namja tipe ketiga

271 61 13
                                    

Aku segera pulang, motor ninjaku membelah angin malam kota Seoul dengan cepat.

Aku harus segera memuaskan rasa canduku atas diary coklat itu.

Rumahku sudah sepi, seluruh lampu kecuali lampu dapur sudah mati. Dengan perlahan aku berjalan ke kamar agar tidak membangunkan penghuni rumah lainnya.

KREK, akhirnya aku sampai di kamar yang ukurannya 3 x 3 meter.

Dimana aku menaruh diary itu ya?

Oh iya benar! Aku menaruhnya di tempat kumpulan komikku.

Diary itu bersampul coklat polos, sangat mudah mengenalinya di tengah tumpukan komikku yang colorful.

Stiker berbentuk hati masih merekat di cover buku diary itu.

JUNG EUNJI, tulisan pertama yang kubaca saat membaca halaman pertama.

Ya Tuhan, apakah ini takdir?

Ku edarkan pandangku ke sekeliling kamar, aku mencari kamera tersembunyi dengan ekspresi bodohku. Ya siapa tau aku sedang berada di sebuah acara televisi yang mengerjai orang-orang.

Dan ternyata tidak ada kamera apapun, jadi ini benar adanya. Diary yang selama ini aku pegang adalah milik Jung Eunji.

Hey tunggu, jangan-jangan ada yeoja lain yang bernama sama seperti dirinya di kampusku.

Untuk memastikan kembali ku baca diary itu. Dear Jung Eunji, maafkan kelancangan namja bernama Park Chanyeol ini ya.

Aku membaca sebuah quote yang berada tepat di bawah nama pemilik buku diary itu.

Jika menjadi lemah membuatmu di remehkan orang lain, lakukanlah semua hal dengan kekuatanmu yang kau minta dari Sang pencipta.

Ok, quote ini sangat berbau Jung Eunji. Berani, penuh semangat dan mandiri.

Kembali ku buka diary itu perhalaman.

Sebuah agenda tahunan, tepatnya tahun 2015.

Jadwal mata pelajaran SMA di Busan dan jadwal kegiatan lainnya.

Pasti ini benar milik Eunji yang aku kenal, Jung Eunji yang mungkin akan menjadi teman hidupku kelak.

Kenapa aku yakin? Pertama nama Jung Eunji itu sangat jarang ku dengar, kedua mereka sama-sama dari Busan. Sudah pasti pemilik buku diary ini dan yeoja pemberani yang membenci namja adalah sosok yang sama.

Setelah lembaran agenda berlalu, tibalah saatnya aku harus kembali membaca diary itu. Tepatnya curhatan pertama Eunji di diary itu. Aku sudah lupa isinya membahas apa, tapi sepanjang membaca diary itu yang ku ingat adalah tentang keberanian si penulis.

Kubaca kembali tulisan itu.

Langkah baru

Busan, 8 Juli 2015
Untuk pertama kali suaraku bisa keluar untuk menyatakan kebenaran. Tepatnya setelah kejadian terkurung di masa SMP itu. Aku melihat Pak Kim memegang paha Jiyeon saat Jiyeon menanyakan langkah mengerjakan matematika di sebelahnya. Tepatnya tadi sore setelah aku piket kelas. Awalnya aku takut, bahkan kakiku langsung lemas dan jatuh terduduk, tapi aku tidak mungkin membiarkan yeoja sepolos Jiyeon menjadi korban sepertiku. Dengan cepat ku potret dengan suara penuh kegiatan bejat Pak Kim.

Pak Kim dengan cepat sadar dengan kehadiranku, dia mengejarku disaat ku coba berlari darinya. "Saem harus melaporkan sendiri kelakuan Saem, atau aku yang mengirim foto kelakukan bejat Saem ke comite sekolah!" Teriakku sambil berlari.

Aku tau tim comite masih rapat di ruang kepala sekolah, karena itu aku sengaja berlari kesana. Aku sungguh lelah, hal ini karena aku baru saja mempiketi seluruh kelas sendirian. Tapi kelelahan ku membawa hasil! saat aku diam di depan ruang comite, aku kembali menawarkan penawaran yang sama pada Kim Saem. Dengan cepat guru itu melangkahkan kakinya ke dalam ruang kepala sekolah.

Sekali lagi aku bersyukur, aku mampu membantu seseorang hari ini. Semoga aku akan menjadi semakin kuat hari demi hari.

Eunji, Juli'15

Oh God, entah melalui menatapnya dalam kenyataan atau mengenalnya melalui ceritanya. Aku benar-benar jatuh hati pada sosok ini.

Aku kembali mengingat hari pertama aku bertemu dengannya. Dia yang dengan tangan kosong meneriaki kegiatan tak senonoh senior kami. Dia yang hampir terserang balik namun tetap kokoh mau melawan senior itu. Dia yang selalu memasang ekspresi kecut kepada namja.

Dan sial, kau bodoh Chanyeol. Pasti ada suatu alasan yang menjadikan yeoja semanis Eunji selalu kecut kepada namja.

Bodohnya dirimu tak sadar penulis diary ini adalah yeoja yang kau kagumi.

Kalau kau sadar dari dulu mereka adalah sosok yang sama, kau akan tau bagaimana cara memperlakukan yeoja itu dari dulu!

Harusnya kau sadar kalau masa lalunya adalah alasan kenapa ekspresi kecut itu selalu di sana. Dasar Park Chanyeol bodoh!!!

Kembali aku membalik halaman diary tersebut.

Setelah melewati lirik lagu skyscraper dari Demi Lovato, aku membaca dengan seksama cerita berikutnya.

Busan, August 2015

hari ini Ha Young menghampiriku dan mengajakku pulang bersama. Dia teman yang baik, sangat baik. Tapi aku merasa bersalah akan banyak hal atasnya, terutama insiden saat di junior high school itu. Aku suka bermain dengannya, dia menerimaku meski tak banyak hal yang kuberikan padanya. Aku merasa sudah menjadi parasit di dalam hari-harinya. Ya meski saat pulang bersama ujung-ujungnya kami membuntuti namja albino itu. Oh tuhan Ha Young, harusnya dia berhati-hati dengan kaum namja. Namja itu hanya ada dua jenis di dunia ini, bajingan dan banci. Jika Tao adalah bajingan, namja albino itu mungkin jenis yang lainnya. Tapi tetap saja aku tidak terlalu setuju bila sahabat sebaik Ha Young mengejar namja seperti itu.

- Jung Eunji, Fighting!

Aku membaca ulang curhatan Eunji, karena diriku yang begitu bodoh. Aku harus mengulang berkali-kali curhatan pertama dan kedua.

Ya Tuhan! Apakah saat SMP Eunji pernah menjadi korban pelecahan oleh namja bajingan bernama Tao ini?

Pantas baginya hanya ada dua jenis namja di dunia ini.

Hey Eunjiku, aku akan membuatmu sadar bahwa saat ini ada tiga jenis namja di dalam hidupmu. Pertama bajingan, kedua banci dan ketiga adalah pangeranmu. Dan aku akan buktikan bahwa aku adalah tipe ketiga.

Jika namja bajingan bernama Tao ini membuatmu jadi yeoja paling berani dan mandiri yang pernah aku kenal di sepanjang hidupmu. Aku akan menjadi namja yang membuatmu menjadi yeoja yang hanya akan mengandalkan ku di sepanjang hidupmu.

Tunggu saja, dan nikmati saja skenario hidup yang akan kita mainkan bersama.

* * *

Aku mengambil sebuah pena dan membuka halaman kosong dari Diary itu.

Seoul, 2018

Tulisku disana

Hi Eunji-ssi!!! Namaku Park Chanyeol, kau bisa memanggilku Park Chan.

Aku senang bahwa Tuhan masih memberiku kesempatan untuk mengenalmu melalui diary ini. Apakah aku terkesan tidak sopan? Ah sudahlah, aku tidak peduli. Jika kelak usahaku mendekatimu tidak sebanding dengan cinta yang akan kau terima, kau bisa bilang aku adalah namja paling tidak sopan. Namun, jika ternyata kau menerima cinta yang sangat banyak dariku, kau pasti tidak akan menganggap kelakuanku ini sebagai ketidaksopanan.

Sekarang, aku ingin mengenalmu lebih lagi melalui mendekatimu dan melalui buku ini. Mulai sekarang aku akan terus menulis menggantikanmu sampai cintaku dapat kau terima dengan penuh. Dan saat itu tiba, aku akan mengembalikan buku ini dengan harapan kau akan bisa mengenalku lebih lagi melalui tulisanku disini.

Bukankah itu terdengar adil?

Oh satu lagi, aku tidak peduli tentang 2 jenis katagori namja yang sudah kau pikirkan itu. Karena menurutku ada satu jenis baru yang akan terngiang di pikiranmu siang dan malam. Jenis itu adalah jenis namjamu. Namja chingumu, namja yang dapat kau miliki seutuhnya.

Salamku, calon namjamu.
Park Chan

Aku tersenyum dengan puas sambil menatap tulisanku di buku itu.

* * *

Bersambung

River Flow [COMPLITED] | {PARK CHANYEOL & JUNG EUNJI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang