6 - Kemunculan

12 0 0
                                    

Matahari telah menenggelamkan dirinya menunjukkan hari mulai malam, Visma berjalan dengan santai dari rumah Pak RT.

"Untung tadi dapat rezeki bantu-bantu Pak RT rumahnya, dikasih nasi goreng. Ya Tuhan terima kasih." Ucap Visma yang sangat bersyukur.

Ia biasanya membantu dikantor desa, para perangkat desa sangat peduli dengan Visma. Mereka peduli dengan keadaan yang menimpanya sedari kecil, hanya itu yang mereka dapat bantu. Pak Kades beserta para perangkat desa juga membantu membiayai sekolahnya sampai SMA.

Saat diperjalanan, dua orang berjubah hitam muncul dihadapannya dari atas, yang satu berperawakan besar tinggi bertopeng macan dan satunya berperawakan kurus tinggi bertopeng ayam.

"Astaga! Siapa kalian? Kok memakai topeng macan dan ayam? Apa tadi ada karnaval disini?" Kata Visma kaget.

"Siapa kami tidak penting, kamu benar Visma Perdana?" Kata Topeng Ayam sambil mendekat ke Visma.

"Si- siapa itu Vis- Visma Perdana? A- aku nggak kenal." Jawab Visma yang ketakutan.

"Ohh.. bukan ya? Maaf deh silahkan pergi."

"Ya malam om." Visma melangkahkan kaki dengan cepat.

"Bodoh! Itu benar dia dasar ayam!" Seru Topeng Macan menjitak kepala Topeng Ayam. "Ayo Kejar!"

Mereka berdua mengejar Visma dengan cepat sebelum mereka kehilangan jejak Visma. Visma yang merasa ketakutan tak menghiraukan arah kemana dia berlari, ia berlari dan masih berlari. Jarak rumahnya dengan rumah Pak RT lumayan jauh dan harus melewati beberapa gang dulu. Namun, kedua orang itu dapat menyusul Visma.

"Itu dia, tambah kecepatan." Kata Topeng Macan.

Visma menengok ke belakang dan dia melihat kedua orang itu berlari. Visma menambah kecepatan larinya.

"Siapa sih kedua orang itu? Haahh haahh..." Nafas Visma yang terengah-engah karena berlari.

Visma berlari dan mendapati dirinya berada di lahan kecil bertembok.

"Haha... mau lari kemana lagi kamu coy?" Kata Topeng Macan dari belakang

Visma kaget dan bingung apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba Satria muncul dan memukul Topeng Ayam dari belakang, "Terima ini!"

Topeng Ayam terjatuh akibat pukulan Satria ditengkuknya dan tak sadarkan diri.

"Wogh langsung pingsan, hebat kalik aku." Kata Satria bangga, sambil mengkibas-kibaskan tangannya.

"Sat- Satria? Kok kamu bisa ada disini? Dan kamu siapa?" Visma keheranan.

"Penjelasannya nanti saja Vis, aku urus mereka berdua dulu."

Raka yang berada dibelakang Satria menghampiri Visma, "Kamu tidak apa-apa Vis?"

"I- iya sa- saya nggak apa-apa."

Satria masih bertarung melawan Topeng Macan, tubuh Topeng Macan layaknya pegulat besar dan tinggi. Walaupun begitu Satria tak gentar menghadapinya. Segala serangan si Topeng Macan berhasil dia tepis dan hindari.

"Ayo Sat, hindari lagi sat, wuuu... tahan sat." Seru Raka seperti melihat pertandingan.

"Sialan kau!" Kata Topeng Macan.

"Sini om, meleset terus dari tadi hahaha." Ejek Satria.

Topeng Macan mengambil ancang-ancang untuk memukul Satria, "Terima ini."

Satria menghindari pukulan itu dan membalasnya dengan pukulan di perut Topeng Macan

"Sialan." Topeng Macan mengambil sesuatu dari dalam jubahnya, dan itu adalah pisau kecil.

Perjanjian : First Phase "Iri Hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang