"Makan lagi, Taehyung."
"Aku tidak percaya kau melakukan ini setelah ku manipulasi kematian Jisoo agar Yoongi tidak tertangkap pihak kepolisian."
Taehyung memandang penuh dendam pada Jimin yang malah tertawa keras karena ucapannya. Sumpah, demi apapun, Taehyung benci salad. Dan si Park sialan itu memaksanya untuk makan salad?
"Salahmu. Seharusnya kau memberitahu rencanamu dulu padaku, bukan asal menjebakku dan mengumpankanku pada si Nam keparat itu."
"Kau tidak ingat? Kau bahkan pernah membunuh satu satunya saksi dari penjahat kelas berat beberapa tahun lalu tanpa memberitahuku. Itu balas dendamku, bangsat."
"Makan saja saladnya. Nanti ku bujuk Yoongi untuk melepaskan Jungkook, bedebah."
Yeah, sekali lagi. Jika bukan karena Jungkooknya, Taehyung tidak akan mau menuruti perintah Jimin untuk memakan salad kesukaan Jimin itu. Jimin suka salad dan Taehyung benci salad. Apalagi, salad yang Jimin beli ini bukan salad buah. Tapi, salad sayur.
Sumpah, jika bukan karena Jungkook yang ada di genggaman Yoongi, Taehyung akan dengan senang hati memukuli Jimin yang menyeringai menyebalkan di depannya.
"Aku pasti akan membunuhmu setelah ini, Park."
"Oh? Coba saja, tetangga."
Pria Daegu itu mendesus karena kedatangan sang tetangga. Siapa lagi kalau bukan Yoongi. Bungsu Min itu sekarang jadi begitu possessive pada si sulung Park. Sejak kejadian Jimin menghilang berbulan bulan lalu, Yoongi menolak untuk tidak berada di dekat sang kekasih.
Taehyung sih senang, karena rencana yang ia susun dengan rapi itu berjalan sesuai harapannya. Hanya saja, niatnya untuk membalas dendam pada Jimin itu malah jadi jackpot untuk Jimin. Dan Jungkook jadi sering di sandera Yoongi hanya karena masalah balas dendamnya dengan Jimin.
Double sialan.
"Mana Jungkook?"
"Habiskan saja saladnya. Nanti ku beritahu."
Satu suapan terakhir Taehyung lahap dengan penuh emosi. Berada dekat dengan Jimin dan Yoongi dalam radius 500 centimeter membuat emosinya ingin meledak saja rasanya.
Kedua pria itu punya pikiran yang sama. Kenapa mereka malah saling mencintai, sih? Begitu, emosi Taehyung akan reda begitu saja jika kembali memikirkan bagaimana kisah cinta mereka.
"Bagaimana kalian bisa saling mencintai?"
Pertanyaan itu terucap begitu saja dari bibir Taehyung. Jimin memandangnya sebentar, lalu tersenyum memandang Yoongi yang duduk di sebelahnya. Menarik kepala submisivenya itu untuk ia kecup pelipisnya. Lalu ia merangkul bahu Yoongi dan kembali memandang Taehyung.
"Sederhana. Hanya sebuah kisah tentang pembunuh berdarah dingin dengan pembunuh berdarah dingin lainnya. Mungkin terdengar aneh, tapi, nafas Yoongi adalah nafasku, nyawanya adalah nyawaku, jiwanya adalah jiwaku dan cintanya adalah cintaku. Aku tau dia adalah takdirku Dan takdirnya adalah diriku. Sesederhana itu."
•••
The real end
Berakhir. Dan tidak ada book dua untuk story ini. Ide gua udah MENTOK ampe sini aja 😂
Kuy, baca story gua yg lainnya /promosi ceritanya :v
Terimakasih sudah menanti story ini sampai tamat, dan maaf jika tidak sesuai harapan kalian :)
Saya up sekalian ampe tamad biar ga di tagih lagi :) setelah ini saya akan melanjutkan book 2 dari dangerous :v coming soon di bulan mei :)
Dan bye, saya akan kembali hiatus :v
03032019
I purple u ♥
Salam
Dae
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin [my]
Action[COMPLETED] Satu tujuan dalam dua naungan. Satu jiwa dalam dua raga. Satu cinta dalam dua hati. Satu nyawa dalam dua tubuh. "Hanya ada dua pilihan, Kau mati, atau aku mati." "Jika kau mati, aku juga harus mati. Sekarang, pilihannya hanya kita...