4 - Ketidakadilan

11 1 0
                                    

Libur tahun ajaran baru masih lama, Satria membantu menjaga warung makan orang tuanya. Mereka buka senin sampai jumat dari jam 9 sampai sore sekitar jam 4. Orang tua Satria membuka warung makan kecil, lokasinya ada dipinggir jalan raya. Pelanggan mereka biasanya tukang becak, tukang ojek, pegawai kantor, dll. Satria memikirkan apa yang ditanyakan Raka kemarin di-chat siapa yang menggangu Raka, dia berfikir itu pasti si remaja putri itu tapi Raka mendengar bahwa bukan dia. "Yah nanti-nanti lah cari tahu itu, sekarang bantu bapak ibu dulu." Pikirnya.

Jam menunjukkan pukul 11.50 siang, sebentar lagi pasti warung mereka akan ramai karena jam makan siang.

"Bu, hampir jam 12 tuh. Siap-siap perang." Canda Satria

"Hahaha... bisa saja kamu nak." Balas Ibunya

"Tuh satu per satu musuh datang Bu Pak."

"Persiapkan semua senjata nak." Balas Bapaknya

Satu-persatu pelanggan datang ke warung mereka. Semakin siang semakin ramai saja.

"Syukur ini warung ibu bapak ramai setiap hari waktu makan siang, masakan ibu enak sih." Pikir Satria

"Sat, itu tolong buat es teh empat, jangan ngelamun nak." Teriak Ibu Satria

"Ehhh... Iya bu." Satria langsung membuat pesanan es teh itu.

"Ini pak es tehnya." Satria mengantar pesanan es teh ke pelanggan yang memesan. Ia senang dapat membantu orang tuanya.

Warung mereka mulai sepi, karena jam makan siang telah usai. Satria membersihkan meja dari sisa-sisa makanan, dan mengangkat semua piring dan gelas yang kotor.

"Fiuhh, senangnya mak ramai banget tadi." Kata Satria bersyukur.

"Iya nak, bersyukur sekali ramai." Jawab Bapaknya.

Setelah semuanya beres, Satria duduk diluar warung untuk beristirahat. Ia melihat seseorang temannya dari sekolah, tapi ia kenal siapa. Satria hanya pernah melihanya disekolah. Dia sedang berjalan kearah warung dan wajahnya begitu pucat. Ia tampak kurus sekali, tingginya sekitar 165 cm, berambut cepak. Satria beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju anak itu

"Hallo, kamu sekolah di SMA Chandrakirana kan?" Kata Satria, Anak itu terlihat kaget akan panggilan Satria.

"Be- benar." Kata Anak itu.

"Kenalin aku Satria dari dari Kelas IPA 3." Satria mengulurkan tangannya bak ingin berjabat tangan.

Anak itu menetima jabat tangan Satria, "Eh i- i- iya, Sa- salam kenal Satria, A- aku Visma dari kelas IPS 2."

Satria berfikir Visma ini pendiam lebih pendiam dari Bunga, "Kamu kok kelihatan lesu begitu?"

"Ng- nggak lesu kok, aku memang begini."

"Kyurukkk...." Terdengar seperti suara perut yang lapar, dan muka Visma kelihatan memerah.

"Woalah lapar ya? Sudah sini ke warung orang tua ku Vis, enak hlo masakan ibu ku."

"Ta- tapi a- aku."

Satria memaksa Visma untuk makan di warung, "Udah nggak usah tapi-tapian, sini." Ia menarik tangan Visma.

Mereka berjalan munuju warung milik orang tua Satria. Visma hanya bisa pasrah dengan ajakkan Satria. Mereka pun masuk ke Warung.

"Bu, ada teman Satria nih. Dia lapar." Teriak Satria. Muka Visma terlihat memerah akan hal itu.

"Wahh sini nak makan. Duduk duduk, ibu ambilkan dulu." Satria dan Visma duduk didepan etalase warung. Visma kelihatan sangat sungkan akan ajakan Satria ini, Ia terlihat duduk dengan canggung.

Perjanjian : First Phase "Iri Hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang