Part 11

477 46 1
                                    

Esok pagi ketika aku tiba di lantai tiga, aku bertemu dengan Taehyung yang sedang berdiri di pinggir pembatas.

"Pagi Sora?" Taehyung menyapaku.

"Taehyung!" Aku melangkah cepat menuju Taehyung, dan memeluknya.

"Sepertinya kau senang sekali hari ini?!"

"Aku sangat bahagia?!" Aku melepas pelukkku.

"Ayo cerita?! Kenapa kau sampai seceria ini?!"

"Aku dan Jungkook sudah menjadi kekasih!"

"Benarkah! Selamat ya! Jungkook pasti akan menjadi kekasih yang baik untuk kau, aku sudah merasakannya semalam!" ucapnya, nakal.

"Merasakan apa?" alisku berkerut.

"Apa lagi, kalau bukan ciumannya! Dia pintar sekali berciuman!"

Seketika itu juga seseorang menjitak kepala Taehyung dari belakang.

"Dasar kau! Ini masih pagi! Sora, sebaiknya kau tidak mendengarkan perkataan sahabatmu yang sedikit tidak waras ini!"

Aku tertawa geli melihat sikap mereka berdua. "Ya sudah?! Aku permisi dulu, ya? Ada tugas yang harus kukerjakan di kantor."

"Ok?!" jawab Taehyung.

Kemudian aku meninggalkan mereka di sana.

"Kau ini?! Pagi-pagi pikiranmu sudah blue film!"

"Hehehe! Kau sudah mencium Sora?"

"Bodoh!? Kau pikir aku segila itu?! Mana aku berani selancang itu!?"

"Kalau begitu, berikan ciuman pertamanmu untukku?!"

Jungkook berubah serius. Ekspresinya menjadi nakal. Ia merengkuh kedua bahu Taehyung dan menariknya mendekat.

"Mau apa kau!" Taehyung bergegas menarik dirinya dan menjauh dari Jungkook.

"Kau tidak waras!"

"Ha ha ha! Kena kau kawan!"

***

Tidak terasa, ujian semester dua telah selesai. Liburan pun tiba. Sudah lima bulan lebih, kami menjalin hubungan.

Jungkook seorang yang penuh perhatian, ia begitu lembut. Ia tahu ketika aku tengah dilanda masalah. Dalam satu minggu, ada saja kejutan yang ia berikan untukku. Ia sering membawaku ke tempat-tempat yang mengagumkan. Di mana di sana hanya ada ketenangan dan kenyamanan. Dan bersamanya, aku merasakan hadirnya kedamaian. Aku benar-benar bahagia memiliki seseorang seperti Jungkook.

Satu hal lagi, Jungkook begitu pandai membuatku terhanyut dalam setiap kejutannya. Ia bisa membuatku lupa pada kondisinya. Setiap kali aku menanyakan keadaannya, dia selalu menjawab "Jangan khawatir?" dengan memasang senyum yang manis dan wajah yang meyakinkan.

***

Sabtu pagi itu, Jungkook lagi-lagi mengajakku ke sebuah tempat yang begitu indah. Sebuah sungai kecil yang ada di pinggiran sebuah hutan. Cahaya matahari pagi yang menembus pepohonan dan menyinari sungai, membuat suasana pagi sangat indah dan membuat hatiku terasa begitu tenang. Sampai akhirnya Jungkook mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

"Sora, bisa berikan tangan kirimu."

"Ada apa?" tanyaku sambil memberikan tangan kiriku.

Tak kuduga Jungkook menyematkan sebuah cincin kecil yang manis di jari manisku.

"Jungkook, kau tak perlu repot-repot memberikan cincin ini untukku!" ucapku, meski di sisi lain aku sangat senang menerimanya.

"Cincin adalah lambang pengikat. Cincin diberikan untuk seseorang yang memang sangat berarti bagi kita. Dan aku memberikan cincin ini, karena kau adalah seseorang yang sangat berarti bagiku.. Bisa tolong kau pejamkan matamu?"

Aku menurut. Menanti kejutan apa lagi yang akan ia berikan. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang. Dan kemudian aku merasakan sentuhan bibirnya yang mendarat lembut di bibirku. Hanya sesaat, tapi begitu hangat, dan sangat berarti. Kemudian ia memelukku.

"Sora, kau sudah tahu kalau aku tidak akan hidup lebih lama lagi kan? … Karena itulah, aku selalu berusaha memberikan kejutan untukmu. Aku ingin kau mengenang kenangan manis bersamaku." ucapnya seraya melepas pelukannya dariku.

"Kau tahu, tidak ada satu pun jiwa di dunia ini yang ingin dilupakan saat mereka tiada nanti. Dan hanya orang bodoh dan tak berperasaan yang berusaha melupakan semua kenangan tentang seseorang, untuk melenyapkan kesedihan dan rasa kehilangannya.
‘Jangan pernah lupakan aku.. meski aku tahu suatu saat nanti akan ada seseorang yang menggantikan posisiku. Tapi sisakanlah satu ruang kecil di hatimu untukku.." lanjutnya.

Ucapannya begitu menyayat hatiku, sangat perih. Saat itu juga, tiba-tiba aku merasa sangat takut kehilangan dirinya. Meski aku tahu, aku tidak punya hak untuk memiliki hidupnya.

"Aku berjanji.. tidak akan melupakanmu.." ucapku seraya mendekapnya kembali, sangat erat.

Tak terasa hari menjelang sore. Jungkook mengantarku pulang ke rumah.

---

Tebak apa akhir ceritaaa ini hihi :")

Next?

Vote juseyoo

( ̄3 ̄)

The End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang