1 - Pertemuan

32 6 19
                                    

"Jika ini takdir apa yang bisa kita perbuat?"

Sia sudah ada di tengah tengah lapangan, dengan pakaian favoritnya. All black as always.

Ribuan mata memandang nya ragu.

She's a trouble. Pikir mereka

Apa yang membawa gadis rebel ini ke universitas yang suci ini?

"Kaya nya lo jadi pusat perhatian deh" ucap seorang gadis di samping nya

"Hehe, gue Jennie" ucapnya sambil mengulurkan tangan

"Sia" jawabnya singkat

"Gue tau pake all black bakal begini jadinya. Makanya gue camouflage dikit" Jennie

"Well kayanya kita punya selera yang sama" Jennie

"Soju after school?" Jennie

"Oke" jawab Sia

Tiba-tiba aja bisa perfect match gini. Pikir Jennie

Kantin

"Liat tuh bob, cewe yang jadi pusat perhatian tadi di lapangan"

Bobby mengalihkan pandangan nya pada Sia.

Bobby tau parasnya tak bisa ia alihkan begitu saja. Matanya tertuju pada tawa Sia yang membuat nya ikut tersenyum.

Tunggu... apa?

Bobby menggelengkan kepalanya pelan. Ngapain gue senyum bangsat.

"Btw samping nya cakep ye" Hanbin

"Tipe lo?" Bobby

"Ha? Hehe" Hanbin

"Ajak kenalan gih" Bobby

Hanbin menggeleng pelan

"Ga, pasti uda ada cowo nya" Hanbin

"Halah, tau dari mana lo" Bobby

Ditatapnya kembali meja Sia.

But she's gone

Bobby melihat ke sekeliling kantin, tapi nihil. Dia benar benar hilang bagai debu ditiup angin.

"Sob gue pergi dulu deh" Bobby

"Mau kemana lo?" Hanbin

"Ngecek perpus" Bobby

Bobby meninggalkan nya begitu saja.

"Orang pinter mah beda" Hanbin.

Bobby benar benar pergi ke perpustakaan kampus.

"Selamat siang" sapa Bobby pada penjaga perpus

"Tolong taruh tasmu di dalam loker"

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang