"MAAF KARENA AKU MEMBOHONGIMU"
07.00 Pagi ...
Sejak mengetahui keadaan kaki ku semalam , aku tidak dapat tidur ...
Yang ku pikirkan , Bagaimana jika Iqbaal mengetahui ini semua ? ...
Aku tidak ingin Iqbaal khawatir , tapi sampai kapan aku akan berbohong kepadanya ...Suara langkah kaki yang terdengar jelas berjalan ke arah kamarku . Dan aku tau itu siapa ...
"Tok... tok ... tok ..." suara ketukan pintu
"Sayang kamu udah bangun ? Aku udah suruh Bik Ina masakin sarapan kesukaan kamu lohhh..." Kata Iqbaal dengan lembut didepan pintu kamarkuApa yang harus ku perbuat ? Aku tidak dapat menggerakkan kaki ku saat ini , dan bagaimana caranya aku untuk turun dan sarapan bersama Iqbaal ...
"Sayang , kamu kok diam aja ? Aku masuk ya" Kata Iqbaal lalu ingin masuk ke kamarku namun tidak bisa karena pintu itu terkunci
"Sayang ... kenapa kamu ngunci pintu kamar nya?" Kata Iqbaal khawatir"Perasaan aku enggak ada ngunci pintu deh." Kataku dalam hati
Kemudian aku memutuskan untuk melihat kearah pintu tanpa bangun dari tempat tidurBetapa terkejutnya aku ... melihat Shalsa tepat berdiri didepan ku dengan senyum indahnya ...
Tapi yang bikin aku kaget lagi adalah
Sayap shalsa kembali..."Shalsa..." Kata ku dengan nada lirih
"Hai (namakamu) , apa kabar ..." Kata Shalsa yang menghampiriku dan memelukku
"Aku baik ... Hanya saja kakiku" Kataku lirih dengan air mata yang menetes
"Aku tau masalah mu ... untuk itu aku datang menjemputmu , kita harus pulang (namakamu) ... waktu kita didunia sudah selesai ..." Kata shalsa
"Maksudnya gimana? Aku enggak ngerti shal" Kata ku bingung"Nanti aku jelasin jika kita sudah kembali ke tempat asal kita" Kata shalsa
"Tapi bagaimana dengan Iqbaal? " Tanya ku dengan Isakan tangis yang tidak dapat dibendung lagi
"Hey ... jangan sedih aku mengerti perasaan mu saat ini ...
Aku juga sudah meninggalkan Aldi" Kata Shalsa lirih
"Terus bagaimana reaksi Aldi?" Kata ku
"Aku telah menghapus ingatannya tentang Ku selama ini" Kata Shalsa yang juga tidak dapat membendung air matanya"Kenapa? Kenapa kamu melakukan hal sejahat itu ke Aldi" Kata ku ke Shalsa
"(Namakamu) aku terpaksa melakukan itu , aku tidak ingin Aldi melihat kondisiku yang semakin lama semakin buruk . Seperti keadaan mu saat ini" Kata Shalsa yang menjelaskan dengan tenang
"Maksud kamu keadaan kaki ku saat ini , karena waktu ku didunia sudah akan selesai?" Tanyaku ke Shalsa dengan nada lirih"Iya (namakamu) dan semakin lama akan semakin buruk . Kamu akan lumpuh , dan terkena leukimia bahkan setelah itu kamu akan mati" Kata Shalsa
"Bukan kah memang seharusnya manusia akan mati ?" Kata ku dengan tawa frustasi
"Iya aku tau ... tapi kamu apa tega melihat Iqbaal akan terus tersiksa dengan melihat kondisi kamu?" Kata Shalsa
"Tapi aku sudah janji sama Iqbaal tidak akan Meninggalkannya Shal" Kata ku lirih"Jadi kamu mau nya gimana?" Kata Shalsa dengan nada lembut
"Aku rela mati Shal demi Iqbaal" Kata ku dengan tertunduk
"Kamu yakin?" Kata Shalsa memastikan pilihanku
"Iya Shal aku yakin" Kata ku dengan nada bicara yang meyakinkan Shalsa"Kalau memang itu keputusanmu , aku tidak bisa melarangnya . Tapi kamu harus jujur ke Iqbaal , ceritakan semua nya tanpa ada kebohongan" Kata Shalsa sambil memegang bahuku
"Iya shal , aku akan coba bicara ke Iqbaal" Kata ku
"Jangan hanya mencoba , tapi harus kamu lakukan (namakamu)" Kata Shalsa dengan senyum
"Iya shal... makasih ya " Kata ku kemudian memeluk Shalsa"Dan aku mau memberitahumu , jangan membahas tentang ku ke Iqbaal , karena dia tidak bakal mengingat ku lagi . Aku sudah menghapus Ingatan mereka tentang ku , kecuali malaikat sepertimu" Kata Shalsa
"Iya Shal ... aku janji enggak akan membahas tentang kamu lagi" Kataku "dan tentang Aldi bagaimana dengan nya ?" Sambungku
"Dia sudah mendapatkan yang lebih baik dari" Kata Shalsa tersenyum pahit
"Siapa shal?" Tanyaku
"Nanti kamu juga bakal tau , Aku pergi dulu ya... Jaga diri kamu ya sayang" Kata Shalsa sambil memelukku kemudian hilang dalam sekejab•••
"Sayang ... kamu denger aku kan?" Kata Iqbaal dari depan pintu kamarku
"Iya bal..." Kataku yang kemudian mengapus sisa air mata yang masih ada dipipi
"Kamu enggak papa kan? Kenapa pintunya dikunci?" Tanya Iqbaal Khawatir
"Aku enggak tau baal....
Tapi aku enggak bisa bukanya" Kataku dengan suara yang cukup kerasBukan karena aku tidak bisa membukanya dengan alasan tidak ada kunci ... hanya saja aku tidak dapat berjalan ke arah pintu kamar untuk membuka kunci itu
"Yasudah bentar ya ... aku tanya Bi Inah dulu untuk ngambilin kunci cadangannya" Kata Iqbaal
"Iya baal" Kata kuIqbaal lari kedapur dan langsung menghampiri Bi Inah yang sedang masak
"Bi ... ada megang kunci cadangan kamar (Namakamu) gak?" Tanya Iqbaal ke Bi Inah dengan nada bicara yang panik
"Ada den ... sebentar ya ...
Ini den ..." Kata Bi Inah
"Tapi den ada apa..." Kata Bi Inah terpotong oleh Iqbaal
"Makasih ... Bik" Kata Iqbaal lalu lari kembali ke depan pintu kamarku"Sayang aku udah nemuin kuncinya ... kamu sabar ya " Kata Iqbaal
"Iya baal" JawabkuKetika pintu kamarku terbuka , Iqbaal langsung menghampiri ku yang ada dikasur dan langsung memelukku erat...
"Kamu enggak papa kan sayang" Kata Iqbaal lirih
"Iya baal . Aku enggak papa kok" Kataku yang membalas pelukan Iqbaal
"Maaf baal ... aku udah membohongi kamu , Tapi aku janji bakal ceritain semuanya ke kamu" Kataku dalam hati dan kemudian terus memeluk erat iqbaalBersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Cinta || Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
FanfictionKalau disuruh pilih , aku cuman ingin hidup untuk melindungi mu ... Karena bagiku kamu adalah hidupku yang sesungguhnya ...? - (namakamu) Pricilla