Chapter 15 - Confusion

7.6K 894 35
                                    

"You're kidding me."

Denial.

Apa seperti itu? Atau hanya untuk menghilangkan ketakutanku? Tentu aku tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan.

"No," ucapnya tanpa jeda dengan suara pelan.

"You're lying."

"No."

"I don't mind, Lincoln, aku tidak peduli apa yang kamu lakukan di dalam ruang kerjamu. It's fine for me. Just one, jujurlah padaku, please."

Hening.

Kurasakan napasku yang semakin menderu sekarang.

"Cherry," sesaat dia berhenti, aku bahkan tidak sadar jika tangan besarnya mengelus lembut pipiku, "it's the truth."

Beberapa kali bibirku membuka dan menutup, tanpa bisa mengucapkan apa pun lagi. Perlahan, aku menggeser posisi tidurku hingga tidak lagi berada dalam dekapannya.

"Sleep," ucapnya lagi, lalu memejamkan matanya.

Hening.

Bukannya tenang, aku semakin ketakutan. Sudah kukatakan aku tidak bisa membaca ekspresi dari wajah tampannya itu. Jika semua yang dia ucapkan adalah kebenaran yang terjadi di mana dia tidak berada di dalam ruang kerjanya kemarin juga tadi, ini berarti...oh, no.

Breathing in.

Breathing out.

Aku masih terjaga. Berusaha keras untuk tidur seperti apa yang dia ucapkan, tetapi sepertinya begitu sulit mengingat otakku terus bekerja bahkan semakin keras sekarang.

Truth.

Lie.

Pikiranku begitu penuh. Mungkin dia sadar aku masih terjaga, hingga kurasakan tangan besarnya kembali menarik tubuhku, lalu memelukku begitu erat. Tidak hanya itu dia juga mencium dahiku dengan begitu lembut.

 Tidak hanya itu dia juga mencium dahiku dengan begitu lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hei, apa yang dia lakukan?

Forehead kiss again?

Ini yang kedua. Entah kenapa aku hanya terdiam, bahkan otakku kosong seketika.

"Sleep," bisiknya tepat di telingaku.

Breathing in.

Breathing out.

Semakin lama pelukannya semakin erat, mungkin dia berusaha menenangkanku juga membuatku terlelap. Bahkan aku tidak sadar jika aroma maskulin dari tubuhnya tercium begitu kuat dengan posisiku yang seperti ini. Jika ada yang mengatakan aku menyukai aroma tubuhnya, itu tidak salah! Aku tidak tahu lagi berapa lama aku terjaga dengan mata terpejam hingga aku benar-benar terlelap.

Sunlight.

Aku dapat melihat sinar matahari pagi saat membuka mataku yang memasuki ruangan mewah dengan kesan maskulin ini. Tentu saja aku masih ingat jika aku tidur di tempat tidur laki-laki dengan ketampanan menyesakkan dada yang masih memelukku.

Lustfulness- #lustseries 1.0 [✅] 🔚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang