2 - Kenal

37 6 48
                                    

"Kenalkan aku pada hatimu"

June menginap di apartemen Sia malam ini. Entah kenapa, padahal ia sendiri hari itu sudah saat nya masuk kuliah.

"Dah gue mau ganti baju" Sia

"Ikut dong" June

"WOY WOY" teriak nya saat June mencoba membuka pintu kamar nya

"Canda kali hahaha" June

Ponsel June kini berdering, ada penelfon.

"Dimana si lo bangsat" ucap Mino

Iya, penelfon itu Mino.

"Gue di Seoul" June

"Lah.. ko ga ngajak gue si lo" Mino

"DOR!"

"E ANJING MONYET" Mino

Sia tertawa setelah berhasil mengagetkan sahabat nya itu

"Woy lo mah" Mino

"Berduaan mulu gue ga diajak" Mino

"Kan ada Jisoo" June

"Susah euy diajak maen" Mino

Sia membiarkan kedua nya saling berbicara lewat video call, sedangkan diri nya meneruskan pekerjaan nya.

Tak lama, June mendekati Sia lagi

"Ngapain? Novel lagi?" June

"Iya, ide gue ngalir mulu minta di tampung" Sia

"Sekali kali kirimin ke penerbit, jangan wattpad mulu" ucap June sambil berjalan ke dapur

"Tulisan gue jelek Jun. Di wattpad juga dibaca satu orang aja sujud syukur gue hahaha" Sia

"Orang nulis pake laptop mana ada jelek" June

Iya juga, orang nulis nya diketik hahaha

"Ah tai lu" Sia

June duduk lagi di samping Sia sambil merangkul nya.

Jantung Sia berdegub 3 kali lebih kencang dari sebelumnya

"Netflix kuy" June

"Di kamar aja ah gue ngantuk" Sia

Iya, mereka tidur sekamar.

Bukan mau aneh aneh. Mereka memang sudah biasa tidur satu ranjang. Cuma "tidur"

June dan Sia kini ada di kamar, ada mini proyektor pemberian dari Lisa. Kakak Sia.

"Jangan horor" Sia
"Lah napa? Lo kan suka ginian" June

"Ga besok gue kuliah, gue ga tidur tidur ntar" Sia

"Ya udah tidur" June

Sia sudah di posisi ternyaman nya. Sedangkan June lebih memilih nonton netflix sampai ketiduran.

Sia terbangun

Matanya memandang menyusuri apa pun yang ada di sekitar nya

June, batin nya.

Mata nya bertemu mata June yang masih tertutup. Surai nya sebagian menutupi wajah nya, tapi masih tetap tampan.

Wajahnya bagai malaikat yang sedang tidur. Setidak nya itulah yang Sia pikirkan.

Sia hendak beranjak, tapi ia segera diam saat ia sadar tangan kanan June melingkar di pinggang nya.

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang