Part 3

587 73 2
                                    

Tak terasa, ujian semester pertama dimulai. Aku, Jungkook, dan yang lainnya tengah menjalani ujian. Sering tertangkap oleh mataku Jungkook terlihat pucat. Terkadang ia memegang bagian perutnya. Itu membuatku cemas.

Sejujurnya, aku tengah jatuh hati padanya. Tapi aku enggan mengatakan. Pernah terlintas sesuatu dalam pikiranku, ‘Aku tidak boleh suka padanya. Bagaimana jika suatu hari nanti dia pergi untuk selamanya. Aku hanya akan menjadi hati yang hancur dan kesepian.’

Tapi akhirnya aku membuang pikiran itu. Aku merasa terlalu egois jika harus membunuh perasaanku, hanya kerena merasa takut jika suatu waktu, ia akan pergi meninggalkanku.

Maka aku memutuskan menjaga hatiku untuknya, meski mungkin ia tidak menaruh hati padaku. Tapi pikirku ‘itu tak masalah’. Bisa mencurahkan perasaanku sebagai seorang teman yang baik untuknya saja, sudah lebih dari cukup.

***

Seminggu lebih kami menjalani ujian. Dan kini kami tengah menikmati masa-masa santai di sekolah.

Siang itu, Jungkook sedang bermain basket bersama teman-temannya di lapangan. Aku memperhatikannya dari atas. Ia terlihat keren sewaktu menjebolkan bola ke ring.

Tak lama, akhirnya aku merasa bosan dan kembali ke kelas dan di kelas. Hanya aku seorang yang ada di sana. Suasana di luar kelas begitu ramai, tapi entah kenapa aku tak terusik olehnya. Aku menikmati suasa hening di dalam ruangan itu. Aku duduk di bangkuku, meletakkan kepala di atas lipatan kedua tangaku, lalu memejamkan mataku. Aku mulai bermain dengan alam khayalku.

Tapi kemudian terdengar satu suara memanggilku. Suara yang tidak bisa kuacuhkan. Suara yang begitu akrab di telingaku.

"Kim Sora!?"

Segera aku menoleh ke pintu, ke arah datangnya suara itu. Sempat aku terkejut, tapi kemudian aku tersenyum menyambut kehadiran Jungkook.

"Kenapa kau sendirian di sini? Kenapa tidak bersama dengan yang lainnya di kantin?"

"Tidak suka.. Aku lebih senang sendirian seperti ini?" jawabku gugup, sambil melihat wajahnya yang terlihat agak pucat.

"Oh, kau menyukai keheningan?"

"Ya, aku suka sekali suasana yang tenang dan hening. Kau sendiri, kenapa berhenti main?"

"Tadi aku sedikit pusing. Tapi sepertinya sudah membaik. Kalau begitu aku pergi dulu, ya!" ucapnya dengan samangat, meski sebenarnya ia kelihatan tidak begitu baik.

Jungkook mulai berjalan menuju pintu keluar. Tapi, tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia memegang perutnya. Ia segera duduk di bangku terdekat dan menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangan kirinya. Aku segera bangkit dan mendekatinya.

"Jungkook!! Kau kenapa?" tanyaku cemas.

"Eh.." Jungkook tak mengatakan apa-apa. Ia hanya menunduk dan memegang bagian perutnya.

Air mataku mengalir. Aku tidak kuasa melihatnya menahan sakit. Aku takut kehilangan ia.
Ia menoleh padaku dengan wajah seputih kapas.

"Sora.. Tolong, jangan menangis."

"Aku akan memanggil guru!"

Belum lagi aku beranjak, Jungkook sudah tak sadarkan diri. Aku menjadi panik. Aku buru-buru berlari memanggil bantuan, dan Jungkook segera dilarikan ke rumah sakit.

---

Please bnget buat kalian votenyaa sangat sangat membantu thx.

Jungkook strong :)

Next?

The End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang