Bagian || 47

308 9 0
                                    

Gemes aku tuh kalau kalian bandel kek anak SD kelas satu kek gini hshshshshsh
Buat ngasih aku reward aja gamau ih kalian, nangis :(

Keep reading guys 😚

***

“Huftt capeknya”

Brukkk!

Aku menggelengkan kepalaku ketika isteri ku itu membanting tubuhnya di atas kasur. Semua paperbag nya dilempari asal ke sofa sebelah jendela kaca kamar ini. Aku membuka jendela balkon setelah sebelumnya melepas jaket ku.

Hari ini kami cukup lelah. Seharian bermain air di Pantai Kuta lalu berlanjut pindah ke Bali Galleria Mall untuk menghabiskan uang kami dan bersenang-senang disana. Ini pukul delapan malam dan kami sudah makan malam disana juga. Kali ini hanya rasa lelah yang menyelimuti.

“Kamu nggak mau mandi dulu aja?” tanyaku padanya yang masih telentang menghadap langit-langit kamar bernuansa putih ini.

“Nggak ah, males, mager, capek juga. Kalau kamu mau mandi, mandi aja” ucapnya.

Aku tersenyum tipis dan beranjak menuju balkon yang menampilkan pulau ini. Indah. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa diriku ini tak lengkap. Masih ada sesuatu yang mengganjal, dan kurasa aku tau apa itu.

“Rio”

Aku menoleh ke belakang dimana isteri ku tengah berdiri menatapku. Aku hanya mengangkat alisku untuk bertanya ada apa padanya.

“Kamu beneran nggak mandi?”

“Kamu duluan aja. Aku bisa nanti, masih capek”

“Yaudah. Aku duluan ya?”

Aku mengangguk dan isteri ku itu pun segera membawa handuk dan pakaian nya menuju kamar mandi. Aku kembali menatap ke luar hotel ini. Aku hampa. Benar-benar terasa sepi. Hidupku sempat menyenangkan, namun itu semua hanya sekejap. Semua telah hilang sejak aku meninggalkan gadis bodoh itu. Semuanya berubah. Diriku dan juga kehidupanku.

Cliing..!

Aku merogoh ponselku yang ada di saku celana. Membuka flap nya dan aku benar-benar terkejut melihat sang pengirim pesan. Lebih terkesiap lagi dengan apa isi pesan itu.

Lala
Aku ingin bicara. Temui aku di Espress Coffee House sekarang

Aku menghela napasku dan menutup layar ponselku kasar. Ini baru pertama kalinya aku tidak ingin menemuinya. Ada yang aneh dengan diriku. Apakah aku merindukannya? Iya. Tapi kenapa aku tidak ingin bertemu? Aku malas.

Aku pun segera menyambar jaket yang baru saja ku lepas itu dan mendekat ke arah kamar mandi dimana isteri ku berada. Aku mengetuk pintunya namun tak ada sahutan dari dalam. Mungkin dia tak mendengarnya.

“TIA. AKU KELUAR BENTAR. KAMU TIDUR AJA DULU NGGAK PAPA. NGGAK USAH NUNGGU AKU PULANG. MUNGKIN AKU BAKAL LAMA”

Aku mendengar sahutan dari dalam. Syukurlah dia mendengarnya. Aku beranjak keluar kamar dan menuju ke tempat dimana aku akan menemui gadis bodoh itu lagi. Semoga aku bisa berpikir jernih dan tak membuat kesalahan. Aku sudah memutuskan bahwa ini adalah keputusan ku yang bulat.

Tapi sebelum itu aku mengirimi pesan kepada isteri ku agar dia tak mencari ku. Memang aku sudah berpamitan dan siapa tau tadi aku hanya salah dengar. Alhasil aku melakukannya.

Me
Aku keluar. Kalau mau tidur duluan aja nggak papa. Mungkin aku bakal lama

Aku menghembuskan napas panjangku dan mulai melangkah keluar hotel dan memesan ojek online agar cepat sampai daripada harus berjalan kaki. Aku sudah sangat lelah hari ini. Semoga semuanya berakhir baik.

ENDEAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang