Bagian || 21

237 10 0
                                    

Keep reading😘

***

"Rio.."

Sayup ku dengar lengkingan suara ibuku dari arah dapur yang membangunkan ku dari tidur lelapku semalam. Juga membuyarkan mimpiku yang tengah bersama gadis bodoh milikku. Milikku? Ya, sebentar lagi dia pasti akan menjadi milikku.

Pagi ini masih sangat dingin yang terasa menembus kulitku. Dengan enggan aku mendudukkan tubuhku di atas kasur tanpa melepas selimut yang masih setia membelit tubuhku.

Ceklekkk..!

Kudengar pintu kamarku terbuka beserta langkah kaki yang menuju ke arahku. Entahlah, mataku tak bisa dibuka rasanya.

"Rio..!"

Aku membuka mataku, dan terlihatlah ibuku yang tengah membawa sendok sayur.

"Iya, Bu", jawabku malas.

"Ayo bangun. Akan ada tamu hari ini", ucapnya sambil menyibak gorden kamarku.

Aku memicingkan mataku melihat cahaya yang masuk melalui jendela kaca ku, "Tamu? Siapa?"

"Emb.. ituloh. Gadis cantik anak bibi Joe" ucapnya semangat.

Aku hanya ber oh panjang dan segera bangkit menuju ke kamar mandi. Hingga suara ibuku menghentikan ku.

"Berpakaian yang rapi dan sopan,Rio. Ibu tidak mau kamu terlihat buruk di depan tamu kita nanti"

Aku berdecak lalu kembali berbalik melihat ibuku yang tengah merapikan kasurku.

"Oh ayolah, Bu. Apakah sebegitu penting tamu ini?"

"Sudah siap-siap saja sana. Lihat kejutan yang akan kami berikan padamu" jawabnya sambil tersenyum aneh.

Tidak biasanya ibuku berkata demikian. Tapi ya sudahlah, aku mengedikkan bahu dan kembali melangkah melanjutkan niatku tadi.

***

Aku turun dengan baju santai ku di rumah, hanya dibalut kaos putih dan celana pendek hitam. Aku bergerak menuju meja makan. Disana, semua sudah berkumpul.

Aku mengernyit bingung melihat seorang gadis yang tengah duduk malu-malu di kursi samping bang Edo. Dengan ragu aku duduk di seberang mereka berdua. Aku bisa melihatnya tersenyum walaupun dia menunduk.

"Pagi semua!", sapaku.

"Pagi"

Mereka menatapku sambil tersenyum hangat, tak terkecuali gadis itu. Ku akui senyumnya begitu manis.

"Biasa aja dong kalo natap", ucap bang Edo sambil melempar timun ke arahku.

Aku berdehem dan beralih menatap ibuku yang tengah menata menu sarapan di atas meja.

Baru saja aku hendak bertanya, ibuku telah mengatakannya.

"Iyaa, Rio. Dia putri bibi Joe. Gimana? Cantik, kan?" Ibu melirik gadis di depannya.

Aku memutar bola mataku malas. Entah kenapa aku tidak menyukai suasana pagi ini. Aku tidak ingin berlama-lama di meja makan.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang