"Ca, sekarang jelasin ke gue!"
Caca menghela napas. "Nadilla ngapain sih malam-malam begini ke rumah Caca? Caca ngantuk." Caca mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Lo harus ngejelasin ke gue, Ca! Lo beneran suka sama manusia yang bernama Reza Ardian Gray, itu?" Nadilla sedikit menghentakkan tangannya ke meja.
Caca menguap. "Besok aja ya, Nadilla? Caca beneran ngantuk."
"Nggak!"
Nadilla tetap pada pendiriannya. "Gue nggak akan pulang sebelum lo jelasin semuanya ke gue!"
Caca berjalan ke dapur, meninggalkan Nadilla di kamarnya. Tidak lama kemudian, dia kembali membawa dua gelas minuman. "Caca mau minum dulu, supaya mata Caca bisa terbuka." Caca meneguk habis minuman berwarna bening itu.
"Ini, Nadilla mau? Habisin aja." Caca menyodorkan gelas itu di atas meja, tepat di depan Nadilla.
Nadilla mengangguk, lalu ia juga menghabiskan minum itu. "Sekarang, ayo jelasin!"
Caca berpikir sejenak, "Sebentar, sebelum Caca jelasin. Caca mau tanya dulu, kenapa Nadilla tadi bohongin Caca? Kata Darkan, Nadilla nggak sakit."
Nadilla diam, lalu dia menyengir. "Maaf, Ca. Abisnya gue disuruh sama Rian. Biar Rian bisa ngobrol berdua sama lo."
"Rian? Kak Rian maksudnya? Yang waktu itu mau ngajak Caca pulang bareng?"
Nadilla mengangguk pasti. "Iya, Ca!"
"Dia suka sama lo, makanya dia tadi pengen ngobrol berdua. Sama lo pastinya." Lanjut Nadilla.
Caca terkejut. "Masa sih? Kak Rian suka sama Caca?"
"Iya, Cantika. Udahlah, sekarang jelasin yang tadi!" Nadilla kembali menatap Caca dengan tajam.
"I-itu..." Caca terlihat bingung ingin menjelaskan dari mana.
"Oke." Nadilla menarik napas lalu menghembuskannya. "Gue tanya, sejak kapan lo suka sama makhluk itu?"
"Nggak tau."
"Masa nggak tau, sih?"
Caca mengangkat bahunya. "Pokoknya Caca nggak tau sejak kapan Caca suka sama Reza. Tapi, waktu Caca sama Reza nggak sengaja tabrakan tadi Caca merasa jantung Caca itu berdetak lebih cepat. Terus, Caca juga gugup." Jelas Caca.
"NAH!" Nadilla menggebrak meja.
"Caca! Jangan ribut, sayang! Mama lagi nonton drakor nih!" Teriak Ayana, mama Caca.
"Iya, ma!" Balas Caca.
Nadilla menyengir. "Maaf ya, Ca? Hehe.."
Caca mengangguk. "Nggak papa, Nadilla. Kayak Nadilla nggak tau aja mamah Caca kayak gimana."
"Yang pasti tante Ayana masih setia nonton drama Korea sampai malam." Jawab Nadilla.
"Jadi pengen nonton drama nya Park Bo Gum." Nadilla memandang langit-langit kamarnya Caca.
"Nadilla sama mama Caca sama aja! Caca nggak ngerti korea-korea an!" Caca mendengus kesal.
"Makanya, Ca! Sini gue tunjukin foto sama drama nya para oppa dan ahjussi tampan." Nadilla dengan bersemangat mengeluarkan benda berbentuk persegi itu. Lalu menggeselkan jarinya di sana.
"Nggak usah, Nadilla. Caca nggak suka! Kalo Nadilla mau tunjukin foto Reza ke Caca, nggak papa." Caca tersenyum polos.
Nadilla terkekeh pelan. "Ya ampun, Ca! Sekarang lo punya gebetan juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB
Fiksi Remaja"Aku hanya minta satu. Tolong hargai perasaanku, apa itu terlalu sulit?" Cantika Lavina. Dia menyukai seorang laki-laki di sekolahnya yang terkenal dingin, cuek dan tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Apa Cantika mampu mempertahankan perasaann...