Bagian || 07

488 22 0
                                    

Seperti biasa, hari ini saatnya aku pergi ke kampus untuk mengajar mereka yang mau diajari oleh diriku.

Sebelum masuk ruangan, aku memasuki perpustakaan kampus sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengajar. Ku dapati Lala, gadis penghancur mood itu tengah mencari sesuatu sambil mengenakan earphone warna pink miliknya itu.

Aku tidak menggubris nya dan memilih untuk melanjutkan misi ku ke perpustakaan, Yapp ! Mencari buku cerita yang menginspirasi.

Aku menemukan buku yang ku cari di tumpukan buku-buku sejarah.

" Napa ada di sini nih buku? ", heran ku pada diriku sendiri.

" Wooii .. Pak !", suara nyaring terdengar syahdu di telingaku.

Gadis tengil itu mendekat ke arahku dengan brutal.

Kayak brandal mau malak aja ni cewek. Heran gue.

Aku mengangkat sebelah alis ku dengan maksud agar dijelaskan.

" Kembalikan buku itu padaku ! Aku mencarinya sejak lama tadi,"

Dia nyuruh gue? Gue tampol langsung pinter tau rasa,

" Tidaklah..! Enak saja, aku yang mendapatkan nya lebih dulu. Kau cari saja yang lainnya. Masih banyak disini, karena tidak mungkin kalau hanya satu saja," jawabku.

"Aku sudah mencarinya, nggak ada, lagipula aku juga suka buku itu,", kekeuh nya.

" Jadi..?"

" Kembalikan padaku," pintanya sekali lagi padaku.

" Biar aku yang membacanya dulu. Setelah itu, baru aku berikan padamu", jawabku.

" Tidak. Pokoknya aku yang duluan "

Ngeyel banget si tikus got

" Aku yang menemukan nya lebih dulu, jadi aku juga yang membacanya dulu. Kau tidak bisa mengaturku dan kau tidak berhak merampas apapun dariku. So, aku yang menang ",
jawabku dengan tatapan dingin dan senyum smirk yang mempesona, terbukti dia sampai melongo melihatku.

Cukup lama dia terdiam dan itu membuatku semakin bernafsu untuk membuatnya kesal padaku. Tak lama kesadarannya mulai muncul dan mendongak menatap ku intens.

" Tidak.. tidak.. tidak.. aku yang seharusnya menang.."

Aku menatapnya balik dengan bingung.

" Karena kata yang kau katakan barusan pernah ku ucapkan waktu itu, ketika kau merampas earphone-ku. So, aku yang harus menikmati buku itu dulu," jawabnya sambil tersenyum manis sekali padaku.

Padaku? Ah... Kurasa tidak.. dia hanya ingin membuat ku kalah telak disini.

" Tidak.. aku yang lebih dulu, "
Tanpa basa-basi aku menarik tubuhku pergi. Dan, Lala tidak mendebatku .

Aku sangat senang sekarang bisa mengalahkan gadis dekil dan keras kepala itu. Rasanya puas sekali melakukan nya. Ingin sekali aku mengalahkannya setiap hari..

Tanpa sadar bibirku mengembang, mengingat momen seru yang ku lewati bersama Lala tadi. Dia kalah denganku? Aku tidak begitu mempercayai ini, tapi memang begitulah kenyataannya.

Di tengah kesibukan ku melamun, aku melihat Bu Risa lewat di depanku. Itu membuat ku ingat pesan Frans padaku. Aku juga butuh bantuan nya untuk membuatkan beberapa lembar jawaban mahasiswa. Segera ku langkahkan kakiku ke arah nya.

" Bu Risa..!", panggil ku.

Beliau berhenti dan menoleh ke arahku.

" Ada apa nak Rio?", tanyanya penasaran.

" Saya,-----,"

"BU RISAA !", lengkingan suara gadis menggema membuat kalimat ku terpotong. Suara merdu nya tidak mampu untuk menyumbat emosi ku kali ini.

Tanpa melihat pun aku sudah tau bahwa dia adalah Lala, si gadis psikopat abal-abal.

" Bu Risa, ayo ikut aku. Tugas yang Anda berikan hilang. Bisa Anda tuliskan lagi dan kirimkan ke email saya? ", Tiba-tiba saja tubuhnya muncul di antara aku dan Bu Risa.

Selalu saja mengganggu. Menyebalkan..!

Aku pun tak mau kalah, aku memajukan tubuhku yang kini sudah bersebelahan dengan Lala dan berhadapan langsung dengan Bu Risa.

" Bu Risa, saya butuh bantuan Anda untuk membuatkan lembar kerja mahasiswa dan mari ke kantor, saya juga punya pesan dari Frans tentang Pak Jack, saya akan menjelaskan lebih lanjut di kantor," balas ku.

" Aduh, saya jadi bingung sekarang. Ya sudah, mari nak Rio !"

Bahagia kurasa...

" Tidak, Bu. Lalu, bagaimana dengan saya? ", sela gadis bersuara emas itu.

" Lho, kamu kan minta dikirim lewat e-mail , jadi bisa dilakukan kapanpun," jawab Bu Risa.

" Ayolah, Bu. Sekarang saja. Saya butuh bantuan Anda !", pintanya.

" Hei kau... Jangan memberatkan Bu Risa, ya ? Beliau juga sangat saya butuhkan. Nanti kan juga bisa ! ", kataku menyela.

" Hei Pak Rio, jangan mencampuri urusan saya, ya !", teriaknya lantang.

" Saya hanya memberikan solusi padamu. Jika kau tidak suka, tidak usah berteriak padaku.", jawabku enggan.

Untung suaranya masih ketolong. Kalo nggak? Pecah nih gendang telinga gue.

" Sudah.. sudah.. sudah.. Kalian ini ribut sendiri mempermasalahkan saya. Kalian ini memang ....."

Memang apa ?

" Baiklah. Ayo ikut saya Lala. Dan, nak Rio. Saya akan menemui Anda setelah ini."

" Baiklah, Bu Risa. Saya tunggu di kantor,"

Aku beranjak pergi sambil bergumam.

" Lebih baik diurus dulu aja, biar kagak ribet,"

" Kau mengatakan sesuatu, Pak Rio?", tanya gadis yang memang masih berada di belakang ku walau tidak begitu dekat.

Peka banget tuh kuping, kalo yang punya kuping sendiri peka kagak ya?
Bodo amat...

" Tidak sama sekali, ", jawabku sambil melanjutkan langkahku.

Rasanya kesal, karena si Lala itu lagi tugasku tidak kelar cepat. Semuanya tambah berantakan, selalu saja mengganggu kehidupan ku. Bisa gila aku jika terus seperti ini.

Aku butuh liburan kali ini.

Yang terpenting adalah aku akan menghilangkan segala masalah terbesar ku, termasuk tentang mahasiswi cantik super songong itu. Aku akan pergi untuk menyegarkan pikiran ku yang kalut. Aku akan menjernihkan lagi semua kehidupan yang ternoda kan oleh kesulitan-kesulitan dan permasalahan hidup ini.

🖌️🖌️🖌️🖌️🖌️

Memulai pembicaraan adalah sesuatu hal yang tidak sulit jika kita menemukan topik yang cocok dan menguntungkan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hola gais..
Tetep baca, ya?
Jangan lupa vomment loh ya
Maksa?
Iyalah... Orang cerita bagus juga . Hehe 😅😅
Jangan bosen bosen sama Rio Lala, ya?
Tetep stay tune ya?,-
Lopyu gais
Ghaits
L. A.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang