Chapter 18 - Fearful

7K 854 81
                                    

Real.

Not real.

Beberapa kali, hanya itu yang mengisi pikiranku. Aku masih mematung di tempatku dan menatapnya tanpa mengalihkan pandanganku sedikit pun.

Dia tidak diam, namun melakukan hal manis itu. Ya, kissing maksudku. Bukan kissing sekilas, tetapi aku bisa mengatakan penuh dengan nafsu. Bibir mereka tidak terlepas sedikit pun. Tangan besarnya menekan tenggkuk jenjang itu dan tangan kirinya bergerak begitu sexy. Katakan saja tangan itu meraba dada atas yang hanya tertutup kaos tipis tanpa lengan, lalu meremas bagian sensitif dari dada atasnya itu, juga menarik kaos itu hingga turun ke lengan kecil itu.

 Katakan saja tangan itu meraba dada atas yang hanya tertutup kaos tipis tanpa lengan, lalu meremas bagian sensitif dari dada atasnya itu, juga menarik kaos itu hingga turun ke lengan kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengenal dengan jelas siapa si gadis yang aku yakin sedang melayang akan perlakuan laki-laki yang terlihat begitu sexy itu. Ya, gadis yang selalu menemaniku setiap saat yang diperkerjakan laki-laki bertubuh tegap itu untuk menemaniku. Tahu siapa yang kumaksud?

Berkali-kali aku mengerjapkan mataku. Berharap hal yang aku lihat tidaklah nyata. Bisakah seperti itu?

Stop.

Please stop.

Inginku meneriakkan kata-kata itu, yang ada aku masih terdiam dan mematung tanpa bergerak sedikit pun. Tanpa sadar air mataku membasahi pipiku dan dengan cepat aku mengusapnya kasar. Tentu saja aku masih mengingat dengan baik semua kalimat gadis cantik itu tadi siang.

'Apa pun yang dibutuhkan Tuan, keinginan Tuan.'

'Melayani Tuan. Having hmm, sorry...s*x with him. Nona jangan berpikir seperti itu. Tuan tidak seperti itu, Nona.'

Breathing in.

Breathing out.

Entah berapa lama aku berdiri mematung. Mungkin tidak lama. Oh, otakku kacau sekarang.

Tap tap tap

Oh, no.

Dia bergerak juga berjalan ke arahku. Sejak kapan?

Mataku membola, langkahnya semakin cepat. Bukannya pergi atau berlari, aku masih terdiam. Sudah kukatakan aku ingin mengetahui apa ini nyata atau hanya sebuah mimpi. Let's face it! Itu yang ada di otak kacauku sekarang.

"Are you okay?" suara dalam dan sexy-nya mulai terdengar.

Aku masih belum bersuara, masih menatap wajah tampannya yang begitu dekat sekarang.

"Cherry."

Wait.

Menjadi pendengar yang baik mungkin akan membantu.

"Are you okay?" ucapnya lagi dengan tangan yang sudah mengelus lembut pipiku.

Real!

Lustfulness- #lustseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang