8. Hari Sial

337 36 48
                                    

Kelabu berhasil mengalahkan sinar mentari. Akhir-akhir ini kelabu senantiasa menghiasi angkasa. Sedangkan, mentari malu-malu untuk menampakkan diri. Mulanya Raihan ingin berangkat sekolah mengendarai ninja hitamnya, namun cuaca tak mendukung. Akhirnya Raihan memutuskan untuk mengendarai pajero hitamnya.

Hari ini ia tak seperti biasanya, ia tak menjemput Rara terlebih dahulu. Semalam Rara sudah memberi tahu Raihan jika ia akan berangkat sekolah bersama teman-temannya. Aya lah yang mengajak Rara dan teman-temannya untuk berangkat bersama mengendarai mobil barunya, kalian pasti tahulah apa maksud Aya sesungguhnya. Pamer.

Di dalam mobil Aya tak henti-hentinya bercerita bagaimana ia bisa diizinkan membawa mobil dan dibelikan mobil baru. Yang lain hanya mengangguk-angguk menanggapi cerita Aya.

Kinta tampak sebal melihat Aya yang tak fokus mengendarai mobil dikarenakan sibuk berceloteh.

"Ya buru dong, keburu telat ni."

Mendengar ucapan Kinta, Aya menanggapinya dengan santai, "Halah, tenang aja, nikmat-nikmatin dulu di mobil baru gue."

"AYAAA INI DAH JAM SETENGAH TUJUH," teriak Naomi yang juga mulai geram dengan Aya yang tampak santai.

SMA Putra Bangsa memang mempunyai jadwal masuk lebih awal dari sekolah yang lain. Pukul tujuh kurang lima belas gerbang sudah ditutup. Ini alasan mengapa mereka tampak cemas, takut jika terlambat masuk sekolah.

"Ya buruan dong."

"Gue berasa supir di sini."

"Udah, ga usah banyak bacot, nyetir aja yang bener."

Mendengar keluh kesah teman-temannya, Aya mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, lampu merah berhasil diterobosnya. Pukul 06.40 mereka sampai di tempat penitipan motor dan mobil, Aya yang notabenenya belum memiliki SIM terpaksa harus memakirkan mobilnya di luar sekolah. Lantas dengan mantap mereka melangkahkan kaki memasuki gedung sekolah yang terkesan mewah. Memang banyak yang mengatakan jika gedung SMA Putra Bangsa bak istana kerajaan. Berlebihan memang, namun memang itu kenyataannya.

Tepat sekali, sesampainya di kelas bel terdengar nyaring menandakan akan dimulainya kegiatan belajar mengajar. Seperti biasa, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, semua warga Putra Bangsa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Putra Bangsa bersama-sama. Terdengar intro lagu Indonesia Raya dari speaker sekolah. Segera warga Putra Bangsa menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan mars Putra Bangsa.

Bagi yang muslim setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya mereka biasa mengaji bersama-sama, lalu dengan yang non muslim biasanya mereka membaca kitab suci agama masing-masing.

Sudah sepuluh menit sejak bel masuk berbunyi bu Tutik tak kunjung datang.

"Bu Tut mana sih, kebiasaan banget telat, gue ga sabar belajar matematika nih," celetuk Naomi.

Aya di sebelahnya hanya memutar bola mata malas, "Iya deh percaya yang jago matematika."

"Jelas," kata Naomi sombong seraya mengibaskan rambutnya.

Rara merasa hari ini hari di mana teman-temannya berubah menjadi seorang yang sombongnya minta ampun. Ternyata dua sejoli itu sama saja, sama-sama sombongnya. Tapi tak apa, mau bagaimanapun juga, mau seburuk apapun sikap sahabatnya, mereka tetap sahabat Rara.

"Ga Aya ga Naomi sama aja, sama-sama songongnya naudzubilah."

"Untung temen gue, kalau bukan udah gue tendang sampai ke mars," tambah Nessa.

"Eh pak sleeping pak sleeping."

Terdengar seruan dari kubu laki-laki menandakan guru akan datang.

Zona NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang