14. Hopes

1.9K 295 5
                                    

Noora

"Kau sungguh lupa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Aku mengangkat kepalaku dan balas memandang Fredd ketika dia kembali menanyakan hal itu. Kemudian aku menggelengkan kepala. "Jawab saja, bagaimana caranya agar kau bisa mengeluarkanku dari sini?"

"Mudah. Tapi hal pertama yang harus kau lakukan adalah memakai pakaianmu." Suruh Fredd.

"Aku tidak punya baju hangat selain lingerie yang diberikan Jake di kamar ini." Jawabku sambil membuang muka. "Karena aku hanya dikamar ini dan memakai baju hanya sebentar. Tak lama kemudian para lelaki laknat akan membuatku telanjang lagi."

Fredd tidak menjawab hal apapun selain berdeham dan kemudian keluar dari kamar. Tak lama kemudian aku segera mengeringkan diriku, memakai lingerie yang sudah disediakan Jake. Lalu pelan-pelan mendekati pintu kamar yang sudah terbuka sedikit.

"Cukup kau tiduri keponakanku saja disini. Jangan bawa kemana-mana." Itu suara uncle Jake.

"Oh ayolah, Jake. Kau bahkan tahu rumahku." Fredd berusaha mengelak. "Aku akan mengeluarkan biaya lebih untuknya."

Aku hanya mengerutkan alis ketika mendengar ucapan Fredd barusan. Biaya lebih katanya, memangnya dia rela mengeluarkan uang berapa hanya untuk menolongku?

"Astaga," aku langsung berjengit kaget ketika pintu tiba-tiba di dorong oleh Fredd.

Dia kembali masuk kedalam kamar dengan senyum merekah. "Ayo pergi dari sini."

"Kau serius?!" Aku memekik senang tak percaya. Kemudian Fredd menyuruhku diam dengan memberi isyarat telunjuk di bibir dan lalu aku ikut diam. "Maaf. Tapi aku terlalu bersemangat pergi dari sini."

Fredd masih tersenyum, lalu memberikanku setumpuk baju hangat yang harus aku pakai. "Diluar dingin, pakai ini."

"Tapi bagaimana cara kau mengeluarkanku?" Tanyaku masih penasaran.

"Nanti aku ceritakan."

***

Sungguh ini bukan mimpi lagi!

Jantungku terasa berdegup lebih cepat dan darahku terasa berdesir ketika merasakan hawa dingin yang menusuk kulit begitu aku keluar dari rumah bordil sialan itu.

Kemudian aku menatap Fredd, lelaki itu sedang membetulkan letak kacamata yang agak melorot dari hidungnya.

"Fredd, terimakasih." Ucapku dan kemudian Fredd balas menatapku. "Tapi aku tidak ingin kembali lagi kesana."

"Kau tidak akan kembali kesana, percayalah padaku." Ucap Fredd sambil mengusap bahuku dengan lembut. "Ngomong-ngomong kau mau berlindung kemana sekarang? Kau tidak bisa berkeliaran semaumu. Karena ini termasuk kau kabur dari Jake."

Benar juga kata Fredd, aku tidak bisa berkeliaran begitu saja di Brooklyn. Aku juga tidak bisa langsung pulang ke New York karena aku tidak punya uang sama sekali dan menghubungi Althaf, entahlah. Aku rasa itu bukan jalan yang tepat untuk saat ini.

"Pintu rumahku terbuka untukmu, Noora." Kata Fredd kemudian.

"Benar?"

Fredd lalu mengangguk. "Rumahku tidak jauh dari sini. Jika nanti Jake mencarimu di rumahku, barulah kau bisa pergi."

THE NOT PERFECT NOORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang