10 - Pergerakkan

13 0 0
                                    


Satria mengangguk-anggukkan kepalanya dan keluar dari ruangan supaya memberi udara segar pikirnya. Ia pun duduk diluar, memikirkan ada apa dengan Visma. Tiba-tiba ia merinding, dan menolehkan kepalanya ke arah kanan.

Satria sontak kaget dengan penampakan Sriyanti, "Astaga!! Mbak Sriyanti, bikin kaget saja."

Dengan tawa khas dari kuntilanak, Sriyanti meminta maaf dan menjelaskan "Hihihi... maaf Satria hihihi... jadi begini, tadi si Visma itu ketakutan, takut semua masa lalu dia terulang kembali."

"Iya sih mbak, aku tahu itu. Makanya tadi aku marah sama tukang gosip nggak jelas."

"Iya Satria, terima kasih sudah membantu tadi, hihihi... tapi tadi kamu kenapa takut ada djin yang muncul? Mereka malah simpati dengan Visma hloh... hihihi..."

"Takut lah mbak, kalau ada apa-apa. Hlah? Malah simpati? Iya sih mbak kan juga simpati sama Visma."

Sriyanti pun berdiri dengan perlahan, Satria bingung akan hal yang dilakukan Sriyanti. "Ikut aku Sat." Sriyanti meminta Satri untuk mengikutinya, Satria mengerti dan mengikuti Sriyanti melayang. Namun, bell tanda masuk kelas pun berbunyi Satria menghentikan langkahnya.

"Sri, ini bell masuk kelas berbunyi. Aku harus segera masuk kelas." Namun Sriyanti tak menggubris perkataan Satria, Ia terus pergi entah kemana. Satria kebingungan apa yang harus Ia lakukan. Ia memutuskan untuk mengikuti Sri dan menjadikan Visma sebagai alasan. Sriyanti tiba-tiba berhenti saat mereka berada tempat parkir.

Sriyanti menyuruh Satria untuk bersembunyi, "Sat, kamu sembunyilah. Hilangkan Auramu."

"Hah? Menghilangkan aura? Bagaimana caranya? Aku belom diajari oleh Bapak." Satria kebingungan.

"Kamu diam saja. Aku kira kamu sudah bisa." Sesaat mereka mengobrol ada sebuah mobil berwarna hitam parkir, dan keluar beberapa orang mamakai topeng. Satria memperhatikan dengan seksama, Ia melihat sosok wanita dengan Kuntilanak berwarna merah dibelakangnya. Sriyanti pun ketakutan karena aura sang kuntilanak merah begitu kuat.

Satria tanpa pikir panjang memanggil Mang Ujang, "Mang kamu dimana? Mang cepat kesini." Mang Ujang tiba-tiba muncul disebelah mereka.

"Ada apa den?"

"Itu lihat kuntilanak merah dibelakang wanita itu."

Tiba-tiba Sang Kuntilanak merah melihat kearah mereka bertiga, sontak dengan ekspresi kaget Satria bersembunyi namun terlambat. Sang Kuntilanak Merah muncul didepan mata Satria.

"Hallo anak manis... hihihi..."

"WAAAAAA....." Satria berteriak dengan kencang. Teriakannya pun terdengar oleh semua orang yang berada di kelas-kelas. Mereka berbondong-bondong keluar melihat apa yang sedang terjadi.

"Sial kau anak muda. Cepat nyalakan dupa-dupa itu supaya mereka tertidur." Sang wanita bertopeng kelinci menyuruh para bawahannya membakar dupa-dupa yang mereka bawa. Asap yang keluar dari dupa itu membuat kepala orang yang menghirupnya pusing dan langsung tertidur. Satria yang melihat itu langsung menutupi hidungnya dengan tangan dan lari.

"Jangan kabur kau." Teriak Wanita bertopeng kelinci.

Satria berlari sangat kencang, dia berhenti ditengah taman sekolah. Ia melihat pria bawahan wanita bertopeng kelinci membawa Visma yang pingsan. Satria tak bisa tinggal diam setelah melihat itu, kemudian berlari dan menendang pria beropeng anjing yang membawa Visma. Namun tendangannya digagalkan oleh pria bertopeng macan.

"Hallo Bocah, kita bertemu lagi."

"Sial." Kata Satria, Ia pun berdiri.

"Cepat bawa anak itu ke mobil."

Perjanjian : First Phase "Iri Hati"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang