SATU bulan ini, Pak Abiandra udah mulai akrab sama temen-temen barunya. Mereka lebih sering keluar bareng untuk sekadar kongkow di malam Minggu setelah menghadapi murid bandel cem lemak. Zara beberapa kali diajak, tapi Zara selalu menolak dengan alasan tak enak yang hanya ditanggapi Pak Abiandra dengan tawa renyah. Sampai akhirnya, Pak Abiandra menyerah dan tidak mengajaknya lagi.
Bahkan, mereka merencanakan trip ke luar negeri saat libur panjang nanti. Zara diajak, karena sudah melewati UN. Tapi Zara nggak mau, belajar buat SNM katanya.
Ya mon maap nih Pak, mana ada izin dari Baginda Raja dan Ratu kalau Zara mau ke luar negru sama pacarnya. Sama temen-temennya mas pacar lagi. Belum pengumuman ujian nasional, belum tau ntar sekolah mana.
Oh iya, Ujian Nasional udah dilewati Zara dan kawan-kawannya sekitar satu minggu lalu. Jadi Zara and the geng cuma nongki-nongki cantik kalo di sekolah. Pas udah capek, pulang deh. Atau ngga ke kos Zara sambil gibahin temen-temen yang ngga ikut gibah. Heuheu, mampus lu. Untung Zara ikut terus, jadi gatakut digibahin perihal hubungannya dengan Pak Ganteng.
"Ntar jangan ke kos, gue mau keluar," ucap Zara saat mendengar Alifah menyebut-nyebut kosnya.
Dira berdecak, "Ngga ada lo kita juga ngga masalah kok. Kasih aja kuncinya. Hehehe..."
Semua teman-temannya tertawa, setuju.
"Mau ke mana nih Azzara? Duh kayakanya mau dijemput Pak Abiandra Ganteng tuh," olok Lala.
Zara berdecak, mendengar teman-temannya yang ikut-ikutan Lala untuk menggodanya.
"Kepo banget dah!"
"Asique. Kilogram newton kali kalo ngga ketemu," Uci ikut-ikutan mengolok.
"Iyalah. Makanya punya pacar Ci biar tau gimana rasanya kangen," cibir Zara.
Uci tertawa, "Iya deh iya. Orang jatuh cinta mah diajak makan tai juga mau-mau aja asal berdua."
*
"
Widih, makan apa tuh Zar keliatan enak?" tanya Pak Abiandra di seberang telepon sembari kelihatan mengecek kertas-kertas entah apa.
"Cireng Pak. Enak nih," jawabnya.
"Ntar jadi kan?"
"Jadi kok Pak, sans aja."
Pak Abiandra tergelak, "Sans--sans. Gaya kamu."
Kini gantian Zara yang tertawa, "Lagi ngapain tuh Pak?"
"Rekap nilai. Ntar kamu ngga les?"
Zara menggeleng, "Enggak. Sekarang males les saya Pak."
"Kenapa? Yang semangat dong. Gurunya ngga ganteng ya?"
"Dasar Pak Abiandra narsis emang!"
"Gini-gini kamu juga suka aja."
Zara terkekeh geli.
"Pak Abiandra, bisa tolong lihatkan ini?" Pak Abiandra menoleh ke kursi samping. Kemudian menjawab, "Iya Pak. Sebentar. Zar, saya lihat dulu ya."
Tanpa mematikan sambungan teleponnya, Pak Abiandra menghampiri orang yang dipanggilnya Pak tadi. Menjelaskan beberapa hal mengenai ponsel rekan kerjanya yang sudah hampir pensiun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiksi
General Fiction"Kayaknya saya percuma deh jadi guru Matematka." "Loh, kenapa gitu, Pak?" "Percuma saya pinter grafik eksponensial kalau ga bisa jadi imam yang potensial buat kamu." - - - 8 Juni 2018