serius mau ga

serafin: yg byk

Luke Hemmings: HAHAHA
Luke Hemmings: oke sayyy
Luke Hemmings: serrr*

Sera merengut, dasar anak aneh. Ia lalu membuka tasnya dan mengeluarkan catatan biologinya, pen beraneka warna, dan set brush pen-nya. Siap untuk mencatat. Bukan berarti ia suka dengan biologi atau bagaimana, ia hanya suka dengan guru biologinya.

Guru biologinya baru saja bekerja kurang lebih selama sebulan, tapi Sera sudah nyaman diajar oleh guru barunya ini, karena ia sangat niat dan kompeten. Namanya Pak Marjuni, umur kira-kira empat puluh tahunan, kumisan tebal, mukanya melas, kuno, dan rada sok asik. Enak banget kalo diajak bercanda.

"Ra!" panggil Dion, orang yang piket hari itu. "lo gantiin gue manggil pak Jun kayak biasa, kan?"

Sera mengangguk. "Iye, biar gue aja yang panggil si Marjan," ujarnya lalu beranjak dari duduknya. Ia lalu berjalan ke kantor guru yang letaknya ada satu lantai dibawah kelasnya, mengetuk pintu sebentar dan menghampiri meja pak Marjuni.

"Pak Marja──eh, Pak Marjuni maksudnya, ini pelajaran Bapak sekarang." Sera menarik-narik lengan baju gurunya.

"Apa sih, kamu," jawab pak Marjuni sok jutek.

"Ih, cepetan! Mau ngajar, ngga?!"

Memang sudah biasa Sera dan gurunya yang satu ini berdebat kecil seperti itu. Pak Marjuni lalu menggumamkan 'iya iya iya' dan mengambil buku paket biologinya dan berjalan bersama Sera naik ke atas.

"Kenapa ya, harus tiga lantai, saya kan capek naik turun tiap hari," ujar pak Marjuni sembari menekuni anak tangga dihadapannya.

Sera berdecih. "Ngeluh mulu."

"Eh, Dek," panggil si Marjan. Dia emang suka sengaja manggil-manggil orang 'dek' biar dibalas 'kak'. Berasa ganteng kali dia. "denger-denger ada anak SMP sebelah yang UN-nya dapet nilai sempurna semua mata pelajaran, terus katanya mau masuk ke sekolah kita, ikut kelas akselerasi langsung kelas sebelas. Barangkali kamu kenal."

Sera bertanya tak acuh. "Emang siapa, Pak?"

"Kalau ngga salah," ujar pak Marjuni mengingat-ingat. "namanya Luke Hemmings."

Sera melotot.

Hah.

Anjrit.

*[B]ismuth [I]odine [C]arbon [H]elium disatuin jadi BICH.

hiliwww
dobel apdet nih zheyenk💚
btw pak marjuni guru bio gue beneran, ini kalo ada anak 19 disini yang baca pasti tau🤣

dia tuh sotoy, gampang diajak becanda, nyebelin gt suka iseng. asli, kalo udah lulus gini paling kangen sama dia huhu :(

adik kelas//luke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang