Bagian || 23

189 10 0
                                    

Keep reading guys😘

***

Aku lelah sekali hari ini. Setelah mengisi jam di kampus aku langsung keluar menemani Lala untuk jalan-jalan. Sebenarnya itu bukan keinginanku, walaupun aku juga senang menghabiskan waktu dengannya cukup lama. Rasanya masih ingin bersama nya, namun aku juga paham bahwa dia juga butuh istirahat.

Aku memasuki rumahku setelah memasukkan mobil ke garasi. Membuka sepatu dan menaruhnya di rak depan seperti biasanya. Di ruang tengah sudah ada Bang Do yang memainkan ponselnya sambil memakan cemilan dan juga ibu yang tengah sibuk menonton televisi.

"Assalamualaikum,"

Mereka serempak menoleh ke arahku, aku pun balas tersenyum melihat ibuku yang juga melengkungkan bibirnya. Sedangkan abangku hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali menatap ponselnya.

"Waalaikumsalam,"

Aku mendekat ke arah ibuku, mencium punggung tangan nya dan duduk di samping beliau berhadapan dengan abangku duduk. Aku menyandarkan punggungku ke sofa, mengembalikan tulang belakang ku yang rasanya kaku. Mataku lurus menatap Bang Do yang tak kunjung lepas dari ponselnya.

"Bukannya jawab salam, malah asyik chattingan ama gebetan," sindir ku.

Bang Do menatapku tajam, namun aku hanya balik menatapnya datar dan mengalihkan perhatian ku ke kaca televisi. Kami memang sempat adu fisik karena masalah itu. Namun, aku mencoba biasa saja dengan Bang Do.

"Sewot aja lo kek cewek," ucapnya.

Aku berdecih dan kembali menatapnya tajam membuat ibuku yang berada di sebelahku mengusap pelan lenganku. Beliau tersenyum membuatku menghela napas panjang.

"Emang jadwal ngajar kamu padat hari ini?" tanya ibuku.

"Iya, Bu" jawabku singkat.

"Dan apa kabar cewek hutan itu?"

Dengan cepat aku menolehkan kepalaku ke arah Bang Do dengan ekspresi kesal. Aku sangat paham siapa yang ia maksud. Baru saja aku bersikap biasa padanya dan kini ia mulai memancing ku.

"Jaga tuh mulut!" suruh ku padanya.

"Kenapa? Harusnya lo yang jaga mulut. Sejak kapan lo bisa bohong sama nyokap, hah?" tanyanya sambil tersenyum miring.

Aku menghadapkan tubuhku ke arah Bang Do di depanku sepenuhnya. Kami saling menatap tajam dan hanya terhalang meja kaca di ruang ini.

"Kapan gue bohong?" tanyaku bingung.

"Lo bilang jadwal lo padat hari ini? Bullshit! Nyatanya lo enjoy pacaran sama cewek setan itu," jawabnya ringan.

Amarahku sudah di ujung kala kalimat terakhir Bang Do sampai di telingaku. Aku berusaha menahannya, karena tidak mungkin aku meluapkan nya di depan ibu.

"Tolong diem aja, Bang!"

"Terus kenapa kalo gue banyak bacot, hah? Bacotan gue juga kagak pernah lo peduliin, kan?"

Aku mengepalkan tangan ku kuat-kuat. Aku tidak ingin kalap di depan kakak kandungku seperti sebelumnya.

"Udah deh, mending lo jauhin aja cewek ular itu agar lo nggak ngebantah keluarga lo," ucap Bang Do.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang