Tuan, sini aku beri tahu..
Kehidupan yang sering Tuan bicarakan sungguh aku menyadari segala yang Tuan ungkapkan. Ada rasa sadar, bahagia dan sedih ketika aku mengetahuinya. Cukup kau tahu saja Tuan, bahwa ini pernyataan terimakasih karena telah sudi menulis puluhan bait untuk seorang yang tiada apanya. Aku tidak memikirkan tentang keterpaksaan tetapi selalu menimbang-nimbang kesediaanmu.
Tidak benar bila aku terluka ketika aku mengetahui segala pandanganmu mengenaiku yang tempo hari kau ungkapkan. Ada hati yang merasa dipedulikan di sini. Jiwa yang merasa dikasihi. Dan raga yang dianggap ada.
Tuan, seperti mentari yang terbit di waktu senja maka aku dan kau pun seperti itu.
Tenggelammu tetap akan menyisakan kehangatan meski dalam gelap dan dinginnya malam.
Tenggelamku mungkin kan menyisakan kenangan bahwa pernah ada seseorang yang lebih suka di hukum seperti ini dibanding harus menyelesaikan tugasnya.
Bila nanti tulisan ini akan membuat sebuah luka dan air mata dalam kehidupanmu, maka pastikan aku bersama dengan lembaran tulisan ini kau buang jauh-jauh bersama momentum yang pernah terekam dalam memori kita di waktu yang sama.
Aku titip kebahagiaanmu pada dirimu sendiri. Ini sebenarnya bukan sebuah permintaan melainkan sebuah penekanan bahwa kau harus selalu bahagia.
Baiklah, membedah hati dan otakku saja tidak akan cukup untuk mengumpulkan segalaku yang berkaitan denganmu,Tuan. Apalagi hanya dengan selembar prosa yang mungkin sedikit tak berasa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inspirasi Selembar Kertas
PoetryHanya sekumpulan Puisi dan Prosa dari selembar kertas usang yang membuat bingung. Dari jutaan memori yang ada, hingga rintihan kerinduan hati yang berontak.