Him?
Breathtaking Man itu sendiri?
Sekali lagi, he's kidding.
Masalahnya adalah aku tidak melihat adanya perubahan ekspresi dari dirinya. Ini berarti dia tidak sedang bercanda akan kalimatnya. Oh, sepertinya memang seperti itu, dia termasuk serious man. Bahkan aku tidak bisa membayangkan apa dia akan tertawa jika cerita yang akan aku bacakan adalah cerita lucu. Jika tertawa adalah hal yang berlebihan baginya, mungkin tersenyum sudah cukup. Berhentilah berpikir, Cherilyn!
"You?" tanyaku memastikan.
Tidak ada suara darinya lagi dan hanya anggukan yang aku dapatkan.
"You," sesaat aku berhenti, "your-self?" tanganku sudah mengarah padanya walau sedikit gerakan yang aku buat dengan jariku.
Sekali lagi, dia hanya mengangguk.
Fix.
Memang dia yang akan menjadi the listener dari cerita yang akan aku bacakan nanti. Kini, aku mulai berpikir. Cerita apa yang ada di dalam novel di tanganku ini hingga dia ingin seseorang membacakan untuknya? Tidakkah dia bisa membacanya sendiri? Aku mengingat dengan baik novel ini tidak menggunakan bahasa yang aneh, maksudku menggunakan bahasa yang memang kami gunakan sehari-hari, bukan bahasa asing lainnya.
Jangan katakan ada sesuatu yang special di dalam novel itu yang membutuhkan penjelasan khusus dari orang sepertiku, maksudku story teller.
"Lincoln."
"Ya."
Beberapa kali aku ingin menanyakan padanya apa isi novel itu dan beberapa kali aku mengurungkannya. Sesaat aku mengalihkan pandanganku pada novel di tanganku. Bukan dengan tangan yang diam, namun bergerak pelan, mencoba melihat acak halamannya. Mungkin aku mendapat sedikit gambaran tentang novel itu. Oh, aku terlalu sulit mengucapkannya. Maksudku novel ini bukanlah novel 'dewasa' yang menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan hal itu. Tahu maksudku?
Entah berapa lama aku menunduk, melakukan baca cepat mungkin, apa pun namanya, hingga suara dalam dan sexy itu kembali terdengar. Mengagetkanku lebih tepatnya. Well, bukan suaranya, namun tangan besarnya yang bergerak begitu pelan menutup novel yang aku pegang.
Aku masih menunduk, bahkan aku baru sadar jika dia sudah berjongkok di depanku.
"Not now," ucapnya pelan, lalu mengambil novel itu dari tanganku. Selanjutnya, dia memasukkan kembali novel itu ke dalam crimson case.
Perlahan aku menegakkan wajahku hingga wajah tampan yang menyesakkan dada itu terlihat begitu jelas. For heaven's sake, tanpa sadar mataku membulat sempurna. Baru kusadari dia memiliki warna mata yang begitu mengagumkan. Amber eyes, ya, aku bisa mengatakannya seperti itu. Jika ada yang tahu, warna mata itu sungguh jarang (super rare) dan dia memilikinya. Warna mata yang terlihat tajam dengan kilaunya jika dilihat dari jarak yang begitu dekat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lustfulness- #lustseries 1.0 [✅] 🔚
Mystery / Thriller21+ ONLY AGE RESTRICTIONS!! This is Thriller - Action - Romance story. Banyak mengandung unsur dewasa. I'VE WARNED YOU!!! Be wise reader. Bijaklah dalam memilih bacaan. ____________ Breathing in. Breathing out. Beberapa kali aku melakukannya. "My b...