midnight call

297 61 3
                                    

Busan, 2015

Aku menangis melihat orang menangis, tertawa melihat orang tertawa, ya Tuhan hidupku terlalu datar dan mudah di tebak.

Apa orang juga akan kasian padaku jika mengetahui kisahku?

Mungkin tidak, oppaku selalu tersenyum dan menguatkan ku setiap aku teringat kejadian itu.

Malam ini aku menonton miracle in cell no.7 kembali bersama eonni dan Oppa ku, kalian tau aku menangis paling kencang di antara mereka.

Ya keluarga kami selalu menonton ini karena appa sangat ingin anaknya mengucap syukur bahwa Appa mereka sehat serta keluarga kami lengkap dan hidup bahagia bersama.

Klise bukan? Tapi itu lah keluargaku,

Tau tidak hal paling luar biasa? Ha Young dan Sehun sudah resmi menjadi kekasih.

Apapun yang terjadi, semoga si brengsek itu tidak melukai temanku.

Kalau ia berani, ku remukan rahangnya!

Eunji.

Ku tutup curhatan Eunji malam itu dengan perlahan, ya Tuhan pantas saja Eunji dan Sehun terlihat tidak akur. Eh bahkan mereka memang tidak akur, aku harus benar-benar tangguh melawan mind set Eunji ini.

Ayo Park Chanyeol kau pasti bisa!!!

Sekarang sudah pukul sebelas malam, aku mengantar Eunji menggunakan subway.

Dari apartemennya aku pulang sendiri dengan bis. Tidak apa tidak memboyongnya dengan motor kesayanganku itu. Yang penting ia sampai rumahnya dengan selamat bukan?

Sampai rumah Eomma langsung mengomeliku, "kau itu harusnya mengajak anak perempuan berkencan ke tempat yang romantis. Buat apa pergi ke Namsan sore-sore! Dan kenapa naik bis sih? Sudah Eomma modali dengan motor agar kau terlihat keren, eh kau malah naik bis begitu"

Ya ya ya biarlah Eomma berkata apa, yang penting aku padamu Eunjiya.

Toh Eomma belum terlalu mengenal bagaimana kepribadian yeoja galak itu.

Tapi ada satu saran Eomma yang ku pikirkan sampai detik ini, "telpon gadismu itu, tanyakan apa sudah sampai, atau apakah lelah atau apa kek"

Apa aku harus menelponnya? Kalau iya, artinya lagi dan lagi eommaku sukses menjadi penulis skenario hidupku.

Tapi

Apa salahnya mencoba toh?

* * *

Akhirnya namja bertelinga caplang itu mengetik nama Jung Eunji di kontak ponsel pintarnya.

Sekali klik, jempol namja itu sukses memulai panggilan dengan sang pujaan hati.

Ayolah angkat panggilanku,

Sedang Eunji dengan aneh membaca nama 'jangan berharap' tertera di layar panggilan masuk ponselnya.

Bukankah jangan berharap itu nama untuk kontak seorang Park Chanyeol?

Yeoja itu masih ingat baru kemarin ia menamai nomor Chanyeol dengan tulisan jangan berharap.

Ragu,

Namun jempolnya memilih untuk menerima panggilan dari Park Chanyeol.

"Wae?" Dengan ragu Eunji memulai panggilan dari Chanyeol.

River Flow [COMPLITED] | {PARK CHANYEOL & JUNG EUNJI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang