Dark Web (20)

7.2K 1.3K 429
                                    

Saya tahu kalian ngerti cara menghargai karya orang lain... hehe... banyak siders:)

Mari mulai berteori lagi... dan kita lihat kejutan apa di chapter berikutnya.

.
.
.

Mark pergi ke telepon umum, mengeluarkan koin dari kantong celananya, lalu memasukan koin itu ke dalam telepon.

Mark menempelkan gagang telepon ke telinganya, menunggu telepon tersambung ke seberang sana, matanya melirik ke sekitar.

Telepon umum memang dilapisi oleh kaca di sekelilingnya, memungkinkan pengguna telepon melihat ke luar dengan mudah.

"Halo."

Mark fokus kembali ke telepon umum saat mendengar ada sapaan dari seberang telepon. "Halo Dad."

"Siapa?"

"Ini aku, Mark."

"Loh? Kenapa tidak menelpon lewat nomormu?"

"Justru itu Dad, handphoneku rusak."

"Rusak bagaimana?"

"Ya rusak Dad, tidak bisa digunakan lagi."

"Lalu kenapa kau menelpon? Keadaanmu dan Jisung baik-baik saja kan? Kalian sehat kan?"

Mark mengangguk, tapi kemudian menggeleng. Ia tahu Daddynya tidak akan bisa melihat itu namun kepalanya bergerak secara otomatis tadi.

"Sehat Dad, kami baik. Aku menelpon karena aku ingin meminta uang untuk membeli handphone baru."

"Apa uang yang Dad berikan kemarin kurang?"

Mark berpikir sebentar. Sebenarnya Mark belum menggunakan uang itu sepeserpun. Uang yang Daddynya kirim beberapa hari lalu untuk keperluan Mark dan Jisung bulan ini, sekitar satu juta won.

"Tidak Dad, hanya saja aku tidak ingin menggunakan uang itu untuk keperluanku sendiri. Uang itu kan untuk aku dan Jisung."

Terdengar helaan nafas dari seberang telepon. "Baiklah, Dad kirimi uang ke ATMmu. Lima juta won, apa cukup?"

Mark tersenyum senang. "Cukup Dad, sangat cukup."

"Baiklah, Dad transfer sekarang. Kau sudah tahu kan bagaimana cara mengambil uang di ATM?"

Pertanyaan Tuan Lee serasa sangat menusuk ulu hati Mark. Oh ayolah, apa Mark segaptek itu sampai tidak bisa mengambil uang ke ATM? Eh tapi memang benar sih. Dulu Mark tidak mengerti caranya mengambil uang di ATM sampai Jisung dengan suka rela mengajarinya.

"Aku tahu, Dad. Jisung pernah mengajariku." Ya, Mark tidak akan berbohong tentang hal itu.

"Okay, Daddy transfer sekarang."

"Baik, thank you Dad."

Telepon ditutup.

Mark menghela nafas, menyenderkan punggungnya ke dinding kaca telepon umum. Sesungguhnya Mark lelah dengan kejadian yang ia hadapi beberapa hari ini.

Semuanya terjadi secara cepat tanpa Mark duga, dan yang membuat Mark lebih kalut sekarang adalah kondisi Jaemin yang belum juga membuka matanya.

"Haah, aku harus kuat." Mark menegakan tubuhnya, mendorong pintu telepon umum, berjalan keluar dari sana.

Setelah Mark keluar dari telepon umum, seseorang masuk ke dalam sana.

Orang itu melakukan panggilan telepon juga.

"Halo."

"....."

"Maaf Tuan, Lucas mengambil anak itu dariku."

[1] Dark Web || NCT✔[Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang