Part 15:

0 0 0
                                    

Sekarang lo adalah titik fokus gue untuk tersenyum

***

Nazira pamit ke toilet karena ingin menghindari tatapan Fathan yang selalu tertuju padanya.

Nazira tidak nyaman saat melihat manik mata Fathan yang menatapnya dalam dan penuh akan sorot kerinduan.

Semua orang mempunyai pengungkapan kerinduan dan kasih sayang masing masing.Ada yang lewat kata kata,ada yang lewat bahasa dan ada juga yang melalui tatapan mata.

Seperti sekarang ini.Fathan tidak mengungkapkan bahwa dirinya merindukan Nazira dalam sebuan kata kata.Fathan hanya bisa mengobati rasa rindunya melalui tatapan mata yang seakan berkata'gue rindu'.Tetapi,siapapun yang melihat tatapan mata itu akan menebak bahwa jauh dilubuk hati sana ada jiwa yang merasa rindu.

Nazira menatap dirinya di cermin besar wastafel toilet hotel yang dijadikan B'Day Party.Nazira membasuh wajahnya agar lebih segar dan juga menghilangkan rona di pipi yang dengan mudahnya terlukis hanya dengan tiga kata.

Nazira menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan secara perlahan.Nazira merasa tenang sekarang,tetapi kedatangan seseorang membuat jantung Nazira kembali berpacu cepat seperti irama musik yang menghentak sangat keras hingga mendengungkan telinga.

"Gue mau ngomong sama lo"kata gadis berambut bergelombang yang berada tak jauh dari Nazira.

Nazira mengangguk dengan kikuk.Nazira sendiri jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan gadis cantik bertubuh tinggi dan juga pesona wajah yang sangat mengikat kaum Adam.
Untuk berbicara atau menyapa saja rasanya enggan dan takut untuk melihat sorot mata dan juga wajahnya yang begitu menyeramkan.Sebenarnya tidak seram seperti hantu hantu yang ditayangkan atau disiarkan di bioskop dan televisi,menyeramkan dalam kamus hidup Nazira yaitu tatapan tajam yang seolah olah menghardik atau mendiskriminasi setiap orang yang gadis ini tatap.

Walaupun mempunyai tatapan mata seolah mendiskriminasi setiap orang yang gadis ini tatap,tetapi gadis ini tidak pernah membuli lewat sorotan mata atau bertindak diskriminasi kepada semua.Gadis ini baik tetapi pesona tajamnya yang membuat sedikit menyeramkan.

"Lo pilih salah satu diantara mereka kalo lo gak mau lihat mereka lebih terluka".

Nazira mengerutkan keningnya bingung kemana arah pembicaraan yang dilontarkan gadis ini.

"Gue mau kasih pengandaian sama lo.Ibaratnya lo melemparkan sebuah  koin,setiap koin mempunyai dua mata sisi yang harus terpilih saat koin itu terlempar.Dari dua sisi itu pasti salah satunya akan terpilih.Gak mungkin kan koin itu memperlihatkan 2 mata sisi sekaligus?"tanya gadis itu tatapan tajam ke arah Nazira.

Nazira mengerutkan keningnya kembali"apa hubungannya gue sama koin?"

Gadis itu maju satu langkah agar lebih dekat dengan Nazira.Nazira memundurkan tubuhnya agar menjauhi tubuh gadis ini yang lebih menjulang darinya.

"Lo harus pilih antara Fathan atau Erlangga.Lo!"tunjuk Freya ke arah Nazira.

"Lo gak bisa Ra permainkan mereka berdua.Mereka juga punya hati yang bisa terluka.Mereka bukan robot yang gak bisa merasakan apapun.Mereka bukan mesin yang dibanting terus pecah berserakan lalu bisa disatukan kembali.Mereka itu punya hati Ra!Hati.Dan hati adalah bagian terapuh dari manusia"

Nazira menelan salivanya dengan susah payah"Gue gak permainkan mereka berdua.Asal kak Freya tahu,gue udah menjauh dari kak Fathan.Dan gue gak kasih harapan ke kak Fathan"

"Tapi kalian masih saling suka kan?Lo gak bisa Ra kayak gitu.Terus Erlangga lo kasih maan hah?dia cuma jadi pemeran kedua?atau cuma jadi pelampiasan?Erlangga juga punya hati Ra.Erlangga juga punya perasaan yang gak bisa lo sakiti terus menerus.

