•••
"Kerja bagus, Jimin."
Jisoo menegak wine dari gelas di tangan kanannya. Tersenyum bangga pada sang aset, yang di balas dengan senyuman tipis, tidak berminat. Boss itu mengernyit. Tidak biasanya Jimin murung setelah membunuh orang.
"Ada masalah?"
"Aku boleh mengambil cuti, boss?"
Dimana Jisoo kini semakin mengernyit. Jimin itu mandiri dan ia bertanggung jawab. Ia tidak akan meminta sesuatu jika bukan karena sangat membutuhkan.
Dan asetnya itu ingin cuti?
"Kau punya masalah?"
"Hanya masalah kecil. Aku hanya ingin kembali ke Korea dan setelah itu aku akan kembali menjalankan tugasku."
Bossnya terdiam. Berpikir. Kenapa ia harus menolak, bahkan baru dua kali ini Jimin meminta cuti padanya? Pertama, saat Ayahnya sakit. Dan sekarang, entah apa yang terjadi. Tapi, Jisoo tak punya alasan untuk menolak. Selama ini, Jimin sudah banyak sekali mengabdi padanya.
"Why not?"
"Tidak kurang dari dua minggu, boss. Aku janji."
"Terserah padamu, Jimin. Kau boleh cuti berapa minggu pun, tidak masalah. Asalkan pikiranmu bisa kembali jernih dan siap untuk kembali bekerja untukku."
Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban lantas tersenyum formal sebelum undur diri dari ruangan bossnya.
Pikirannya kacau. Dan ia butuh liburan.
•••
"Mau kemana, Jimin?"
Jimin menoleh pada Yoongi yang menatapnya ingin tau. Tangannya masih sibuk menata barang barang pada ranselnya.
"Korea."
"Liburan?"
"Iya."
"Yang Dhubai kemarin?"
Dimana tangan Jimin kini berhenti bekerja. Menatap Yoongi yang menatapnya balik dengan pandangan polos. Yang mau tidak mau membuat Jimin gemas dan berakhir menarik Yoongi. Menghujani wajah pucatnya itu dengan kecupan.
"Pikiranku masih belum jernih, sayang. Aku perlu pulang kampung."
"Kau memikirkan apa?"
"Gerakan dance kali ini sangat susah. Dan kurasa aku butuh banyak refreshing. Jadi, bisa kau hubungi bossmu dan meminta cuti lagi? Aku janji, hanya sepuluh hari, Yoongi."
"Aku memang akan pulang ke Korea, Jimin."
Netra prianya terbelalak lucu. Membuat Yoongi terkekeh geli, lalu menangkup pipi Jimin. Mengecup bibir dominannya sekilas karena terlampau gemas."Benarkah?"
"Jangan senang dulu, Jimin. Kau pulang ke Busan, kan? Kalau kau lupa, aku pulang ke Daegu."
"Tidak masalah. Jarak Busan-Daegu lebih mudah daripada Busan-London."
Yeah, keduanya pulang kampung bersama keesokan paginya. Memutuskan untuk naik pesawat dengan jurusan Incheon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin [my]
Action[COMPLETED] Satu tujuan dalam dua naungan. Satu jiwa dalam dua raga. Satu cinta dalam dua hati. Satu nyawa dalam dua tubuh. "Hanya ada dua pilihan, Kau mati, atau aku mati." "Jika kau mati, aku juga harus mati. Sekarang, pilihannya hanya kita...