•••
"Ada rencana?"
Jimin masih fokus menyetir, bertanya tanpa menoleh pada Yoongi. Yoongi menatapnya sebentar lalu kembali melihat ke depan sana.
"Aku punya rumah. Lebih tepatnya, tempat persembunyian. Di perbatasan kota."
"Kita ke sana."
Hening menyapa. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. Mungkin terlalu terkejut karena apa yang mereka pernah pikirkan, benar benar terjadi. Keduanya adalah pembunuh.
"Sorry?"
"Hah? For what?"
"Aku pernah menembakmu, kalau kau lupa."
Tangan kanan si tampan bergerak menuju kepala Yoongi. Menggusaknya gemas sebelum kembali untuk memindah perseneling.
"Bukan apa apa."
"Tapi kau terluka."
"Aku baru tau ada pembunuh yang mengkhawatirkan korbannya."
"Lucu sekali, Jim. Secara teknis, kau bukan korbanku. Ataupun musuhku."
"Yeah, i know. Tapi, aku musuh bossmu. Dan kau, musuh bossku."
Di sini, Yoongi terdiam. Memilih mengalihkan pandangan yang sebelumnya menatap Jimin untuk menatap ke luar jendela. Merasa membenci kenyataan, karena dia dan Jimin, memang tidak di takdirkan bersatu.
"Sugar?"
Tak ada jawaban. Jimin tersenyum maklum. Kekasihnya itu sedang tidak ingin di ganggu. Berbeda dengan Yoongi yang membenci kenyataan ini, Jimin lebih memikirkan keselamatan sang kekasih. Meskipun Yoongi seorang pembunuh, boss Jisoo bukanlah seorang yang patut di remehkan.
Ia bisa membinasakan sesuatu dengan caranya sendiri.
"Belok kiri."
Bicaranya begitu ketus, Jimin jadi ingin tertawa. Kekasih galaknya memang begitu ketus jika sedang tidak ingin di ganggu. Dan Jimin pernah tertawa, sekali, karena suaranya dan ekspresi wajahnya benar benar menggemaskan. Berakhir dengan tubuhnya sakit karena serangan anarkis Yoongi. Benar benar di serang.
"Yes, baby."
"Tidak usah memanggilku begitu!"
Nah, kan.
Apa aku perlu bernyanyi?
"You know i want your love
Your love for handmade for somebody like me
Come on now follow my lead
I maybe crazy don't mind me
Say boy let's not talk too much
Grab on my waist and put that body on me
Come on now follow my lead
Come, come on now follow my lead"
"Diam, Jimin."
"I'm in love with the shape of you
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin [my]
Action[COMPLETED] Satu tujuan dalam dua naungan. Satu jiwa dalam dua raga. Satu cinta dalam dua hati. Satu nyawa dalam dua tubuh. "Hanya ada dua pilihan, Kau mati, atau aku mati." "Jika kau mati, aku juga harus mati. Sekarang, pilihannya hanya kita...