Bagian || 13

292 19 0
                                    

Pagi ini rasanya dingin sekali. Aku mengenakan sweater hangatku agar dapat mengusir rasa dingin ini. Lebih seminggu sudah ku lewati hariku tanpa Lala, entah dimana dia berada.

Ku coba untuk membuka pintu dan jendela rumahku agar cahaya mentari dapat masuk, tapi nyatanya pagi ini tak secerah hari-hari kemarin.

Cuaca mendung dan berangin seperti ini membuat ku tak nyaman. Untuk menghilangkan ketidaknyamanan ini aku membuat secangkir coklat panas dan beberapa roti panggang untuk sarapan ku.

Cliing

Terdengar suara notifikasi pesan masuk di ponsel ku, entah dari siapa. Rasanya aku enggan sekali untuk mengetahuinya. Tapi, ya sudahlah, mungkin ini pesan yang penting. Aku pun membuka pesan tersebut.

Tertera dengan jelas nama Vida dan Frans, dapat dipastikan mereka melangsungkan acara anniversary mereka. Ya... Tidak terlalu penting menurut ku. Namun, karena aku posisinya adalah sebagai sahabat Frans maka aku akan datang.

Mendadak !!

Aku belum menyiapkan apapun, sedangkan acaranya malam ini. Mereka memang sangat senang melihat ku panik dan tergesa-gesa.

Shit bukan?

Segera aku bangkit dari sofa kamarku dan beranjak pergi untuk membeli kado spesial untuk mereka. Aku berjalan dengan malasnya menuju garasi untuk mengeluarkan mobilku.

Tanpa sadar aku mengembangkan senyuman. Aku teringat sesuatu, mengapa aku bisa lupa. Lala adalah pegawai di butik mode itu. Sudah pasti dia ada disana bukan?

Aku segera mempercepat laju mobilku tanpa menghilangkan senyuman yang tercetak jelas di wajahku.

Aku sampai disana kurang dari lima belas menit. Mengapa harus berlama-lama untuk itu?
Segera saja ku parkir kan mobilku dan tanpa membuang waktu aku beranjak menuju ke dalam butik.

Setibanya di dalam sana, aku celingukan mencari keberadaan gadis itu. Dia tidak terlihat dimana-mana. Apakah dia tidak ada disini juga?

Tiba-tiba seorang pegawai wanita menuju ke arahku. Mungkin dia tau aku sedang celingukan mencari sesuatu.

Dia berdiri di depanku sambil menundukkan kepalanya. Apa dia malu? Tapi kenapa? Aku tidak peduli lah. Aku hanya ingin menemui Lala.

" Ada yang bisa saya bantu, mas? ", tanyanya dengan nada bicara yang lebih dari sekedar sopan.

" Anjirr, gue dipanggil mas ", batinku.

Apakah aku harus menanyakan Lala padanya? Kurasa IYA....

" Boleh mbak. Saya mau nanya ", ucapku sopan.

" Silahkan tanya saja, mas. Saya selalu ada untuk pelanggan. Terutama mas nya ini ", ucapnya malu-malu.

" Dih! Cewek ganjen tabok aja. Untung nggak kenal, bersyukur aja lo ", batinku muak.

" Itu mbak. Apakah Lala ada disini? ", tanyaku padanya.

" Oh Lala? Dia emang kerja disini ", jawabnya dengan nada bicara tak suka.

" Kalau boleh tau, dia dimana ya? ", tanyaku lagi.

" Sekarang? ", tanyanya ogah-ogahan.

Taun depan coyy taun depan

Aku hanya bisa mengangguk pelan.

" Emm.. Lala tidak masuk hari ini ", ujarnya.

" Kenapa mbak? Apa dia sakit? ", kataku yang mulai sedikit merisaukan nya.

" Nggak ", jawabnya ketus.

Ni orang kenapa sih?

" Lah terus? ", tanyaku penasaran.

" Dia minta cuti selama seminggu ", ujarnya.

" Ngapain cuti, mbak? ", tanyaku

" Ya mana saya tau, mas ", ucapnya ketus.

Sewot amat sih neng!

" Mbak ini teman sebayanya, kan? ", tanyaku padanya.

" Iya, tapi dia nggak begitu akrab sama saya ", ucapnya.

" Oh oke deh mbak. Terima kasih, ya? ", ucapku sambil tersenyum simpul.

Baru aku akan beranjak pergi mencari kado, suara pegawai itu mengagetkan.

" Tunggu mas ", teriaknya.

Masya Allah, padahal gue masih ada di depannya loh ini.

" Kenapa mbak? ", tanyaku.

" Mas ini siapanya Lala? Kok kepo-kepo gitu sih? ", tanyanya agak kesal.

" Saya temennya ", jawabku yakin. Toh, memang teman kan?

" Ohh.. cuma temen ya mas? ", tanyanya malu-malu lagi.

Ni orang kenapa sih? Takut sendiri gue.

Aku mengangguk ragu mengiyakan. Anehnya dia malah melonjak-lonjak tidak jelas.

" Jadi mas nya masih jombs ya? ", tanyanya semangat.

Eh ni cewek!

" Maaf mbak, udah sold out ", jawabku bohong sedikit, Astaghfirullah...

" Yahhh... Mas tau. Potek hati dedek ", ujarnya seraya pergi dengan langkah gontai.

Ya Allah, makhluk apa itu?

Mengenai gadis tadi, lupakan saja. Tidak penting sama sekali. Sekarang tentang Lala. Dimana dia? Kenapa dia menghilang tiba-tiba?

Aku berpikir ada apa dengan gadis ini sebenarnya. Atau mungkin dia sedang bermasalah? Kalau iya, mengapa dia tidak menceritakan masalahnya padaku?

Aku sudah sangat berharap bahwa dia akan terbuka padaku. Tapi justru dia menyembunyikan masalahnya.

Jika saja aku tau dimana dia sekarang, aku pasti akan menjemputnya. Aku sungguh kesal sekali padanya. Dulu, waktu aku tidak ingin berjumpa dengannya dia selalu ada dimana-mana. Tapi sekarang, ketika aku ingin bertemu, dia malah menghilang entah kemana.

Banyak pertanyaan mengapa di otakku sekarang. Rio, berhentilah begitu memikirkannya. Toh, dia pasti akan datang di acara anniversary si Vida dan Frans, karena Lala adalah teman Vida.

Sekarang, fokuslah pada tujuan pertamamu kemari. Membeli kado dan segera pulang ke rumah sembari prepare untuk malam ini.

🖌️🖌️🖌️🖌️🖌️

Setiap hello pasti diakhiri dengan goodbye

🍁🍁🍁🍁🍁

Holla haiii gais
Balik lagi sama Lala Rio
Wahh, si Lala hilang kemana sih?
Aku juga nggak tau, Eh?
Tetep stay tune
Jan lupa untuk selalu vote dan comment yak?
Lopyu
Ghaits
L. A.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang