30. Polpperro

1.9K 344 24
                                    

Ann

Puji Tuhan keadaanku sudah sangat membaik semenjak aku rutin menjalani terapi demi kesehatan diriku sendiri. Selain semangat yang aku dapatkan dari mama, Noah dan juga Noora, semangat dalam diriku timbul karena aku ingin sekali cepat sembuh.

Beberapa kali Noah selalu mengajakku membicarakan tentang pernikahan kami dan mengenai hal pernikahan itu yang membuatku semangat untuk sembuh.

Entahlah jika aku sudah benar-benar sembuh, apakah aku akan kembali bekerja lagi atau tidak. Tapi intinya, setelah menikah dengan Noah nanti, aku ingin menjadi istri yang terbaik untuknya. Aku ingin menjadi ibu yang baik untuk anakku dan Noah kelak.

Sekarang aku sudah disibukkan dengan persiapan pernikahan kita. Sebenarnya aku ingin menikah dengan konsep yang sederhana saja. Tahu pernikahan impianku seperti apa?

Aku hanya ingin menikah di kebun bunga milik keluarga Noah yang ada di halaman belakangnya. Karena mereka memiliki kebun bunga yang luas dan begitu asri.

Namun keluarga Noah tidak menyetujui hal itu. Bagaimanapun, Noah adalah bagian dari keluarga Zachary.

Keluarga pengusaha sukses yang juga keturunan bangsawan. Maka dari itu aku dan Noah harus mengikuti keinginan keluarga Zachary. Seperti menikah di gereja ternama, kemudian menggelar wedding after party di salah satu ballroom hotel mewah milik keluarga Zachary.

Maka dari itu kini aku sudah disibukkan dengan segala hal menyangkut pernikahanku. Noah terkadang juga ikut andil dalam meeting pernikahan kita kelak. Tapi dia juga sudah kembali sibuk dengan perusahaan game miliknya.

Karena Noora yang paling sering berada di sisiku sekarang, terkadang aku meminta saran padanya. Bahkan tentang warna gaun yang aku pilih pada pernikahanku, aku tanyakan juga pada Noora.

Aku sadar dan terus teringat jika Noora berjasa dalam hidupku. Dibalik cerita yang katanya ruh-ku ada bersamanya ketika aku koma, yang nyata adalah Noora selalu mendampingi Noah dan menemani Noah selama aku koma.

Itu begitu nyata, senyata ketika aku melihat kebersamaan mereka.

Aku termasuk orang yang suka memperhatikan sekitar, dan melihat kebersamaan Noah dan Noora ketika berada di kitchen isle membuatku terdiam. Aku yang tadinya ingin menghampiri Noah, ingin menyambutnya ketika pulang sampai tidak jadi.

Kuurungkan niatku. Aku lebih memilih melihat mereka berdua dari ujung tangga bercengkrama dan tertawa bersama.

Sesekali aku benar-benar melihat Noora memilih diam memperhatikan wajah Noah yang berbicara dengan seru. Dapat aku lihat sorot mata berbeda ketika Noora memandang Noah. Seperti apa ya, seperti sorot mata menganggumi.

Aku terus diam di ujung tangga dan tetap diam ketika melihat bagaimana Noora berjinjit memeluk Noah dan mengecup pipinya.

Entah kenapa aku langsung membalikkan badanku, menaiki tangga, kembali masuk ke kamar dan tidak ingin mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Aku tidak tahu kenapa aku masih bisa tersenyum, aku tidak ingin marah, menurutku akan berlebihan jika aku marah.

Namun ada perasaan mengganjal di hati ini. Terasa sakit, tidak nyaman. Ah, kalian pasti tahu rasanya, bukan?

"Ann, sudah ingin tidur?" Noah membuka pintu dan langsung menghampiriku yang terduduk di kasur. Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala sebagai jawabannya. "Tadi aku bertemu dan berbincang sebentar bersama Noora. Katanya kau tadi sedang meeting dengan designer gaun pengantinmu?"

"Iya, baru saja selesai tadi ketika kau tiba." Kemudian aku memeluk Noah. "Aku merasa lelah, Noah."

"Lelah? Kalau begitu sebaiknya kau beristirahat, Ann. Aku tidak ingin kau sakit lagi."

THE NOT PERFECT NOORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang