Chapter 27 - Part of Me

6.3K 740 44
                                    

"I don't like surprise."

Aku mengucapkan kalimat itu tanpa jeda hanya untuk membuatku sedikit tenang. Permainan itu akan terus berlanjut dan aku harus selalu siap jika aku ingin mengetahui jalan pikirannya juga maksud dari apa yang dilakukannya.

I'm okay!

Dia akan menjagaku.

Dia akan memastikan aku selalu dalam keadaan aman.

Dia tidak akan meninggalkanku.

Ya, aku masih mengingat semua itu yang memang bagian dari permintaanku yang telah disetujui olehnya. Oh, katakan saja itu adalah janjinya terhadapku.

"Bukan kejutan."

Aku hanya mengangguk. Langkah kami pelan setelah meninggalkan area balkon. Okay, dia sudah menggenggam tanganku dengan begitu erat sekarang. Beberapa kali aku menatapnya walau pandangannya masih lurus ke depan.

Tanpa sadar aku menghela napasku. Ya, entah kenapa aku tidak dapat mengalihkan pandanganku dari wajah tampannya.

"Lincoln."

"Hmm."

"Where will you take me?"

Mungkin aku sudah tidak sabar dengan apa yang akan dia tunjukkan padaku hingga kalimatku itu keluar begitu saja. Jangan berpikir dia membawaku keluar dari mansion-nya. Tidak! Kami masih di dalam mansion-nya.

Belum ada jawaban darinya. Langkahnya masih pelan yang aku yakin menyamakan ritme langkahku. Okay, sekarang kami sudah turun ke lantai satu melewati living room-nya.

"Lincoln."

Di saat yang sama, langkahku terhenti begitu saja.

"It's fine."

Ya, aku masih mematung. Tahu kenapa? Bukan karena ruangan yang akan kami masuki tidak aku ketahui, namun aku tahu dengan jelas ruangan apa itu.

"C'mon."

Tangan besarnya tidak lagi menggenggam tanganku, namun memeluk pundakku begitu erat saat dia mengucapkan kata yang sering aku dengar darinya itu. Sesaat ingatanku kembali pada malam di mana aku melihat laki-laki dengan ketampanan menyesakkan dada itu bersama dengan wanita berambut hitam yang entah siapa dia, juga dengan wanita berambut blonde pada malam berikutnya di dalam ruangan yang akan kami masuki ini, ya, Cydney maksudku. Ciuman, cumbuan, s*x, yang mereka lakukan, apa pun namanya. Oh God, entah kenapa aku merasakan dadaku begitu sesak di dalam sana.

"Aku tidak ingin masuk ke dalam, Lincoln."

Bukannya bersuara, dia mengangkat daguku dengan begitu lembut hingga kudapati mata amber-nya.

"Kamu takut?"

Jika ada yang berpikir ruangan yang akan kami masuki adalah ruang kerjanya, itu benar! Belum ada suara dariku. Beberapa kali bibirku membuka dan menutup kembali tanpa ada kalimat yang aku ucapkan. Detik berikutnya, dia mendekap tubuh kecilku dengan begitu erat. Entah berapa lama hingga kurasakan kenyamanan dalam dekapannya itu.

"It's fine, Cherry."

Silent night.

Begitu bodoh. I know. Aku berusaha keras untuk menghilangkan ingatan itu dari otakku. Berpikir jika romantic scene di ruang kerjanya itu tidak pernah terjadi karena menurutnya memang tidak terjadi mengingat dia tidak memasuki ruang kerjanya saat kejadian itu terjadi. Dan semua hanyalah mimpiku atau aku bisa mengatakan tidak nyata adanya. Siapa yang tahu mana yang benar? God, of course!

Lustfulness- #lustseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang