11

1.9K 294 142
                                    

Kyungsoo dan Sehun sedang di dapur, membersihkan bekas sarapan mereka. Koran Chosun Ilbo sudah datang, dan mereka baru saja berniat membawanya ke tepi kolam ketika telepon di meja dekat ruang keluarga berdering. Sehun mengangkatnya, menjawab "Ya" beberapa kali, kemudian menyerahkan pesawat tak berkabel itu kepada Kyungsoo sambil tersenyum menyesal. "Kakakmu... kedengarannya cemas."

Kyungsoo mengernyit saat mengambil telepon itu. Seohyun tak biasanya ikut campur urusan pribadinya. Pasti ada yang tidak beres di rumah. "Ada apa?" Ia bertanya tanpa pembukaan.

"Maaf menganggu kyung, tapi di sini ada tamu dan dia tidak mau ditolak," kata Seohyun cepat. "Apa kita bisa bicara, atau ada Sehun di dekatmu?"

Sehun sudah meninggalkan Kyungsoo menjawab telepon, berjalan menuju teras, membawa koran dan cangkir kopinya, mungkin mengira kekhawatiran kakaknya akan cepat diredakan. "Kita bisa bicara," kata Kyungsoo meyakinkan Seohyun.

"Dia datang Kyung... Hu Yi Tian datang."

Yi Tian! Malam yang dilewatkan Kyungsoo bersama Sehun telah mengusir semua bayangan mantan tunangannya dari pikirannya. Ia kaget saat menyadari hal itu benar-benar terjadi, apalagi ketika sebelumnya hubungan Yi Tian dengan Sehun telah mempengaruhi banyak reaksi dan responsnya terhadap sehun. Sekarang... kenangan tentang Yi Tian seperti kehadiran hantu yang tidak disukai disebuah pesta, merentangkan bayangan yang sama sekali tidak diinginkan Kyungsoo.

"Dia sudah ada disini dari pagi, sebelum aku pulang," Seohyun meneruskan. "Dan dia bertekad ingin menemuimu. Katanya dia akan menunggumu walaupun harus seharian."

"Kenapa?" Ucapan Kyungsoo lebih berupa teriakan protes alih-alih permintaan penjelasan.

"Mungkin dia merindukanmu."
"Aku tidak merindukannya."

"Yi Tian tidak akan mau menerima pesan itu dariku, kyung. Dia sebenarnya memaksa aku untuk memberitahu dimana keberadaanmu sekarang, dan aku tidak bisa pura-pura tidak tahu. Sekarang saja aku meninggalkannya di teras untuk menenangkan diri, sementara aku mencoba menghubungimu lewat telepon."

Kyungsoo mendesah kesal. Apa sih yang laki-laki itu inginkan, muncul begitu saja dipintu rumahnya dan bersikap sok kuasa? Apa ia menginginkan rekonsiliasi, setelah memberi Kyungsoo enam minggu untuk mempertimbangkan posisinya? Apakah ia mengira Kyungsoo akan bersyukur ia telah datang untuk menawarinya kesempatan kedua?

"Kyung...?"
"Maaf... aku hanya tidak mengerti. Yang sudah berakhir ya sudah berakhir."

"Nah, semakin cepat kau mengatakan hal itu kepadanya, maka akan semakin baik. Dan tempat yang paling pas untuk menyampaikannya adalah disini, bukan disana," kata Seohyun penuh arti.

Yang berarti meninggalkan Sehun dan semua yang telah mereka alami bersama, karena si superego Yi Tian tidak bisa menerima penolakan wanita yang ia anggap miliknya setiap kali ia menginginkannya. Lagi pula, ia adalah anugerah bagi wanita semacam Sonya, yang pastinya sekarang sudah menyadarinya.

Rasa marah dan frustasi Kyungsoo menggelegar karena terjebak harus menanggapi pria yang tidak diinginkannya lagi, dan dipaksa berpisah dengan pria yang diinginkannya. Tapi itu bukan masalah Seohyun, dan tidak adil jika ia membiarkannya.

"Baiklah! Aku akan sampai dirumah setengah jam lagi. Tapi tolong suruh dia kembali satu jam lagi, karena aku tidak mau dia menungguku. Oke?"

"Akan aku usahakan."
"Terima kasih. Maaf merepotkanmu, kak."

Yang akan jadi semakin merepotkan jika Yi Tian melihatnya pulang mengenakan pakaian tadi malam tanpa rias wajah dan dandanan yang sesuai. Hal itu bisa memicu keributan, apalagi jika pria itu mengira ia telah menyesali perpisahan mereka. Yi Tian tidak mungkin membayangkannya sudah menjalin hubungan intim dengan orang lain. Apalagi dengan Oh Sehun...

BRIDE FOR MR.OH [HUNSOO GS] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang