BUGH!
Ini sudah ke sekian kalinya Ghana terjatuh setelah Zafran menendangnya. Pakaian yang Ghana kenakan bahkan sudah kotor oleh bercak darah dan jejak sepatu milik Zafran. Wajah cowok itu tampak mengenaskan dengan memar dan luka di mana-mana. Dengan tubuh yang bergetar, Ghana terbatuk-batuk. Ujung bibirnya sobek dan hidungnya mengeluarkan darah. Ghana sudah tidak kuat. Tubuhnya terlalu lemas untuk melawan. Selain karena kondisi mentalnya yang sedang menurun, ia juga tidak bisa tidur dan makan dengan baik selama tiga hari ini. Satu-satunya alasan kenapa Ghana menerima tawaran Zafran adalah karena emosinya yang sedang meluap-luap pada waktu itu. Dan karena emosinya yang tidak stabil itulah ia jadi berakhir seperti ini.
"Bangun lo! Katanya mau lawan gue? Sini!" teriak Zafran dengan napas yang terengah-engah. Beberapa bagian dari tubuhnya juga terlihat lecet dan terluka. Peluh menetes dari dahi cowok itu dan sekujur tubuhnya basah oleh keringat. Baru saja Ghana ingin bangun dari posisi telungkupnya tadi, Zafran sudah terlebih dahulu menendang dagu cowok itu sehingga Ghana kembali terjatuh. Zafran kemudian bersimpuh di hadapan Ghana dan menyekik rahang cowok itu. "Itu buat lo, yang berusaha buat ngancurin gue," ujarnya, kemudian melepaskan cengkramannya dari rahang Ghana dengan kasar.
"Le-lepasin Rando," ujar Ghana dengan sisa tenaga yang ia punya. Rando yang diikat di ujung ruangan itu bersusah payah melepaskan ikatannya. Kepalanya berdarah akibat dipukul oleh anak buah Zafran tadi, sementara mulutnya ditutup oleh kain berwarna putih.
Zafran tertawa, lalu setelah tawanya berhenti, ia berkata, "Save him by yourself, Superman."
Mata Ghana memerah. Dengan segenap kekuatannya, ia mencoba untuk berdiri. Kali ini Zafran tidak menganggunya. Cowok itu hanya memperhatikan Ghana dengan senyum miring di wajahnya. Pelan-pelan, Ghana menegakkan tubuhnya dan melihat ke sekelilingnya. Teman-temannya. Keluarganya. Semuanya terkapar tak berdaya. Harusnya Ghana tidak mengikutsertakan mereka. Harusnya Ghana sendiri yang menanggung akibatnya. Tapi karena kepengecutannya, mereka semua menjadi korban. Ini semua salahnya. Salahnya yang tidak cukup berani untuk menghadapi kenyataan.
Ghana kini sudah berdiri tegak. Ia tidak ingin bersembunyi lagi dibalik ketakutannya. Dan dengan seluruh keberaniannya, ia melangkah maju. Namun ketika ia baru saja melangkah, suara seseorang yang sangat familiar terdengar dan membuat langkahnya langsung terhenti.
"GHANA, AWAS!!!"
Ketika Ghana baru saja menoleh ke sumber suara, dirinya langsung ditabrak oleh seseorang. Dan bertepatan dengan saat itu, suara tembakan terdengar, bersamaan dengan dirinya yang terjatuh ke lantai.
Semuanya gelap, dan hanya suara napasnya yang terdengar.
Pelan-pelan, Ghana membuka matanya, dan melihat seseorang terbaring di pelukannya. Ghana menjauhkan tubuhnya sedikit, kemudian tersentak ketika melihat siapa yang memeluknya itu.
Gina. Gina yang kini sedang merintih kesakitan.
"Gin, Gina," panggil Ghana, namun Gina tidak menjawabnya. Gadis itu hanya menatapnya nyalang dengan napas yang putus-putus. "Gina, jawab saya."
Lagi-lagi, Gina tidak menjawab apa-apa, namun air matanya mengalir turun. Dengan susah payah, gadis itu membuka mulutnya, lalu bertanya, "Ka-kamu kemana aja?"
"Saya di sini, Gina, saya di sini," jawab Ghana dengan air mata yang mengalir turun.
"Sa-saya cariin kamu ke-kemana-mana, Gh-Ghana," ucap Gina patah-patah. Peluru yang menembus dagingnya itu membuat seluruh tubuhnya kesakitan. Dirinya tidak bisa bergerak lagi dan darah terus merembes keluar dari tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
G : GONE (Sekuel G & G)
Teen FictionTidak ada orang yang menyukai kehilangan. Tidak ada juga orang yang mencintai perpisahan. Tapi jika takdirlah yang memutuskan, apakah kita masih bisa melawan? [Lanjutan dari novel G & G. Untuk lebih mengerti alur cerita, silakan baca novel pertama t...