3✓

439 103 7
                                    

08.45—14 Maret

Felix meringis seiring matanya yang sayu terbuka perlahan. Pemandangan pertama yang lelaki itu lihat adalah setir mobil. Gila. Apa yang terjadi sampai kepalanya bisa mencium benda bulat di depannya?

Lelaki itu mengadah. Lagi-lagi ia meringis ketika tangannya menyentuh bagian dahinya yang terhantam kemudi. Dan saat Felix menarik kembali jarinya, terdapat bercak darah di sana.

Belum sadar apa yang terjadi, Felix langsung menoleh ke belakang. Didapatinya Chaewon yang melamun di depan kaca mobil yang retak dan mengeluarkan sedikit air dari sana.

"Chaewon?"

Yang dipanggil menoleh, menatap Felix dengan mata berkaca-kaca. "Air semua, lix. Kita gak bisa keluar dari sini."

Lelaki itu melirik keadaan sekitar. Wajahnya benar-benar terkejut. Ya Tuhan. Beberapa puluh menit yang lalu Felix tertidur dengan tenang. Tapi kenapa saat ia bangun kepalanya sudah dalam keadaan bersimbah darah dan mobil yang dinaikinya sudah dikelilingi air?

Krek! Krek!

Felix kembali menatap ke depan. Tepat ke arah kaca depan mobil yang mulai retak dan hendak pecah. Dengan segera ia melepaskan seatbelt yang lupa dilepasnya ketika tidur tadi.

"Won—keluar."

Chaewon tersentak. Beberapa tetes air mata menetes di pipinya. "Hah?"

"Keluar gue bilang! Lo mau mati tenggelam di sini?!"

"T-tapi nanti airnya masuk—"

"Lo bisa berenang, kan?"

Chaewon mengangguk pelan. Membuat —setidaknya— Felix dapat bernafas lega untuk sementara.

"Ok. Lo mundur. Gue buka kacanya ntar Lo langsung keluar."

Lagi-lagi Chaewon hanya mengangguk. Tubuhnya ia mundurkan perlahan hingga menabrak pintu mobil sebelah kiri —karena kaca yang akan di buka terletak di sebelah kanan, di seberang kursi supir.

Felix menghela nafas. Jantungnya berdegup kencang. Tangan kirinya mulai ia arahkan pada tombol pembuka dan penutup kaca yang terletak di pintu samping supir.

BYUR!

Seketika air masuk ke dalam dan memenuhi mobil. Bersamaan dengan mobil yang perlahan tenggelam dan kaca yang sudah terbuka sempurna, Felix dan Chaewon keluar dari sana dan berenang menuju permukaan.

Kepala dua orang itu muncul ke permukaan. Sejenak mereka melihat sekitar. Mobil-mobil hanya terlihat atapnya saja. Bahkan jika mereka naik ke atas mobil, tangan mereka dapat menyentuh pipa-pipa ventilasi yang berada di langit-langit basement.

Felix berenang ke arah mobil milik orang lain yang entah ada dimana pemiliknya. Lelaki itu naik ke atas atap mobil kemudian mengulurkan tangannya pada Chaewon untuk membantu gadis itu naik.

"Sanha— Sanha mana?" Tanya Chaewon di tengah nafasnya yang terengah-engah.

"Gue gede gini masa gak keliatan?"

Dua orang itu menoleh ke belakang. Ada Sanha yang tengah duduk santai di atas mobil hitam —yang sama-sama milik Nancy— dalam keadaan tidak tersentuh air setetes pun.

Chaewon menghela nafas lega. "Hhh... Gue kira Lo kebawa arus."

Felix menatap lelaki itu dengan intens. Dahinya mengernyit. "Kok, Lo gak basah?"

"Ini mobil ada pintu atapnya, men," ujar Sanha. "Pas nyadar gue langsung buka pintu atap makanya mobil gak tenggelam, soalnya pintu atapnya gak masuk air."

When The Sea Swallows Everything Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang