lamunan

258 52 1
                                    

"kau kenapa?" Park Chanyeol tersenyum dengan bodohnya tanpa memedulikan pertanyaan Jung Eunji sore itu.

"Hey Park Chanyeol-ssi!" Yeoja dengan penampilan sedikit tomboy itu mulai melambaikan tangannya tepat di hadapan namja bernama Park Chanyeol.

"PARK CHANYEOL!!!" Dengan suara meninggi yeoja itu masih berusaha memanggil namja itu dari lamunannya.

"EOH WAE?!" Dengan kaget akhirnya kesadaran namja itu kembali ke permukaan.

Sudah sejak sepuluh menit yang lalu seorang Park Chanyeol asik dengan dunianya sendiri. Tepatnya setelah pukul 21.30 saat live music vivapolo harus berakhir.

Hari ini adalah hari Jumat, hari dimana tidak ada seorang Oh Ha Young. Dan hanya ada penampilan solo dari Chanyeol.

Namun setelah penampilan Solonya berakhir, Park Chanyeol tak beranjak dari posisinya yang duduk manis di balik sebuah keyboard. Ia hanya diam melamun sambil sesekali tersenyum tanpa alasan.

"Kau melamun Chan," setelah kesadaran Chanyeol kembali Eunjipun pergi meninggalkannya.

"KAU MELAMUN JOROK YA!" Teriak Yoora yang dari tadi sudah tertawa kecil saat Eunji berusaha membangunkan Chanyeol.

'kalau Chanyeol sadar sedari tadi Eunji mengamati dari dekat tingkah bodohnya, pasti Chanyeol akan segera mengundurkan diri dari kerjaan bernyanyi di mini stage karena malu dengan wajah bodohnya itu' hal itu yang dari tadi di pikirkan oleh Yoora sepanjang menyaksikan Eunji yang berusaha menyadarkan Chanyeol.

"Enak saja, aku tidak melamun ya" Chanyeol berusaha membela diri.

"Kalau bukan melamun apa namanya? Latihan drama menjadi orang gila eoh?" Celetuk Chan Eomma yang keluar dari arah dapur.

"Eomma kenapa kau membela Yoora?" Akhirnya namja itu beranjak dari mini stage.

"Eomma tidak mencoba membelanya, eomma hanya sedih dengan putra mahkota ini. Kenapa bisa wajah tampannya berekspresi bodoh seperti tadi selama sepuluh menit?"

"Eomma aku tidak seperti itu tau!" Namja itu masih kekeh mempertahankan harga dirinya.

"Ya Tuhan, Eunji ekspresi Chanyeol sepuluh menit tadi sangat bodoh bukan?" Yoora mulai menjadi api yang memanaskan keadaan.

Sang empunya nama hanya mengangguk di tengah situasi tegang antara Yoora dan Chanyeol.

"A... Apa iya?" Dengan kikuk Chanyeol menggaruk punggung kepalanya yang tak gatal sama sekali.

Dan sekali lagi Eunji hanya mengangguk, dan anggukan itu sukses membuat Chanyeol terduduk di lantai karena malu.

'mati aku, aku sudah kalah berperang karena menginjak ranjau ciptaanku sendiri!'

Yoora dan Chan Eomma tertawa lepas setelah saling memandang karena sangat paham dengan situasi yang Chanyeol hadapi.

"Ketimbang kau duduk disana, kau buang sampah di dapur saja sana." Chan Eomma adalah sosok wanita penyelamat hidup Chanyeol. Perintah membuang sampah dari baginda ratu sukses mengeluarkan putra mahkota dari situasi malu karena ekspresi bodoh melamunnya.

"Ne eommoni, akan ku buang" dengan lemas Chanyeol berjalan ke dapur untuk menjalankan perintah dari baginda ratu.

"Immo, ada apa dengannya?" Tanya Eunji dengan polosnya.

"Wah kalau dari gejalanya," Chan Eomma mencoba menarik Eunji untuk lebih penasaran lagi. Sukses, Eunji semakin memajukan wajahnya ke arah Chan Eomma untuk mendengar penjelasan dari wanita paruh baya itu, "menurutku itu gejala malarindu,"

"Malarindu?" Eunji mengulang ucapan Chan Eomma.

"Nde, penyakit para remaja saat jatuh cinta" timpa Yoora.

"Penyakit remaja, hey memang kau sudah tua sampai bilang begitu? Usia kalian itu sama," balas Chan Eomma.

"Ah tapi anak immokan berbeda denganku, sudah ada di depan mata tapi hanya bisa diam-diam memandangnya" dan ucapan Yoora sukses membuat dirinya mendapat plototan tajam dari Chan Eomma, "ah iya iya ampun immo, mian"

Eunji hanya diam menyaksikan percakapan antara bos dan karyawannya itu. Dia tidak mengerti apa yang keduanya sedang bahas, dan masalah lamunan Chanyeol ia simpulkan sebagai lamunan biasa saja. Toh namanya juga remaja, apalagi sedang kuliah dengan tugas yang banyak. Eunjipun juga sering melamun, meski tidak senyum-senyum sendiri seperti yang Chanyeol lakukan.

"Baiklah! dari pada mengurusi anak lelakiku itu, lebih baik kita beres-beres toko saja. Sudah jam sepuluh, Yoora Eunji ayo berbenah!" Chan Eomma mulai berdiri dan menaruh kursi tamu ke atas meja.

Yoora dan Eunjipun ikut membereskan vivapolo agar keduanya bisa segera pulang ke rumah masing-masing.

"Sudah selesai, terimakasih untuk malam ini!" Teriak Chan Eomma dan di jawab dengan teriakan kamshamnida dari Yoora dan Eunji.

Eunji sudah berganti dari seragam karyawan dengan pakaian yang ia pakai untuk ke kampus pagi tadi. Vivapolo sudah terkunci dengan aman, Eunji sudah memberikan salam perpisahan kepada Chan Eomma dana Yoora.

Yoora pergi dengan bis yang berbeda arah dengannya, sedang Chan Eomma pulang dengan mobil yang di kendarai oleh Chan Appa.

Kemana Chanyeol pergi? Itulah yang sedari tadi Eunji pikirkan. Tepatnya setelah di suruh membuang sampah batang hidung namja bertubuh bak jerapah itu tak kunjung muncul lagi.

Padahal Eunji sangat ingin berbicara empat mata dengan Chanyeol dan membahas insiden hari pertama kuliah waktu itu.

Dan entah kenapa tidak pernah ada waktu untuknya berduaan dengan Chanyeol dan mengobrol banyak hal, termasuk mengenai pagi hari di hari pertama kuliah itu.

Eunji tidak pernah merasa tidak aman sepanjang ia tinggal di Seoul, apalagi Seoul di malam hari. Namun hari ini rasanya berbeda, terutama saat di halte bis tadi. Rasa aman baru ia dapat saat dirinya sudah duduk dengan nyaman di dalam bis.

Ini adalah pengalaman pertamanya berjalan dengan cepat dan was-was setelah menuruni bis. Biasanya ia akan berjalan santai sambil mendengarkan musik western dengan earphone miliknya.

Tapi hari ini rasanya berbeda, dan ia yakin ia tak boleh berlama-lama berada di Seoul pada malam hari.

* * *

September 2018

Hi Jung Eunji, masih ingat aku? Ia aku masih namja yang sama seperti yang kemarin. Aku masih Park Chanyeol calon namjamu itu.

Tapi ada sesuatu yang berbeda untuk hari ini dari kemarin, hari ini aku sukses mempermalukan diriku di hadapanmu dengan lamunan bodohku.

Ah maaf, sebenarnya bukan lamunan bodoh karena sejujurnya aku sedang melamunkan senyumanmu saat membaca tulisanku di diarymu ini nantinya. Membayangkan dirimu dengan status sebagai yeoja chinguku dan membaca diary ini dengan bahagia.

Tentu saja bayangan itu sukses membuatku tersenyum tanpa henti!

Bahkan tadi eomma dan Yoora bilang aku melamunkanmu sampai sepuluh menit. Ya Tuhan sungguh aku malu, kau melihat wajah bodohku di saat yang tak tepat.

Aku takut, takut kau merasa aku memalukan dan tak layak menjadi namjamu.

Saking malunya malam inipun aku gagal membawamu naik ke atas bangku penumpang ninja ke sayanganku. Padahal saat menghayal tadi aku juga sudah menghayalkan sukses mengantarmu pulang ke apartemenmu. Tapi sayang aku gagal mewujudkan hayalanku:(

Aku hanya mampu mengekorimu dengan diam-diam sampai kau tiba di apartemenmu. Ternyata jalanmu itu cepat juga ya, apa ada hubungannya dengan kisah masa lalumu?

Apa perbuatan tidak senonoh namja bernama Tao itu membuatmu selalu waspada dengan lingkungan sekelilingmu?

Ya Tuhan aku sungguh tidak sabar membuat kewaspadaanmu itu berkurang, karena aku yang akan selalu melindungi langkahmu kelak.

Sudah percayakan saja padaku, dan andalkan aku.

Kapan ya momen itu bisa sungguh-sungguh terwujud?

Sudah dulu ya,
- namja yang menantikan momen indah bersama seorang Jung Eunji.

* * *

Bersambung

River Flow [COMPLITED] | {PARK CHANYEOL & JUNG EUNJI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang