Rosé menangis tersedu sembari membenamkan wajahnya ke bantal. Kebiasaan cewe-cewe.
Semua yang Jaehyun bilang tadi benar-benar terngiang dikepalanya namun yang paling aneh adalah dia yang masih sempatnya memikirkan apa yang dirasakan Jaehyun saat ia menamparnya tadi?
Rosé benci dirinya yang seperti ini. Selalu saja sulit membenci orang yang sudah menyakitinya. Bodoh, bukan tapi terlalu bodoh.
*****
"Udah ngomongnya!? Udah nuduhnya!? Seharusnya aku yang tanya kamu! Emang akhir-akhir ini kamu pernah bales chat dari aku? Aku pernah mikir kalau seandainya aku emang prioritas kamu seharusnya kamu pasti nyempetin ngabarin aku sesibuk apapun kamu! Tapi aku coba ngerti kalau kamu emang sesibuk itu"
"Emang kamu pernah jemput aku!? Aku mikir lagi emang kamu segitu sibuknya ya? Sampai jemput aja ga sempet? Tapi aku coba ngertiin lagi pasti kamu cape habis dari sekolah kalau harus jemput dan anter aku pulang"
"Aku juga ga bakal mau dianter Daniel kalau keadaannya ga terpaksa kayak tadi! Asal kamu tau aja, aku juga bukan cewe gampangan!"
"Dan yang terakhir,"
Rosé memberi jeda dan menghembuskan nafas panjang sembari masih terisak
"Emang kamu pernah bilang ke aku kalau kamu nganterin adek kelas kamu pulang?" Rosé tersenyum miris sembari menatap Jaehyun dengan mata yang berair
"Aku kira kamu sesibuk apa sampai ga bisa bales chat dan nganter aku pulang,"
"Tau nya sibuk ngurusin yang baru. Aku ngebosenin ya? Emang aku ini apa dibanding dia? Emang sih yang cantik bakal selalu menang" Rosé tertawa hambar sembali menunduk kembali lalu mengusap matanya kasar walaupun tak ada gunanya karena air matanya tetap turun
Kini giliran Jaehyun yang bungkam. Tak mengeluarkan sepatah kata pun. Bibirnya terkatup tak tau harus berkata apa untuk membela diri.
"Kenapa? Kamu ga punya alasan buat dijadiin alibi?" Rosé mengulang kata-kata Jaehyun
"Kamu tahu itu semua dari mana?" Akhirnya Jaehyun berhasil memberanikan diri mengeluarkan suara
"Haha, sempet-sempetnya kamu nanya? Semuanya bener ya sampai kamu ga bisa ngebela diri?" Rosé tersenyum miring lalu menghembuskan nafas kasar
"Padahal udah coba aku ngertiin dan ini udah ke dua kalinya" Rosé bergumam kecil
"Aku masuk. Aku cape" ucap Rosé lalu segera beranjak masuk ke dalam kediamannya meninggalkan Jaehyun yang masih membatu
*****
Jaehyun melajukan motornya membelah jalanan ibu kota dimalam hari. Pikirannya sedang kacau, bayangan kejadian tadi terus terulang dipikirannya bagai kaset yang diputar berulang-ulang. Bahkan setelah memanggil-manggil Rosé didepan rumahnya tak ada jawaban sedikit pun.
Ia sempat singgah ke sebuah minimarket untuk menenangkan dirinya sejenak tadi namun tetap saja ia tak bisa tenang
Sekarang sudah menunjukkan pukul 11 malam dan Jaehyun sedang dalam perjalanan pulang dengan pikiran yang kalang kabut. Memasuki jalanan sepi menuju ke rumahnya yang masih lumayan jauh
Tiba-tiba sebuah sepeda motor menghadangnya. Jaehyun refleks menghentikan motornya sedangkan 2 orang yang mengendarai sepeda motor itu turun dari motor
Gawat
Batin Jaehyun karena sepertinya ia tahu situasi yang sedang ia hadapi sekarang
Salah satu dari mereka mulai memaksa Jaehyun memberikan barang-barangnya sembari menodongkan sebilah pisau. Sial, sepertinya sejak tadi mereka mengikuti tapi Jaehyun tidak menyadarinya karena pikirannya yang kacau
KAMU SEDANG MEMBACA
Pearl ; Jaerosé ✔
FanfictionPearl is hard to find and be grateful to have it. warning ! bahasa non baku detected
