'Settle.'
Begitulah caption dari postingan pertama Sejeong setelah menghilang hampir empat bulan lamanya.
Itu adalah satu dari sekian belas foto yang terlihat dengan resolusi jelas memamerkan jemarinya yang terjalin erat dengan seseorang.
Sejujurnya, Jaehyun bukan tipikal manusia yang aktif menggunakan sosial media. Ia hadir disana karena beberapa orang menandainya dan bertanya apakah itu Jaehyun atau orang lain tanpa perduli bagaimana perasaannya saat ini.
Itu terjadi satu minggu yang lalu.
"Jadi besok ujian terakhirmu?"
Jaehyun berdehem. Ten terlihat sibuk memasukkan beberapa baju yang ia butuhkan selama libur panjang semester ini. Ujian terakhirnya sudah selesai dan teman sekamarnya itu berencana kembali ke rumah besok sore.
"Kau benar-benar tidak akan pulang?"
"Nope. Aku ingin sendirian."
Ten menghela nafas.
"Kenapa? Patah hati?"
Jaehyun tidak menjawab, tapi semua orang tau jawabannya.
"Aku sarankan kau untuk pulang. Satu-satunya orang yang mampu menenangkan perasaanmu kali ini hanya ibumu Jaehyun-ah."
"Yeah, akan aku pikirkan."
Jaehyun sedang malas berdebat. Jadi ia memutar tubuhnya menghadap dinding, mengabaikan Ten. Berusaha untuk tidur meski itu adalah hal yang paling sulit untuk dilakukannya belakangan ini.
●●●●
"Kau lihat senyumnya? Astaga sejak kapan Sejeong onnie tersenyum seperti itu?"
Bisik-bisik mahasiswi setelah ujian terakhirnya selesai membawa Jaehyun berjalan menuju koridor kampus.
Jantungnya bertalu cukup kencang terlebih ketika menemukan Sejeong tengah berbincang bersama beberapa temannya dengan gelak tawa yang belum pernah ia lihat.
"Noona.."
Suara Jaehyun menghentikan obrolan. Ia menatap Sejeong dengan ekspresi datar, mencegah gadis itu tau perasaannya yang kalang kabut saat ditinggalkan.
Namun saat Sejeong membalasnya dengan senyuman, entah mengapa seketika saja Jaehyun merasa pertahanannya runtuh.
"Kau benar-benar sudah punya kekasih?" tanya Jaehyun ketika mereka berakhir di atap bangunan kampus.
"Hmm—tunangan lebih tepatnya."
Jawaban itu seketika saja menyakiti Jaehyun. Suara Sejeong yang tenang tanpa beban entah mengapa membuatnya merasa marah. Padahal Jaehyun sendiri tau, ia bukan tipikal lelaki yang dengan mudahnya mengeluarkan emosi.
"Lalu bagaimana denganku?!"
"Memangnya ada apa denganmu, Jaehyun?"
Lagi-lagi jawaban gadis itu membuat Jaehyun terpukul.
"Aku—ya Tuhan! Jadi selama ini waktu yang aku luangkan, tawa dan canda kita, ciuman yang kau berikan, itu tidak berarti apa-apa untukmu?!"
Sejeong terdiam.
"Sebentar.. Jadi kau berharap lebih padaku?!"
"DAMN, LELAKI BODOH MANA YANG TIDAK AKAN BERHARAP PADAMU JIKA KAU MEMPERLAKUKANNYA SEPERTI ITU?"
Ia berbalik, meninju udara melampiaskan amarah. Lalu dadanya bekerja ekstra memompa udara. Kedua tangan Jaehyun bertumpu pada pinggang.
Hening menyelimuti mereka berdua. Jaehyun berusaha menarik nafasnya guna mengisi paru-paru. Ia harus tenang, Mom dan Dad tidak mengajarkannya untuk berbuat kasar pada wanita. Dan seharusnya kali ini pun Jaehyun tetap mampu menerapkannya.
Lalu sekelebat suara Sejeong menarik atensinya.
"Dulu.. aku juga pernah begitu berharap padamu." Mata mereka bersiborok. "Tapi kau tau apa yang kemudian membuatku pergi?"
Jaehyun tidak menjawab. Tidak tau harus menjawab apa. Karena menurutnya, ia sudah memberikan segalanya untuk Sejeong.
"Ada sesuatu dalam diriku yang tidak puas hanya karena bersamamu." lanjut Sejeong pelan.
Jawaban itu mengejutkan Jaehyun.
"Kau terlalu penurut. Terlalu mengikuti keinginanku. Aku berusaha menjalaninya selama ini, berharap sesuatu dalam diriku puas dengan kehadiranmu. Namun kau tetap tidak mampu membuatnya terasa penuh. Mungkin ini terdengar lucu tapi jauh di dalam benakku, aku ingin seseorang mampu menaklukkan sesuatu yang liar dalam diriku. Membuatku tunduk alih-alih memberi perintah. Lama aku berpikir, lalu aku menyadari bahwa aku butuh seseorang yang dominan."
"Then i'll be a dominant for you!"
Sejeong tertawa pelan. Terlihat sangat berbeda dengan dirinya yang selalu tertawa bar-bar beberapa bulan silam. Lalu menggeleng.
"Jaehyun-ah.. aku minta maaf. I know we've tried our best. But.. it just didnt work."
●●●●
Dee's note:
Karna terkadang alasan dibalik perpisahan memang sesederhana itu. Dan kita nggak selalu bisa menyalahkan pihak lain, karena perasaan nggak mungkin dipaksakan, kan?
With love,
Dee ☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Pursuit Happiness | Jung Jaehyun
RomanceA long journey to find you - Jung Jaehyun.