Bagian || 46

226 8 0
                                    

Jangan lupa buat selalu komen apapun yang kalian pikirin tentang cerita author🤗 makasih bagi yang mau bantu author💚

Keep reading guys😘

***

"Kamu itu tadi apa-apaan? Ngapain kamu berantem sama Bang Edo?"

Aku melihatnya menghembuskan napas lelah. Ia memijat pelipisnya dengan mata terpejam. Padahal disini seharusnya aku yang marah, tapi kenapa malah isteri ku yang angkat bicara padaku.

"Kamu tau sendiri dia mancing emosiku tadi. Aku nggak harus diem aja dong liat dia sama Lala-"

Aku menatapnya yang kini juga menatap ku seraya menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya-tanya tentang kalimatku yang terhenti.

"Apa?" tanyanya.

Aku menghela napas dan mencoba bangkit dari sofa menuju ke kamarku. Aku lelah sekarang. Lelah atas semua yang menimpaku malam ini. Semuanya kacau, semuanya berantakan. Hatiku sudah berada di fase yang sepatah-patahnya. Aku terlalu naif untuk mengakui bahwa ini semua bukan salahku.

"Rio tunggu. Jawab aku dulu"

Gadis ini menghadang langkahku dengan merentangkan kedua tangannya di depanku sambil menggelengkan kepalanya kuat.

"Kita butuh cerita. Aku isteri mu sekarang. Apapun yang menjadi masalahmu adalah masalahku. Kau belum memutuskan kau memilih siapa, dan aku masih berhak atas dirimu karena kau belum memilih Kak Flo" jawabnya.

Menghela napas lelah aku menatapnya, "aku tidak akan memilihnya"

Aku tau isteri ku itu terkejut. Terlihat dari wajahnya yang begitu terkesiap. Tangannya yang direntangkan itu tadi pun digunakannya untuk menutup mulutnya.

"Sudahlah minggir, aku capek pengen tidur"

Aku melangkah melewatinya yang masih berdiri di posisinya semula. Aku melepas jaket ku dan berbaring telentang di atas kasur. Menatap langit-langit kamar yang sepi dan dingin, hanya lampu yang menghiasinya.

"Rio"

Isteri ku ikut naik ke kasur dan tidur tengkurap di sebelahku. Memandang ku lekat. Namun aku tak peduli dan masih setia memandang langit-langit kamar ini.

"Kamu marah sama Bang Edo, ya?"

"Menurut kamu?"

Ku lirik dia menumpukan kedua tangan pada kepalanya. Dia berpikir sambil sesekali mengetuk-ngetuk jemarinya di dagu.

"Kalau menurut aku sih kamu marah. Sekarang nih ya, siapa sih yang rela orang yang dicintai menikah sama orang lain"

Aku mendengus mendengarnya, "kamu ngomong kayak gitu seolah nyindir aku tau nggak"

"Ya kan emang gitu. Posisi kamu sama kayak Kak Flo. Bedanya, Kak Flo yang berusaha relain kamu duluan"

"Iya kamu bener. Aku udah nyakitin dia, dan aku juga udah berusaha relain Lala. Aku pengen dia bahagia juga tanpa aku"

"Yaudah, terus kenapa kamu marah?"

"Aku nggak akan marah kalau bukan Bang Edo yang jalin hubungan sama Lala"

Dia mengambil tanganku dan menggenggamnya erat. Aku menatapnya yang kini tersenyum manis ke arahku.

"Kalau Kak Flo bahagia nya sama Bang Edo gimana?"

"Nggak mungkin. Lala itu nggak mungkin suka dan bahagia sama dia. Dia udah nyakitin Lala dengan perkataannya dulu," jawabku kesal.

"Kalau Bang Edo udah minta maaf?"

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang