•••
Rencana mereka jalankan. Di komando oleh Taehyung yang awalnya menolak mentah mentah untuk melakukannya. Heol,siapa juga yang mau berurusan dengan penjahat kelas berat semacam Jisoo Kim dan Joohyuk Nam?
"Oh, tidak mau? Jika taruhannya nyawa Jungkook, masih tidak mau juga?"
Iya, Yoongi 'memaksa' sebab itulah ia mau. Jika saja pria kulit pucat itu tidak membawa bawa nama Jungkook, mana sudi Taehyung mengomando kedua psikopat bodoh yang ingin melawan boss mereka sendiri itu.
Lagipun, Taehyung tidak punya ide lain selain ide gila yang di rencanakan Jimin serta Yoongi. Keduanya dalam misi yang bertujuan sama, membunuh sang boss. Jimin dalam misi membunuh Joohyuk dan Yoongi dalam misi membunuh Jisoo.
Tidak mudah, karena taruhannya adalah nyawa.
"Sugar, kau yakin dengan ide ini?"
Yoongi yang sedang berkutat dengan senjata apinya menoleh pada Jimin. Pria tampan itu sedang menegak wine di sofa panjang. Sedangkan Yoongi duduk di karpet bulu tak jauh dari Jimin.
Bukannya Jimin ragu untuk menjalankan misi mereka ini. Ia siap, bahkan lebih dari sekedar siap. Hanya saja, ia mengkhawatirkan nyawa Yoongi. Sungguh, nafas Yoongi adalah hal yang paling berharga untuknya saat ini.
Sugarnya itu bangkit sambil meletakkan pistolnya di atas meja. Melangkah mendekati Jimin lalu duduk di pangkuannya dan mengalungkan tangannya di leher Jimin. Sang dominan meletakkan gelas winenya di atas nakas di samping sofa yang ia duduki dan tangannya beralih merengkuh pinggang sang submisivenya untuk ia bawa lebih dekat padanya. Yoongi mendekatkan wajahnya ke wajah Jimin untuk mempertemukan dahi mereka.
"Tentu aku yakin, Jimin. Kau lupa jika aku ini juga seorang pembunuh sepertimu? Jangan mengkhawatirkanku jika hal itu hanya membuatmu ragu. Hanya ini satu satunya jalan untuk kita bisa bersama."
Sebelah tangan Jimin gunakan untuk menarik tengkuk Yoongi mendekat.
"Kau benar. Ayo membunuh bersama?"
Tepat saat Jimin menyelesaikan kalimatnya, bibir Yoongi ia cium dengan lembut. Bibir Yoonginya itu adalah candu untuknya. Seperti rokok. Hanya saja, bibir tipis itu lebih terasa manis dan Jimin menyukainya.
Saat tangannya hampir saja merambat untuk masuk ke baju yang Yoongi kenakan, sebuah deheman menginterupsi keduanya. Yoongi melepaskan ciumannya dengan Jimin dan menatap sebal ke arah pelaku pendeheman yang tak lain adalah Taehyung Kim. Yabg di tatap hanya memutar bola matanya malas.
"Pengacau."
"Oh? Perlu kuingatkan ini apartement siapa?"
"Kenapa kesal? Tidak mendapat yang begini dari Jungkook?"
Ucapan Yoongi sungguh menohok hati seorang Taehyung Kim. Dan sialnya, penyataan itu tidak salah sama sekali. Jimin yang melihat Taehyung menampilkan raut 'sialan, benar juga' seketika terbahak. Mendapatkan dengusan sebal dari Taehyung.
"Terus saja tertawa. Tertawa saja sampai kotak tertawamu rusak."
"Lucu, Kim. Kau serius tidak dapat jatah dari Jungkook."
"Diam saja, Park."
"Ekspresimu mengatakan iya, Kim."
"Terserah padamu, Tuan pembaca ekspresi. Kapan kita mulai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin [my]
Action[COMPLETED] Satu tujuan dalam dua naungan. Satu jiwa dalam dua raga. Satu cinta dalam dua hati. Satu nyawa dalam dua tubuh. "Hanya ada dua pilihan, Kau mati, atau aku mati." "Jika kau mati, aku juga harus mati. Sekarang, pilihannya hanya kita...