"It––"

"Gue tahu lo masih suka sama Fathan.Dan Fathan pun juga masih suka lo.Gue bukan orang suka mencampuri urusan orang.Gue cuma jengah aja Ra liat lo yang kayak cewek labil"

Nazira menahan mati matian agar tidak mengeluarkan segala keluh kesahnya dan juga amarahnya.Nazira berusaha untuk tetap mendengarkan apa yang akan Freya katakan.

"Pilih salah satu.Gue ngomong kayak gini bukan berarti gue suka sama Fathan ataupun Erlangga.Gue cuma gak tega melihat mereka terluka karena gadis labil kayak lo.Pilih salah satu Ra.Jangan kasih harapan ke mereka berdua"

Nazira memberanikan diri untuk menatap Freya"gue"tunjuk Nazira pada dirinya sendiri.

"Gue akan pilih salah satu dari mereka sebagai jawaban kalo gue bukan cewek labil seperti yang kak Freya katakan sebelumnya.Kak Freya gak tahu apa masalah yang terjadi antara kita.Gue emang udah memutuskan hubungan gue dengan Fathan.Dan asal kak Freya tahu.Gue bukan menjadikan Erlangga sebagai pelampiasan atau pemeran kedua dalam kehidupan gue.Gue menganggap Erlangga lebih dari apa yang ka Freya ucapkan.Gue sayang sama Erlangga.Dan gue akan buat Erlangga bahagia tanpa ada sedikitttt pun luka"

Nazira pamit lalu meninggalkan Freya begitu saja.Nazira mempunyai alasan yang Freya tidak ketahui.Alasan yang mungkin akan Nazira pendam sendiri tanpa orang ketahui bahwa Nazira mempunyai luka yang belum sempat mengering.

***
Nazira duduk bersebelahan dengan Erlangga yang selalu tersenyum kearahnya.Suasana hati Nazira yang beberapa menit yang  lalu memburuk seakan sirna begitu saja melihat senyuman manis dan tulus yang terbit di wajah Erlangga.

Nazira merasa bersalah saat melihat ketulusan yang terpancar dari senyuman Erlangga.

Nazira tak pernah menyangka kalau Nazira diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa mengenal Fathan dan juga Erlangga.Dan Nazira tidak pernah menduga akhir kisah cintanya dengan Fathan berakhir dengan kesedihan.

Nazira tersenyum tak kalah tulus dari Erlangga.

"Stok senyum lo kayaknya banyak banget ya Ngga"

Erlangga tersenyum lalu mengacak rambut Nazira dengan gemas.Erlangga sangat mudah untuk tersenyum.Bahkan dalam keadaan terpuruk Erlangga masih memperlihatkan senyuman yang setiap hari menghiasi wajahnya.
Semua orang ketika terpuruk pasti susah untuk tersenyum apalagi tertawa.Tetapi bagi Erlangga setiap ada goresan luka yang Erlangga rasakan,dengan tersenyum maka luka itu perlahan akan memudar.Bukan malah terluka lalu terpuruk dan berakhir dengan hal hal yang tidak diinginkan.

"Gue kan murah senyum"kata Erlangga membanggakan dirinya.

"Gak kaya lo yang irit senyum"tambah Erlangga lagi.

Pantulan sinar lampu yang menerangi Hotel terpancar di manik mata Erlangga.Bahkan Nazira bisa melihat pantulan dirinya dimata Erlangga yang bersih dan juga sangat indah.

"Mulai sekarang lo adalah titik fokus gue untuk selalu tersenyum"kata Nazira dengan senyum yang mengembang sempurna di wajahnya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warm[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang