2 - Penjelasan

34 2 0
                                    

Sesampainya dirumah, Satria lekas mencari Bapak dan Ibunya untuk meminta penjelasan terkait ini Si Ujang ini. Rumah orang tuanya tak terlalu besar, cuma ada ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur karena Satria adalah anak tunggal, kemuidan ada dapur, serta satu kamar mandi. Satu kamar mandi ini kadang membuat mereka berebut dikala sedang merasa hendak BAB, dibelakang rumah juga terdapat kebun yang ditumbuhi pohon-pohon seperti pohon pisang, pohon mangga, dan pohon nangka. Orang tua Satria sangat suka akan tumbuhan, didepan rumahnya juga terdapat berbagai bunga.

"Pak, Bu. Satria pulang. Bapak Ibu dimana?" Kata Satria dikala memasuki rumahnya.

"Ya sini nak ke ruang keluarga." Terdengar suara Bapak Satria menjawab. Satria lekas menuju ruang keluarga, setelah masuk ke ruang keluarga kagetnya Satria melihat seperti ada bayangan berdiri di sebelah kedua orang tuanya dan sosok Ujang

"Nak, ada yang mau kami bicarakan, duduklah." Kata Ibunya Satria

Firasat Satria mengatakan bahwa kedua orang tuanya sudah mengetahui apa yang terjadi, "Baik Bu, tapi itu." Satria ketakutan dengan adanya dua bayangan yang berada disamping kedua orang tuanya.

"Sudah tidak apa-apa nak, kami jelaskan. Cepat duduk."

"Iya pak." Satria duduk dikursi yang berhadapan dengan orang tuanya, kemudian Orang tuanya mulai menjelaskan kenapa, bagaimana, siapa Si Ujang dan kedua sosok yang masih Ia lihat sebagai bayangan atau bisa disebut siluet.

Bapak Satria yang bernama Junaidi yang biasa dipanggil Pak Juned oleh warga kampungnya berperawakan tegap, tinggi 170 cm, perut buncit dan berkumis tebal ini mulai menjelaskan kepada Anak semata wayangnya itu. "Jadi begini nak, kita ini adalah salah satu keturunan dari kerajaan yang dulu ada di sini."

"Hah? Keturunan kerajaan dari daerah sini? Kerajaan Jayamulya maksud bapak? Dari mananya?"

"Iya nak, Kerajaan Jayamulya. Kita keturunan yang kesekian dari pohon keluarga bapakmu." Jawab Ibu Satria. Ibu Satria yang bernama Mawar ini berperwakan seperti ibu-ibu pada umumnya, memakai kerudung, senyumnya manis, hatinya lembut, tinggi 160 cm.

---

Kerajaan Jayamulya adalah kerajaan yang dulunya menguasai daerah X. Kerajaan iini juga menjadi kerajaan yang mengatur lalu lintas perdagangan antar daerah. Daerah X memang memiliki letak yang strategis dimana terletak ditengah-tengah tiga daerah, yaitu daerah Z, Y, dan W. Konon katanya didaerah X tersegel Djin atau mungkin bisa dikatakan Iblis yang kuat. Dahulu kala pernah terjadi perang yang hebat antara pasukan Kerajaan Jayamulya dengan para penyembah Iblis ini, Kerajaan Jayamulya dibantu oleh bantuan Djin yang ingin melindungi daerah X. Cukup dengan sejarahnya, mari kita lanjurkan ke cerita.

---

"Ya ya bisa dipahami penjelasan bapak ibu, pantas saja dari dulu aku merasa seperti diawasi tapi tidak ku gubris, terus kedua sosok itu beserta Ujang bagaimana?"

"Sebelum itu, bapak mau membuka mata batinmu sepenuhnya, bagaimana nak? Mau kan?"

"Iya deh pak, Satria mau." Bapak Saria mendekatinya dan memegang lehernya bagian belakangnya,

"Kamu tutup mata ya., konsentrasi ke bagian dahi antara dua mata." Satria melakukan apa yang bapaknya suruh, dan beliau mulai membaca ayat-ayat.

"Buka matamu sekarang nak."

"Baik pak." Satria membuka mata perlahan, dan ia melihat jelas dua sosok disebelah Ibunya, yang satu menyerupai kakek-kakek memakai kain putih bersorban putih, yang satunya sesosok perempuan tapi setengah badannya ular. Wajah Satria seakan tak percaya apa yang Ia lihat.

"Kedua sosok djin ini adalah utusan yang mengikuti kita untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu didaerah sini. Yang perempuan ini bernama Ayu, dan Kakek Kaliwangi."

"Salam kenal Den Satria."

"Salam kenal Nak Satria."

"Ya salam kenal mbak dan kek hehe." Jawab Satria dengan nada ketakutan.

"Sudah jangan takut, kalau Si Ujang ini yang ikut di kamu nak, dia jago silat kayak kamu." Ibu Satria meyakinkan bahwa kedua sosok itu tidak berbahaya.

"Hehehe... iyaa Pak Bu. Ku panggil kau Mang Ujang aja ya? Bagaimana Mang?"

"Wah terserah Den Satria aja." Jawab Mang Ujang.

"Satu lagi nak, tugas kita adalah membantu melindungi tanah leluhur kita ini, jangan sampai ada tangan-tangan jahat mengotori tanah leluhur kita ini." Jelas Bapak Satria melanjutkan.

"Melindungi? Tugas dari siapa itu?"

"Tugas dari para leluhur kita dan karena sudah ada perjanjian dengan Ratu Rengganis. Kamu tahu kan ada cerita bahwa didaerah kita ini tersegel djin jahat yang kuat atau bisa dikatakn Iblis?"

"Iya Satria tahu itu apakah itu benar pak? Siapa itu Ratu Rengganis Pak? Satria bingung." Tanya Satria yang keheranan akan penjelasan Bapaknya.

"Dulu dari certia leluhur-leluhur kita memang benar adanya tentang Iblis itu, dan Ratu Rengganis adalah Ratu Djin yang menguasai Daerah X sini nak." Jelas Bapaknya.

"Ratu Rengganis itu cantik, anggun, bijaksana, dan lagi jiwa kepimpinannya itu duhhh keren pisan Sat." Saut si Ujang dengan raut wajah yang sangat terlihat bangga.

"Oalah ngerti-ngerti, mau tanya Apakah Ratu Rengganis dengan Djin yang tersegel kuat yang mana?" Kata Satria.

"Ratu Rengganis adalah Ratu yang kesekian nak, beliau tidak tahu apakah dia cukup kuat untuk bertarung dengan si Iblis itu, karena itulah beliau meminta bantuan kita. Sudah ngerti kan? Sudah waktunya makan. Mari makan dulu."

"Sebentar pak, berarti djin itu tersegel sebelum Kerajaan Jayamulya ada? Wah lama sekali."

"Iya sudah sangat lama nak Satria, Djin itu tersegel sudah sangat lama hampir 4000 tahun." Terang Kakek Kaliwangi.

"Oke-oke, berarti memang sudah lama. Laper juga mendengarkan penjelasan panjang lebar. Makan-makan." Mereka bertiga makan, sedangkan para djin menghilang entah kemana.

Setelah makan, Satria mandi dan ke kamar. Kamar Satria terletak di bagian belakang dekat dengan dapur. Satria merebahkan tubuh ini dikasur nan empuk dan bergravitasi tinggi ini, dia berfikir untuk tanya-tanya lagi dengan Mang Ujang,

"Mang Ujang, Mang. Dengar ngga? Mau tanya-tanya nih mang."

"Ya mau tanya apa den?" Satria kaget, Mang Ujang tiba-tiba menampakkan diri disamping kasur.

"Astaga!" Satria masih belom terbiasa akan terbukanya mata batin dia.

"Begini mang, mang itu dulu pernah jadi manusia kan?"

"Wooo iyaa den, dulu tuh saya jawara silat dikampung saya." Mang Ujang dengan semangat menceritakan kisah ketika dia masih hidup, ternyata dia mati akibat hendak menolong anak kecil saat tentara belanda menyerang Indonesia. Singkat cerita, setelah dia mati arwahnya bertemu dengan Ratu Rengganis dan dijadikan anak buah olehnya.

"Okey, ngerti mang. Sedih juga kisah mu mang."

"Hehe... iyaa den, yah mau bagaimana lagi dulu zaman-zamannya perang memang harus tolong menolong den."

"Iya juga ya mang. Saya tidur dulu mang, udah jam 12 malem. Haha."

"Iya den, saya pergi dulu." Mang Ujang menghilang. Satria lalu mematikan lampu kamar, dan ia mulai memjamkan mata.

Perjanjian : First Phase "Iri Hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang