8. I Wanna Go Home

2.3K 289 12
                                    

Out of sight but babe you are never off my mind

Song: Alex & Sierra - Little Do You Know

---


Annabeth.

Ucapan Noora yang mengatakan bahwa aku harus meninggalkan tubuhnya jika Althaf berkunjung seketika kembali terngiang di telingaku begitu saja. Tapi sekarang aku benar-benar bingung karena Noah masih ada di dalam apartemen ini.

"Oh astaga, bagaimana aku harus mengusir Noah secara halus?" Aku mengacak-acak rambutku frustasi. "Jika saja ada Dwayne disini. Dia pasti bisa membantuku."

"Hanya dengan satu kedipan mata, maka lelaki di ruang makan itu akan pergi."

Aku langsung terlonjak dari kasur begitu mendengar suara baritone seorang lelaki yang ada persis di sampingku. "Dwayne! Akhinya kau muncul lagi!"

Dwayne hanya diam dan memasang ekspresi datar ketika aku memeluknya dengan erat secara spontan. Tapi di dalam kepanikan ini, aku masih menyempatkan diri untuk memeluknya tiga detik lebih lama.

Karena Dwayne sangat wangi. Sungguh!

"Menjauh dariku Annabeth Spencer." Tiba-tiba saja Dwayne langsung mendorong tubuhku menjauh. "Aku ini bisa membaca pikiran licikmu, asal kau tahu saja."

"Hehehe, kau tidak ingin dipeluk oleh wanita secantik dan seseksi aku?" Godaku sambil berkacak pinggang. "Aku sedang memakai tubuh seorang model, loh."

Dwayne langsung mengalihkan pandangannya dan berdecak. "Kau sendiri tidak ingin lelaki yang ada di ruang makan itu pergi?"

"Astaga, aku lupa!" Ucapku sambil menepuk dahi. "Bagaimana ini Dwayne? Tolong keluarkan sihirmu dan bantu aku."

"Sihir?" Tanya Dwayne sambil menaikkan kedua alisnya. Alih-alih menampilkan tatapan bingung, Dwayne malah memberikanku tatapan meremehkan. Lagi-lagi dia meremehkanku, menyebalkan. "Aku ini malaikat, bukan penyihir. Dan aku tidak mau mengeluarkan kekuatanku untuk mengusir lelakimu itu."

"Lalu apa gunanya kau datang?" Omelku.

"Karena kau menyebut namaku." Jawabnya santai. "Karena kau sudah merasuki tubuh wanita ini, itu tandanya kau sudah masuk ke dunia manusia dan kau harus menyelesaikan urusan para manusia itu sendiri. Dengan akal dan pikiran."

"Oh Lord!" Aku mengerang kesal dan langsung beranjak keluar dari kamar. "Kau memang tidak berguna, Dwayne!"

Aku kemudian membanting pintu kamar dengan keras. Menghiraukan Dwayne yang mungkin masih ada di kamar Noora. Tapi bilang apa aku tadi? Aku mengatakan Dwayne—seorang malaikat, tak berguna.

"Ya ampun, bodohnya kau, Ann. Bagaimana jika nyawamu langsung dicabut detik ini juga jika Dwayne tersinggung dengan ucapanmu?" Aku langsung menggigit jari ketakutan.

Sampai tiba-tiba saja aku melihat Noah baru saja keluar dari ruang makan, kemudian berjalan menghampiriku.

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya-nya.

"M-hm. Lumayan." Jawabku sambil mengusap siku. "Kau mau langsung pulang?"

"Oh iya, aku ingin pulang dan kembali ke Brooklyn. Sebaiknya aku mengambil tas dulu di kamar." Jawab Noah sambil berlalu ke kamar tamu.

Dengan segera aku langsung menghela napas lega. Begitu mudah sekali rasanya memancing ucapan agar Noah segera ingin pulang. Kemudian diam-diam aku melirik ke kamar Noora, mungkin saja ini bantuan dari Dwayne yang memanipulasi otak Noah agar lelaki itu bisa segera pulang.

THE NOT PERFECT NOORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang