Part 6

486 49 3
                                    

Saat Taehyung akan berjalan menuju kelasnya, Jungkook berjalan keluar dari ruangan kelas. Tapi tiba-tiba saja, langkahnya goyah.

Karena merasa heran, Taehyung menghentikan langkahnya. Ia melihat Jungkook yang sempoyongan dengan expresi wajah yang kesakitan.

Jungkook tidak menyadari keberadaan Taehyung. Ia terus berjalan semakin mendekati Taehyung. Tetapi Taehyung hanya diam tak bergeming. Terlihat acuh, tetapi menunggu.

Akhirnya Jungkook menabrak tubuh Taehyung. Taehyung masih diam dan tetap tenang.

"Eh.. Maaf.." ucap Jungkook dengan kesadaran yang tak lagi penuh.

Jungkook masih berdiri di depan Taehyung, memandang wajahnya yang tampak samar-samar. Ia bingung akan melangkah ke mana. Rasa sakitnya benar-benar tidak tertahan.

Akhirnya Jungkook kehilangan keseimbangan. Ia akan roboh. Namun, beruntung Taehyung menahan tubuhnya, dan meletakkan tangan kiri Jungkook di atas bahunya. Ia membantu Jungkook berjalan ke kelas, dan membantunya untuk duduk.

Taehyung duduk tak di jauh darinya. Ia menunggu Jungkook berhenti merintih. Boleh dikatakan, Taehyung tipe laki-laki yang dingin dan tenang. Ia sedikit misterius. Ia dapat membaca isi pikiran seseorang, meski terkadang tak sepenuhnya benar.

Beberapa menit kemudian, Jungkook mulai tenang. Rasa sakitnya mulai berkurang.

"Bagaimana, apa kau sudah merasa cukup baik?" tanya Taehyung dengan ketus.

"Ya." Jungkook menjawab singkat dengan suara pelan.

"Kutunggu kau sepulang sekolah di taman belakang. Kalau kau tidak datang, aku kuhajar kau!!"

Jungkook hanya mengangguk pelan. Kemudian Taehyung beranjak meninggalkan ruang kelas, dengan menyembunyikan kepalan tangannya.

***

Akhirnya sekolah pun usai. Seperti janji, Jungkook menemui Taehyung di taman belakang sekolah. Ketika Jungkook tiba di sana, sudah terlihat Taehyung menuggu di bangku taman. Jungkook menghampirinya, dan duduk di sampingnya.

"Terima kasih kau sudah menolongku tadi."

"Hh!! Kau tak perlu berterima kasih dulu!! ucap Taehyung sinis.

"Itu sama sekali tidak penting buatku! Asal kau tahu, sebenarnya aku ingin membiarkanmu tergeletak di situ, atau pura-pura tidak melihat! Kalau bukan karena Sora menyukaimu, mungkin aku sudah menghajarmu meski kau sudah hampir mati sekalipun!"

"Kenapa tidak kau lakukan? Aku bisa menerimanya."

"Aku kasihan, melihat orang lemah sepertimu!"

"Kalau memang kau keberatan menolongku, kenapa tidak meminta pada orang lain saja? Atau seperti yang kau katakan tadi, kau bisa meninggalkanku di sana. Jadi kau tak perlu repot."

"Kau ini bodoh, ya?! Aku tahu, kau tidak mau membuat orang lain mencemaskanmu. Dan aku juga tahu, tadi kau mau bersembunyi di tempat sepi, agar tidak ada yang melihat seandainya kau mati."

"Benar."

"Hh?! Pikiranmu sangat mudah terbaca. Tapi ada alasan lain kenapa aku ingin kau ke sini. Ada hal yang ingin kubicarakan?!"

"Apa?"

"Tapi, jangan pernah kau berpikir untuk berbohong, karena aku bisa membaca pikiranmu."

"He-m.." Jungkook mengangguk.

"Kau sakit apa?"

Jungkook terdiam. Ia bingung. Ia tidak habis pikir, dari mana Taehyung mengetahui hal itu.

"Jawab!"

"Kerusakan hati.. level akhir."

"Berapa lama lagi kau akan hidup?!" Taehyung mulai geram.

"Tak lama lagi. Hanya dalam hitungan bulan dan beberapa minggu.."

"Begitu, ya? Aku mau tanya.. Kau tidak menyukai Sora kan?!"
".. Kalau boleh jujur.. Aku sangat menyayanginya.."

---

Hehe jangan marah sama babang taehyung guys

Kesel? Sama :)

Vote comment ♥

The End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang