Runtuhnya Sang Diktaktor

25 1 0
                                    

Bak melawan penjajah saja
Segala amunisi dikeluarkan
Gas airmata hingga peluru tajam
Semua dilontarkan kearah demonstran

Prilaku tak manusiawi diberikan
Seolah mereka adalah musuh negeri
Seolah mereka bukan generasi negeri
Padahal mereka hanya penggerak reformasi

Kepala, dada dan tenggorokan
Tak luput dari serangan peluru tajam
Jasad-jasad berharga para mahasiswa
Tumbang dan berjatuhan menghiasi tanah negeri

Darahnya yang merah menyatu dengan pertiwi
Tumpah ruah diatas pertiwi
Menumpahkan airmata dan semangat juang
Melawan sang pemimpin diktaktor

Itu hari yang menyedihkan
Awal peluru dilontarkan bukan pada penjajah
Tapi menembus jiwa anak bangsa
Yang hanya bersuara keras memperjuangkan kemerdekaan

Sebuah kemerdekaan menyuarakan nurani
Yang telah puluhan tahun terbungkam sang penguasa
Kini akhirnya suara-suara itu kembali terdengar
Dan menjadi akhir kekuasaan sang diktaktor

By. Stovia Dewi Neptunus
2 November 2018
Malang, Jawa Timur

Sajak-Sajak Garuda Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang