Sebelum baca budayakan vote dan komen kalau mau cerita ini cepet up:v
.
.
.Brak.
Chenle menendang pintu kantor Babanya menggunakan kaki.
"Baba." Chenle menggeram marah ketika melihat apa yang Babanya sedang lakukan di dalam kantor.
Babanya sedang bermain judi.
"Hei, anak Baba." Ayah Chenle bangkit berdiri, merentangkan kedua tangannya lebar, berharap Chenle akan memeluknya.
"Cih." Chenle membuang ludah sembarangan di tempat kerja Babanya. Masa bodoh mau dibilang nggak sopan, Chenle sudah terlalu kesal dengan tingkah Babanya yang sangat menjijikan di matanya.
"Kenapa kau begitu?" tanya Ayah Chenle.
"Baba! Yuanjun sekarang hilang, kenapa Baba malah enak-enakan bermain judi di sini?" Chenle mengepal kedua tangannya erat di samping tubuhnya. Ternyata kelakukan Babanya masih tidak berubah sejak dulu.
"Kenapa Chenle? Babakan hanya ingin menambah uang." Ayah Chenle mendekat ke arah Chenle. "Kau lihat, apa yang sekarang kau kenakan ditubuhmu semuanya berasal dari uangku. Lantas kenapa kau malah marah saat Babamu ini tengah berusaha untuk menjadi lebih kaya?"
Chenle menggelengkan kepalanya, tidak ingin mendengarkan apa kata Babanya barusan. Fakta bahwa apa yang selama ini Chenle nikmati dan makan, semua berasal dari uang haram. Bukan hanya dari judi, tapi juga dari sesuatu yang sebenarnya sudah Chenle tahu, tapi Chenle tetap diam karena ia takut untuk melawan Babanya sendiri, ia belum punya kekuatan apapun.
"Baba, untuk kali ini aku tidak ingin berdebat denganmu. Aku ke sini karena aku ingin kau menyelamatkan Yuanjun." Chenle berucap sedatar mungkin walau ia tahu harusnya permintaan dilakukan dengan cara yang sopan.
"Yuanjun? Kenapa dia?"
"Aku sudah bilang kalau Yuanjun diculik! Apa Baba tidak tahu itu?" Wajah Chenle merah padam, ia berusaha menahan amarah yang bergejolak di dalam dadanya.
"Dia masih diculik?" Ayah Chenle berpikir sebentar. "Tadi Baba sudah menyuruh Winwin mencari Yuanjun, Baba pikir anak itu sudah ditemukan." Ayah Chenle terlihat sangat tenang saat mengucapkan itu.
Chenle sudah tidak tahan lagi dengan sikap tenang Ayahnya. Ia pikir ia harus melakukan sesuatu untuk membuat Ayahnya sadar, sepertinya pria tua itu sedang mabuk melihat berapa banyak botol minuman di dalam kantornya.
Prang.
Chenle menendang semua botol minuman di atas meja. Ia menatap tajam Ayahnya sendiri, lalu matanya menyorot ke arah orang-orang yang baru Chenle sadari ada di dalam ruang kerja Ayahnya.
Ternyata ada begitu banyak orang di dalam kantor Ayahnya, termasuk beberapa wanita berpakaian kekurangan bahan yang membuat Chenle ingin muntah dan merobek pakaian itu. Buat apa pakai baju kalo paha dan dada di pamerin? Mending buka semuanya sekalian kan.
Pluk.
Chenle melempar ponsel keluaran terbaru dari perusahan Apple ke arah Ayahnya. Itu ponsel Chenle yang baru ia beli dua hari lalu.
"Tuan pasti paham apa maksud link dan video apa yang ada di dalamnya karena Tuan sudah sangat hatam dengan hal itu." Chenle kembali membuka suaranya setelah diam sejak tadi.
"Jadi saya mohon, untuk kali ini saja, tebus Yuanjun dengan uang yang sudah Tuan ambil dari seseorang yang telah menculik Yuanjun, karena kalau tidak ..." Chenle melirik beberapa wanita yang tengah diam memperhatikan pertengkaran anak dan Ayah di dalam kantor secara gratis. "Yuanjun akan dihabisi oleh mereka, dan saya tidak ingin adik saya satu-satunya tidak punya masa depan yang cerah lagi seperti mereka." Chenle menunjuk para perempuan kekurangan baju di depannya.
"Mohon bantuannya, Tuan Zhong. Jika anda masih menganggap Yuanjun sebagai anak anda. Saya meminta ini bukan sebagai anak anda, tapi sebagai kakak dari Yuanjun." Chenle membungkuk hormat. Entahlah, Chenle sudah lelah harus selalu bertengkar dengan Ayahnya yang tak pernah bisa berubah setelah memasuki dunia kelam.
Chenle akui Ayahnya memang menjadi pengusaha kaya raya sejak Ayahnya mengenal yang namanya dark web dan bergabung dengan salah satu situs forum di dalam sana, tapi Chenle sungguh tidak tahu apa yang telah Ayahnya lakukan sampai bisa menjadi sekaya ini hanya karena dark web itu.
"Saya mohon pengertian anda, Tuan Zhong." Beginilah Chenle kalau ia sudah mulai lelah, ia akan memakai bahasa baku pada Ayahnya sendiri, seakan Chenle terlihat begitu menghormati Ayahnya padahal kebenarannya tidak sama sekali.
"Siapa yang menculik Yuanjun?" Tuan Zhong terlihat mulai sadar dari mabuknya.
"Harusnya saya yang bertanya itu pada anda, karena saya yakin anda lebih tahu tentang itu daripada saya." Chenle berdiri tegak setelah sekian lama membungkuk.
Drtt.
Ponsel Chenle bergetar. Tertera nama seseorang di layar ponselnya.
Tuan Zhong yang masih memegang ponsel Chenle langsung melihat nama panggilan di layar ponsel Chenle. "Lucas? Kenapa dia menghubungimu?" Tuan Zhong menatap Chenle penuh tanya.
"Saya meminta bantuannya mencari Yuanjun. Saya tahu menyuruh orang suruhan anda harus meminta izin pada anda dulu, tapi saya sedang panik saat ini dan hanya itu yang bisa saya lakukan untuk mencari adik saya." Chenle merampas ponsel miliknya dari tangan Tuan Zhong.
"Halo." Chenle mengangkat panggilan dari Lucas dan meloadspeaker panggilan itu.
"Chenle, aku berhasil menemukan Yuanjun. Sekarang aku sedang membawa Yuanjun ke rumah." Suara Lucas terdengar sangat yakin di seberang sana.
Chenle melirik Tuan Zhong sekilas, ia mendapati Ayahnya itu menghela nafas lega begitu mendengar Yuanjun baik-baik saja.
"Aku akan pulang sekarang, ge." Chenle mematikan teleponnya sepihak, lantas matanya menatap tajam Tuan Zhong. "Ingat ini baik-baik Tuan. Yuanjun berhasil ditemukan karena saya, bukan karena anda. Meski saya tahu saya harus meminta bantuan orang-orang anda, tapi dengarkan saya Tuan, Lucas ge adalah orang yang baik dan jangan pernah menyiksa atau melakukan hal apapun padanya, ia menuruti saya karena saya yang memintanya melakukan itu, jadi tolong jangan bersikap seenak anda dan menghabisi Lucas ge."
Chenle mengedarkan pandangannya ke semua orang di dalam kantor, lalu matanya kembali menatap Tuan Zhong. "Saya pamit." Chenle membungkuk hormat, beberapa detik, lalu kembali berdiri. "Terima kasih sudah menyambut saya dengan baik hari ini. Dan tolong bilang pada orang-orang anda untuk membuat surat pengunduran diri saya dari sekolah di China karena mulai saat ini saya akan tinggal di Korea dan terus mengawasi anda."
Chenle membalikan tubuhnya, menuju pintu keluar kantor. Namun ia berhenti sejenak dan berpaling ke belakang hanya untuk menunjuk para perempuan kekurangan baju dengan tangannya. "Saya yakin anda masih mampu membelikan baju untuk mereka. Iya kan Tuan Zhong?" Chenle menaikan alisnya menggoda.
"Pasti menyenangkan bermain dengan tiga wanita sekaligus." Chenle tersenyum miring seraya terkekeh sinis. "Lain kali seletingkan celanamu dulu kalau mau berbicara panjang lebar padaku ..."
"..Tuan Zhong yang terhormat." Chenle membuka pintu kantor Ayahnya, menariknya kasar dan keluar, tak lupa Chenle menutup pintu itu dengan kencang sampai terdengar bunyi berdebum yang menggema di dalam kantor Ayahnya.
Tbc.
Wahh ngawur nih cerita... 😂😂😂😂😂Masih banyak misteri guys.. sekarang kalian tahu Lucas itu siapa😂😂😂 tapi belum ada cerita kenapa Lucas bisa tahu tentang Mark dan kenapa Lucas deket sama Renjun terus ada Winwin juga kan😆😆
Yang belum muncul dari member NCT di cerita ini siapa aja hayoooo.. tebakkk:v
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Dark Web || NCT✔[Open PO]
Mystère / ThrillerDark Web 1/2 [SUDAH TERBIT. TERSEDIA DI SHOPEE DAN TOKOPEDIA @Forwistree @Official Frowistree. Diterbitkan oleh @Forwistree] [SEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN TERBIT. THANKS] Semua bermula saat Mark secara tidak sengaja memasuki sebuah situs...