7. Rumah Rara

355 45 38
                                    

Butiran hujan yang jatuh ke bumi memang sangat menyejukkan layaknya kamu yang mampu menjadi penyejuk bagi orang sekitarmu, termasuk aku.

Begitu banyak makna mengenai kata hujan. Setiap insan memiliki makna hujan yang berbeda-beda. Bagi seseorang, hujan merupakan rahmat dari Tuhan, juga sebagai penanda kesuburan dan kemakmuran. Ada pula yang mengatakan jika hujan mengingatkannya pada memori-memori kelam di masa lalu. Ada pula yang mengatakan bahwa hujan itu romantis, mungkin romantis bagi seseorang yang pernah menciptakan momen romantis bersama orang yang ia cintai disaat hujan.

Bagi Raihan, hujan mengajarkan tentang keikhlasan dan perjuangan. Hujan yang senantiasa mengguyur bumi meski jatuh berkali-kali. Ia belajar ikhlas dari hujan, mengikhlaskan seseorang yang ia cintai pergi untuk selamanya, meninggalkan orang-orang yang menyayanginya, meninggalkan memori-memori yang masih melekat dan mungkin akan terus melekat.

Satu tahun yang lalu, dalam satu hari dan ketika hujan tengah mengguyur kota, Raihan ditinggalkan oleh dua perempuan yang sangat ia cintai. Sempat merasa tidak ikhlas, kesal, sedih, kacau, kecewa. Namun, seiring berjalannya waktu ia belajar ikhlas. Ia percaya bahwa yang hilang akan digantikan.

Tentang perjuangan, satu tahun yang lalu, ia pernah berjuang untuk menaklukkan hati seseorang yang ia cintai. Namun, hujan membawanya pergi. Baik, tak apa, ia akan tetap berjuang laksana hujan yang ikhlas meski jatuh berkali-kali.

Selain itu, bagi Raihan, hujan itu seperti dia, menyejukkan. Dia yang mampu menjadi penyejuk bagi orang-orang disekitar. Siapa lagi kalau bukan-----Nazira.

Pajero hitam milik Raihan terus melaju menerjang hujan lebat yang tengah membasahi bumi kota metropolitan. Lima belas menit perjalanan, sampailah ia di tempat pulangnya, rumah. Raihan lantas melangkahkan kakinya menuju bilik kamarnya. Ia segera membasuh diri. Setelah ia selesai membasuh diri terdengar gebrakan pintu kamar.

BRAAAK.

Betapa terkejutnya Raihan. Beruntung jantungnya baik-baik saja. Dilihatnya wanita yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Raihan.

"Untung gue dah pake celana," kata Raihan yang tengah mencari kaosnya.

"Baru tau gue kalau lo sixpack," ujar wanita itu seraya senyum-senyum melihat Raihan yang telanjang dada.

Raihan berbalik dan menatap wanita itu.

"Terkesima juga kan lo."

"Gue tarik omongan gue."

"Lo kata pesan whatsapp bisa ditarik-tarik?"

"Seharusnya gini, lo kata hubungan kita tarik ulur mulu kek layang-layang."

"Najis, gue bilangin suami lo kalau lo gatel ke gue," ucap Raihan sembari memasang wajah jijik.

"Gue gorok juga lo," balasnya sadis.

"Ngapain lo ke kamar gue? Ga sopan banget ga ketok pintu dulu,

"Tadi gue ngapain ya ke kamar lo?Oh iya gue inget, gue mau nanya, lo udah ke makam mama belum?"

"Udah."

"Sama siapa?"

"Temen gue."

"Cewek atau cowok?"

"Cewek."

"Kenalin ke gue, mau gue ajarin masak." Wanita itu memang tengah rajin mengikuti kelas masak, akhir-akhir ini ia pun kerap memasak untuk orang rumah.

"Lo mau ngajarin masak atau mau ngajarin buat racun?"

"Dua dua nya boleh lah, bakat gue dalam segala bidang."

Zona NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang