Maaf

19 11 4
                                    

*Arya pov
Bel pulang sekolah telah berbunyi, dengan cepat aku keluar kelas dan menarik tangan Rangga. Entah kenapa perasaanku tidak enak sejak tadi, apa terjadi sesuatu dengan Ana? Mengapa aku selalu memikirkan dia?

" Eh Arya, ini kenapa main tarik-tarik aja" tanya Rangga

" Cepetan Ngga, lele banget kayak putri solo. Nanti Ana keburu pulang"

" Ah males, nanti ketemu mak lampir" balasnya

" Tapi lo suka kan? " tanyaku

" Suka dari Hongkong, tapi dia cantik kalau dilihat.. "
" Kalo dilihat dari puncak Monas" lanjut Rangga

" Udah diem, malah bikin lawakan. Emang faktanya si Dinda itu cantik, tapi masih cantik Ana pastinya"belaku

" STOPPPPPPPPPP......." teriak Rangga

" A...a...a.aada apa? " kagetku

" Itu,,,, itu mak lampir. Tapi kok gak sama Ana" jawab Rangga

" Ah geblek, gue kira ada apa kaget tau,  kalau jantungan gimana? Mau gantiin jantungnya? "

"Enak aja, mahal tau. Udah ah, samperin yuk"

Aku dan Rangga pun menghampiri Dinda yang terlihat sedang mencari sesuatu dengan raut muka bingung dan cemas

" Din, Ana mana? "
" Eh kok lo nangis " lanjuku

" I...itu.. Itu... Ana A..na Ana hi
..hi...hilang kak, tadi dia bilang mau ke perpustakaan sebentar. Eh malah gak balik-balik" cemas Dinda

" Bolos mungkin, jadi udah pulang duluan" kata Rangga asal

" Eh pantat singa, Ana itu gak pernah bolos kayak gitu ya," teriak Dinda

" Eh wajah gosong bin mak lampir, kan gue cuma nebak, gak bisa diajak bercanda banget. Gak asik lo, padahal lo itu mau gue jadiin tambatan hati"

" Gatel gatel langsung gue, ah udah ada lo malah bikin rusuh" balas Dinda

" Udah udah... Jangan berantem, ayo sekarang kita cari Ana aja. Sebelum malam, nanti kalau ada apa-apa sama Ana gimana?" leraiku

" Kita pencar aja, supaya lebih cepat pencarian" usul  Rangga

Akhirnya kamu bertiga berpencar, akupun mencari Dinda ke perpustakaan hingga ke gudang sekolah namun hasilnya nihil. Bu Nuri penjaga perpustakaanpun sudah pulang jadi tidak bisa ku wawancarai, bingung, kesal, takut bercampur menjadi satu dalam benakku. Kedua tanganku mengepal dan ku tonjokkan ke dinding sebagai pelampiasan rasa amarahku, namun hal tersebut segeraku hentikan ketika Rangga berteriak telah menemukan Ana

" Guys sini, ke toilet Ana ada disini "

" Mana, mana Ana " tanyaku

" Ana.... Dimana kak? " tanya Dinda

" Itu, di dalem. Daritadi aku coba buka, tapi gak bisa" jawab Rangga

" Minggir, biar gue dobrak"

Dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka pintu, sekali, dua kali dobrakan pintu masih belum bisa membuka. Namun dobrakan yang ketiga, membuat pintu terbuka dengan lebar dan langsung memperlihatkan Ana dengan kondisi yang sangat menyedihkan.

" A...a...ana Ana....... Apa yang terjadi hiks hiks hiks. Baju kamu" tanya Dinda sambil menangis yang hanya dibalas dengan tatapan nanas Ana

" Siapa yang melakukan ini semua Na? " tanya Rangga

Tanpa basa basi, aku langsung membuka jaket yang aku pakai dan langsung  ku berikan kepada Ana untuk menutupi bagian bajunya yang robek. Kemudian segera ku gendong dia dengan sisa tenaga yang tersisa ke UKS, karena aku tau dia membutuhkan obat untuk mengobati lukanya.

ADA APA DENGAN HIDUPKU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang